Tips Kesehatan

5 Penyakit Kronis Akibat Berlebihan Main Smartphone hingga Begadang, Bisa Serangan Jantung!

Penyakit kronis tidak hanya disebabkan karena pola makan yang tidak sehat tetapi bisa disebabkan karena begadang sambil bermain smartphone.

Grid.id
Begadang main smartphone 

TIBUNPALU.COM- Penyakit kronis biasanya disebabkan karena pola makan yang tidak sehat dan tak terkontrol.

Ternyata, penyakit kronis bisa disebabkan karena begadang sambil main smartphone.

Dilansir dari Intisari-online.com, kebiasaan begadang dengan bermain smartphone menjadi penyebab banyak orang menderita penyakit kronis ini.

Bermain Smartphone membuat seseorang menunda waktu tidur malam dan begadang.

Selamat! Kakak Perempuan Iqbaal Ramadhan, Dokter Gigi Fildza Hasnamudhia Resmi Menikah

Biasanya seseorang begadang hanya untuk bermain game, aktif di media sosial, maupun chatting dengan teman-teman.

Padahal, tubuh yang telah melakukan aktivitas di siang hari membutuhkan waktu tidur malam antara 6-8 jam untuk mengembalikan energi yang terkuras.

Dilansir TribunPalu.com dari berbagai sumber, berikut ini dampak begadang sambil main smartphone untuk kesehatan tubuh :

1. Obesitas

Studi di Universitas of Chicago mengatakan jika begadang bisa menyebabkan obesitas.

Kadar lemak dalam darah yang diakibatkan keseringan begadang akan berdampak apada metabolisme dan kemampuan insulin tubuh dalam mengatur kadar gula darah.

Peneliti menganalisis efek kurang tidur pada akumulasi lemak yakni dengan membandingkan 19 pria dengan pola tidur mereka yang hanya 4 jam semalam.

Hasilnya, kadar lemak tinggi ditemukan dalam darah, selama 8,5 jam setiap malam dan menyebabkan resistensi insulin

Resisteni insulin itulah yang menunjukan tanda pra-diabetes.

Dilansir TribunPalu.com dari Boldsky, tidur yang kurang dari enam jam per hari akan menggangu metabolisme pada tubuh.

Akibatnya, tubuh akan lebih cepat menyimpan lemak dan membuat orang lebih cepat gemuk.

Selain itu, orang yang sering begadang biasanya sering mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak dan membuat berat badan meningkat drastis.

Wajib Tahu! Berikut 8 Penyebab Nyeri Pada Payudara Selain Kanker

2. Serangan Jantung dan Stroke

Menurut penelitian di EuroHeartCare, menjelaskan ada korelasi kuat antara kurang tidur dengan penyakit jantung.

Setelah mengikuti 657 pira Rusia yang berusia 25 hingga 64 tahun selama 14 tahun, para peneliti menemukan hampir dari sepertiga dari mereka mengalami masalah jantung akibat kesulitan tidur.

Mereka yang memiliki kesulitan tidur memiliki risiko 2,6 kali lebih tinggi terkena infark miokard, yaitu serangan jantung yang disebabkan kegagalan otot jantung.

Selain itu, menurut penelitan Univerity of Chicago dalam Journal of the American Medical Association menjelaskan bahwa kekurangan tidur dapat menyebabkan penumpukan kalsium di pembuluh darah dan berisiko menimbulkan plak.

Plak yang terlepas dari dinding pembuluh darah ini yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung dan otak.

Hal inilah yang menyebabkan seseorang terkena serangan jantung dan stroke.

3. Pelupa

Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amerika Serikat, dr. Avelino Vercelenes menjelaskan jika ketika tidur otak akan merekam berbagai kejadian yang dialami sehari-hari dalam jangka pendek.

Jika seseorang mengalami kurang tidur, orang tersebut akanmemiliki kekurangan daya dalam mengunci apa yang dipelajarinya.

4. Kanker Prostat

Menurut penelitian yang diterbitkan tahun 2013, dalam Cancer Epidemology, Biomakers, and Preventions menjelaskan kesulitan tidur dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Peneliti mengikuti 2.523 pria Islandia yang berumur 67 hingga 96 tahun selama 3 sedengan 7 tahun, lalu menemukan risiko kanker prostat 60% lebih tinggi pada pria yang sudah tidur.

5. Gangguan Mental

Peneliti menemukan adanya potensi besar kemunculan beberapa penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar yang diakibatkan karena begadang.

Sebuah studi yang dilakukan di Michigan, Amerika Serikat, mengamati seribu orang yang berusia 21 hingga 30 tahun.

Hasilnya, banyak diantara mereka mengidap insomnia pada wawancara pertama, dan memiliki risiko empat kali lebih besar menderita deprresi ketika diwawancarai kembali dalam kurun waktu tiga tahun setelahnya.

(TribunPalu.com/Sulastri)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved