Kisah Deni Mamonto, Korban Longsor di Tambang Bakan yang Selamat: Banyak Suara Minta Tolong
"Saya kemudian berusaha merangkak keluar perlahan.Saat itu terdengar banyak suara minta tolong.Tapi apa daya kami juga berusaha menyelamatkan diri."
Di saat itu Deni menahan sakit, kaki kirinya terjepit batu dan mayat. Perlahan dia berusaha mengeluarkan kaki kirinya.
"Awalnya saya dorong mayat, kemudian batu saya ketuk perlahan-lahan hingga menjadi tiga bagian. Saat itu bebatuan kecil terus berjatuhan. Tangan kiri saya gunakan menangkis batu kecil. Namun tetap saja ada beberapa yang lolos dan kena kening saya," ujar Deni.
Sekitar satu jam kemudian akhirnya Deni terhindar dari baik mayat maupun batu.
"Saya kemudian berusaha merangkak keluar perlahan. Saat itu terdengar banyak suara minta tolong. Tapi apa daya kami juga berusaha menyelamatkan diri," ujar Deni.
Deni akhirnya menghirup udara segar di luar lubang tambang.
"Diluar sudah banyak orang saya diselamatkan, dievakuasi, dan dibawa ke rumah sakit," ujar Deni.
Deni mengatakan masih banyak penambang yang terjebak didalam lubang tambang.
"Ada yang sudah meninggal terjepit batu. Tulang belakangnya sampai keluar," ujar Deni.
Deni mengatakan kejadian ini adalah yang terparah
"Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini. Banyak penambang yang menjadi korban," ujar dia.
Deni mengaku sudah lama menjadi penambang.
Sejak duduk di bangku SMP dia sudah mulai menambang.
Saat ini dia sudah berusia 38 tahun dan masih menambang.
Peristiwa longsor terjadi dalam lubang pengambilan material olahan emas ilegal lokasi tambang Busa, Desa Bakan yang masuk areal kontrak karya PT JRBM, pada Selasa (27/2/2019) malam.
Saat itu diperkirakan puluhan warga masyarakat sedang berada di dalam lubang untuk mengambil material olahan emas, karena banyaknya warga yang sedang mengambil material olahan emas dengan cara digali dengan menggunakan linggis (cara manual).