Catatan Sutopo Purwo Nugroho Saat Kesulitan Mengerjakan Skripsi, Bisa jadi Motivasi Segera Lulus
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho rupanya pernah mengalami kesulitan saat mengerjakan skripsi saat ia berkuliah di UGM.
Penulis: Imam Saputro |
Ia diberi obat asam lambung dan kemudian batuknya mereda.
Januari 2018, Sutopo berinisiatif mengecek kesehatan ke dokter spesialis paru-paru.
Dari situlah ia tahu kanker telah bersarang di tubuhnya.
Januari 2018, Sutopo berinisiatif mengecek kesehatan ke dokter spesialis paru-paru.
Dari situlah ia tahu kanker telah bersarang di tubuhnya.
“Kaget saya. Kanker? Aduh gimana ini. Saya pulang ke rumah, enggak bilang sama anak istri saya,” kata Sutopo.
Tak merasa yakin dengan vonis dokter, Sutopo mencari second opinion dengan mengecek kesehatannya di Malaysia.
Hasilnya sama, dokter memvonis Sutopo mengidap kanker paru-paru stadium 4B.
“Dokter bilang enggak bisa sembuh, umur tinggal paling 1-3 tahun. Tambah syok lagi saya, inget anak-anak, inget istri. Nangis, saya, kadang,” tutur Sutopo.
Karena penyakit yang dia derita, Sutopo pernah berpikir untuk menyerah dan melepas jabatan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB.
Sutopo kerap merasa kelelahan harus bekerja sekaligus berhadapan dengan penyakitnya.
Saat gempa menggoyang Jakarta pada Januari 2018, Sutopo yang baru menerima vonis kanker tidak menyampaikan informasi apa pun.
Telepon dari wartawan pun tak diangkatnya.
Namun, kemudian ia tersadar bahwa masyarakat membutuhkan dirinya.
Ia mencoba untuk ikhlas, dengan bekerja dan menghadapi penyakitnya.
“Awalnya saya berpikir, kenapa harus saya (yang sakit). Tapi ya sudah, saya nikmati aja. Ya sudah saya ikhlas. Kan ini perjalanan hidup. Bapak saya selalu menasihati saya, orang itu hidup tidak selamanya lurus seperti yang kita harapkan, ada kalanya kita terperosok ke jurang ke lembah, ya sudah diterima,” kata dia.
(TribunPalu.com)