Intip Bisnis Jastip, Tawarkan Peluang untuk Mendulang Uang dengan Cara Praktis
Selain berjualan online, kini kaum milenial juga menggandrungi bisnis jasa titip atau jastip. Dengan keuntungan menggiurkan, cocok jadi side job lho.
TRIBUNPALU.COM - Setelah menjamurnya bisnis e-commerce dan e-busniness, kini bisnis jasa penitipan atau jastip sedang digandrungi milenial.
Bisnis yang juga memanfaatkan media sosial ini merupakan layanan yang memudahkan para penggunanya untuk memesan barang yang diinginkan.
Konsepnya hampir sama dengan jual beli online, tetapi jastip ini lebih cenderung ke kegiatan jual beli barang yang store atau tokonya tidak membuka cabang di wilayah lain.
Sehingga ketika sedang berada di wilayah itu, penyedia jasa akan memanfaatkan peluang untuk membuka jastip.
Jastip ini bukan hanya berlaku untuk pembelian barang, tetapi juga meliputi oleh-oleh khas, bahkan merchandise suatu acara.
Dikutip TribunPalu dari Kompas.com, rupanya bisnis jastip ini juga cukup menggiurkan dari sekadar berjualan online saja.
Misalnya Dian Fath, wanita yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini membuka jastip sebagai usaha sampingannya.
Ia sudah memulai bisnis jastip ini dari 2018 lalu.
Bisnis jastip yang ia kembangkan cukup unik, yakni peralatan dan kebutuhan rumah.
"Saya membuka jastip pernak-pernik kebutuhan rumah. Lebih spesifiknya sih barang-barang dari toko IKEA," ujar Dian kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2019).
• Dibuka Hari Ini, Lowongan Kerja 11.000 Posisi di BUMN hingga April Mendatang
Ide bisnis ini diakui Dian sebagai ketidaksengajaan.
Pasalnya, ia mengaku hobi berbelanja barang kebutuhan rumah tangga.
"Awalnya karena sering belanja kebutuhan rumah di IKEA. Terus banyak teman dan keluarga yang nanyain barang-barang di sana," tutur Dian.
Jarak rumah pelanggan dengan toko IKEA menjadi alasan lain untuk Dian mengembangkan bisnis ini.
"Soalnya kebanyakan mereka malas ke sana karena jauh dari rumahnya. Nah, dari situ lah kepikiran buat buka bisnis jastip," jelas Dian.
Keuntungan yang didapatkan Dian dari bisnis jastip ini cukup menggiurkan.
Pasalnya, ia hanya bermodal dengkul saja untuk menggeluti bisnis ini.
Jarak rumahnya dengan IKEA di Tangerang Selatan cukup dekat, sehingga ia tak perlu susah payah untuk menuju toko tersebut.
"Lumayan amat sangat menggiurkan (keuntungannya), karena modalnya cuma jasa jalan aja," tutur Dian.
Keuntungan yang ia dapat yakni dari banyaknya barang yang dititip pelanggan.
• 5 Tahun Berlalu, Keluarga Berharap Kejelasan dan Lanjutan Pencarian Pesawat Malaysia Airlines MH370
Contohnya, dalam pembelian satu barang Dian mengambil untung sebesar 10% dari harga barang tersebut.
"Misalnya adanya yang nitip lampu tidur yang harganya Rp150.000, gue biasanya kasih tarif Rp15-20 ribu, kalau sekali jalan ada 5 orang yang nitip, bisa dapat keuntungan Rp100.000," tambahnya.
Dengan memanfaatkan akun Instagram dan Whatsapp Story, Dian mengaku bisa lima kali melayani pelanggan jastip dalam sebulan.
Dian juga mengaku bahwa selama ini dia tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam bisnis ini.
Justru kesulitan itu datang dari godaan konsumtif pribadinya sendiri.
"Kesulitannya kadang suka enggak tahan juga pengen belanja barang kalau pas lagi beliin barang titipan orang," jelas Dian.
Sama halnya dengan Dian Fath, Eka Chanda Septarini juga mengaku tak sengaja berbisnis jastip.
Sambil bekerja di salah satu media massa nasional, ia mengawali bisnisnya saat bervakansi di Korea Selatan.
Banyak teman dan keluarga dari Eka yang ingin membeli barang-barang asal Negeri Gingseng itu.
Eka pun memanfaatkan peluang itu dan mempromosikannya ke media sosialnya.
“Awalnya enggak mau buka jastip, tapi teman-teman tahu kalau aku mau ke Korea, mereka akhirnya nitip beli barang. Ya sudah akhirnya aku buka jasti barang-barang yang bisa aku beli di tempat-tempat yang aku mau datengin,” kata Eka.
• Ramalan Zodiak Sabtu 9 Maret 2019: Scorpio Harus Investasi, Cancer Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Ia tak menyangka respon yang diterima cukup besar untuk membeli barang dan oleh-oleh dari Korea Selatan itu.
Untuk menyiasati pelanggan yang hit and run atau memesan tetapi tidak melakukan transaksi, ia meminta untuk mentransferkan uang sebesar nominal barang dan jasa terlebih dahulu.
Baru setelah itu, ia membelikan pesanan pelanggan tersebut.
Meskipun, bisnis ini menawarkan keuntungan yang tidak sedikit, Eka tetap menjadikan bisnis jastip sebagai usaha sampingan saja.
"Sejauh ini side job dulu aja ya, pas aku mau pergi kalau memungkinkan buat buka jastip, ya aku buka," pungkas Eka.
Tak hanya bisa dilakukan saat sedang liburan ke luar kota atau luar negeri saja, tetapi bisnis jastip ini bisa dilakukan pada acara-acara besar yang menarik animo masyarakat.
Misalnya, gelaran Asian Games tahun lalu, pameran buku Big Bad Wolf, atau acara besar lainnya yang menyediakan toko merchandise.
Nah, bagaimana Tribunners? Tertarik kan untuk mencoba bisnis jastip ini?
(TribunPalu.com/Isti Tri Prasetyo)