Kisah Inspiratif M Ikram, Anak Pemulung Jadi Polisi di Batam, Tetap Bantu Ibu Memilah Barang Bekas
Meski sekarang sudah menjadi polisi, M Ikram tetap membantu orang tuanya yakni mengumpulkan barang bekas.
TRIBUNPALU.COM - Kisah anak pemulung jadi polisi merupakan kisah nyata yang dialami M Ikram.
M Ikram kini sudah mewujudkan impiannya jadi polisi setelah menjalani pendidikan di SPN Polda Kepri.
Siang itu, Ikram bersama ibunya, Kamsinah lagi menata barang bekas, tidak jauh dari rumahnya.
Kamsinah mengenakan pelindung kepala agar tidak terlalu kena sinaran matahari.
Untuk mendapatkan uang hasil sampah yang dijual menunggu selama satu sampai dua minggu.
"Kan kita kumpulin dulu kalau sudah banyak baru dijual, biasa satu sampai dua minggu, alhamdulilah dapat Rp200 ribu, kalau banyak Rp300 ribu dapat juga. Itulah buat kehidupan sehari hari," sebutnya.
Harapan dan doa pun selalu dipanjatkan sang ibu atas keberhasilan anak bungsunya itu.
"Jadi polisi yang jujur, harus membantu orang, dan ingat jangan sombong. Paling utama jangan pernah tinggalin sholat ya nak," ucap sang ibu kepada Ikram.
Hal senada juga disampaikan kakaknya yang bernama Imah.
Sang paman yang juga tengah berada di lokasi tersebut, turut bangga atas apa yang telah dicapai keponakan kebanggaanya ini.
"Bangga sekali kita pak, ini satu satunya keluarga kita yang jadi polisi. Bangga sekali, kami ini keluarga miskin," sebutnya yang langsung menangis.

Meski sekarang sudah menjadi polisi, M Ikram tetap membantu orang tuanya yakni mengumpulkan barang bekas.
Tepat di depan Sekolah SD 002 Ibnu Sina Kabil, Batam atau di jalan jalan mangga besar kavling Sejulung lama Punggur, Kecamatan Nongsa RT 004 RW 012 kediaman M Ikram berada.
Lokasi rumah yang berjarak 4 meter dari tepi jalan utama ini lah M Ikram dan keluarganya tinggal.
Di rumah yang sederhana inilah, Ibunya bernama Kamsinah, kakak, kponakan, serta abang iparnya menghabiskan waktu bersama sama.
Walapun kini M Ikram resmi menjadi seorang polisi dengan berpangkat Bripda, ia tidak meninggalkan pekerjaan sehari hari membantu sang ibu memilah sampah bekas untuk dijual.
Saat TribunBatam.id berkesempatan berbincang kepada ibu, dan kakaknya, sampai saat ini masih merasa tidak percaya apa yang telah diraih Ikram.


"Rasanya itu kayak masih mimpi, kok secepat ini Ikram bisa merubah drajat keluarga kami yang miskin ini. Masih gak nyangka gitu, Ikram sudah jadi polisi," sebut kakaknya kepada TribunBatam.id, Kamis (07/03/2019).
Ikram yang alumni SMKN 6 Batam ini pun ternyata juga mengukir prestasi di bidang olahraga semasa di sekolah.
"Alhamdulilah di sekolah saat ikut event olahraga dapat juara 3 di kejuaran karate BKC di tahun 2015, dan dapat juara 2 futsal di Pekan Olahraga Pelajar (POP), dan SMP dapat medali saat kejuaraan Porkot cabang olahraga futsal," ucapnya kepada TribunBatam.id.
Setelah sholat dzuhur, tibalah waktunya aktivitas yang biasa dilakukan keluarga M Ikram memilah sampah setelah dicari.
Lokasi yang hanya memakan waktu sekitar 4 menit ini lah dimana keluarga Kamsinah memilah sampah plastik, kaleng, besi, dan kardus untuk dijual.
Di lahan terbuka milik warga lain ini, M Ikram tetap masih membantu sang ibu beserta kakak untuk mengepul sampah yang hendak dijual.
Ia pun berpesan kepada M Ikram, jadilah polisi yang bisa banyak membantu masyarakat. Jangan pernah menjadi orang yang sombong atas apa yang sudah dicapai saat ini.
"Ini keponakan yang sangat membanggakan. Ingat nak jangan malah jadi sombong, jadilah polisi yang dapat bermanfaat bagi orang banyak," ujarnya berpesan.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul "Pesan Ibu ke Ikram, Anak Pemulung Jadi Polisi di Batam: Yang Jujur dan Jangan Tinggalkan Sholat"