5 Provinsi Perolehan Suara Jokowi-Maruf Bersaing Ketat dengan Prabowo-Sandi, Jakarta hingga Maluku
Perolehan suara kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Pemilu 2019 dapat diprediksi berdasarkan hasil quick count.
TRIBUNPALU.COM - Pemilu 2019 merupakan ajang pertarungan yang berat antara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Perolehan suara kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu Serentak 2019 dapat diprediksi berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count (QC) sejumlah lembaga survei yang telah dipublikasi sejak Rabu (17/4/2019) pukul 15.00 sore.
Salah satu lembaga survei yang melakukan hitung cepat adalah Poltracking.
Dari 99,3 persen sampel yang telah terkumpul, diperoleh hasil Joko Widodo-Maruf Amin 54,87 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 45,13 persen.
Jika dilihat data per provinsi, maka masing-masing paslon memiliki lumbung suaranya masing-masing.
Seperti Jokowi yang unggul di Jawa dan Prabowo yang unggul di Sumatera.
Masyarakat tentunya masih perlu menunggu penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum.
Namun, quick count ini memberikan gambaran persaingan dua paslon selama Pilpres 2019.
Dari data tersebut juga dapat dilihat, Jokowi dan Prabowo bersaing ketat dengan selisih hasil yang relatif tipis.
Setidaknya, terdapat lima provinsi yang menunjukkan hasil ketat antara keduanya, yakni DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, dan Sulawesi Tenggara.
Jakarta
Di Ibu Kota, persaingan panas terjadi. Masyarakat Jakarta seolah terbagi menjadi dua, antara kubu pendukung Jokowi dan Prabowo. Jokowi mendapat suara 50,07 persen, sementara Prabowo mendapat suara 49,93 persen.
Selisih suara sangat tipis, di bawah 1 persen, yakni hanya 0,14 persen.
Dari kedua kubu paslon, masing-masing terdapat tokoh yang pernah menjabat sebagai pemimpin di DKI Jakarta.
Mereka adalah Jokowi yang pernah menduduki kursi DKI 1 dan Sandiaga Uno yang baru saja melepas jabatannya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.