Bulu Tangkis
Digelar Lusa (6/3/2019), All England jadi Turnamen Dunia yang Bergengsi, Ini Alasannya
Dimulai lusa (6/3/2019) ini alasan di balik bergengsi dan prestisiusnya turnamen All England yang membuat pebulutangkis dunia berambisi menang.
Selain itu, kompetisi ini memiliki derajat yang sama dengan Denmark Open, Malaysia Open, China Open, dan Indonesia Open.
Bedanya All England berada di bawah naungan Olimpiade atau Kejuaraan Dunia BWF.
• Lolos Semifinal IBL, NSH Jakarta Gelar Syukuran Bersama Anak Yatim
3. Total Hadiah
Selain menyabet gelar bergengsi, nominal hadiah yang fantastis menjadi satu hal yang diperebutkan di ajang All England.
Tahun lalu saja total hadiah mencapai Rp 1,37 miliar.
Tentu saja hadiah ini sangat menggiurkan bagi atlet bulu tangkis.
Sebenarnya total hadiah ini tidak sebesar yang diberikan Indonesia Open Super Series Premier maupun BWF Super Series Final.
Namun, nama besar All England ini sangat sulit diabaikan oleh para pebulutangkis dunia.
Ketiga alasan di atas tentu menarik minat pebulutangkis untuk menambah prosi latihan persiapan.
Tak heran jika klub-klub individual mempersiapkan strategi khusus untuk bisa naik podium.
Jajaran pemain Indonesia pun telah meraih gelar pada ajang All England ini.
Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir pernah jadi juara bertahan selama tiga tahun beruntun.
Hendra Setiawan/ Muhammad Ahsan juga pernah berada di podium All England pada tahun 2014.
Pada tahun 2016, pasangan Praveen Jordan/ Debby Susanto turut menyabet gelar All England.
Mulai tahun 2017 hingga 2018 sepertinya menjadi tahun keemasan bagi pasangan The Minions.
All England 2019 ini, Marcus Gideon/ Kevin Sanjaya masih digadang-gadang untuk dapat menyabet gelar ketiganya di All England dan tetap pertahankan gelar nomor satu dunia.
(Tribunpalu.com/Isti Tri Prasetyo)