Sains dan Lingkungan

Setelah 115 Tahun 'Menghilang', Burung Ibis Sendok Raja Kembali Muncul di Sulawesi

Kehadiran ibis sendok raja di tepi Danau Limboto pada akhir pekan lalu sangat mengejutkan pemerhati burung di Gorontalo.

KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR
Dua ekor burung ibis sendok raja dengan bentuk paruhnya menyerupai moncong platipus, mamalia semi-akuatik dari benua Asutralia. Burung ini dicatat kehadirannya di Danau Limboto oleh penggiat lingkungan Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA). 

Kehadiran burung ibis sendok raja ini di Danau Limboto ini mengejutkan pera penggiat lingkungan Perkumpulan BIOTA, ini merupakan catatan pertama kali mereka kehadiran jenis ini di danau kritis ini.

Ali Mochtar Ngabalin: Tak Semua yang Diundang ke Istana Akan Jadi Menteri

Prabowo Kemungkinan Gabung Koalisi, PKS: Rakyat akan Beri Keputusan Pada Pemilu Mendatang

Perkumpulan BIOTA merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan konservasi dan pendampingan masyarakat.

Lembaga ini sudah melakukan pengamatan burung di Danau Limboto sejak tahun 2015.

Dari lembaga inilah kemudian terlahir data burung di Danau Limboto yang berjumlah 94 spesies.

Jumlah ini akan bertambah seiring temuan ibis sendok raja di lokasi ini.

Perjumpaan dengan burung yang memiliki wajah hitam dengan paruh besar mirip moncong platipus, hewan semi-akuatik yang lazim ditemukan di bagian timur benua Australia, ini membuat gembira penggiat lingkungan di Gorontalo.

Tidak banyak catatan di Pulau Sulawesi yang ditemukan saat mengembangkan informasi tentang ibis sendok raja ini.

Hasil penelusuran di internet memunculkan informasi yang berasal dari jurnal tahun 1907, catatan ini berada di museum Leiden, Belanda.

Dalam jurnal ini dikatakan terdapat tengkorak ibis sendok raja yang sudah tidak sempurna yang dikirim dari Sulawesi oleh Carl Benjamin Hermann Baron von Rosenberg, seorang naturalis yang pernah mengunjungi Gorontalo tahun 1865.

Tahun sebelumnya ia mengunjungi Negeri Minahasa.

“Dikatakan penemuan ibis sendok raja ini didapat di persawahan Langowan, Minahasa. Itu sudah lama sekali, 155 tahun lalu, ” kata Hanom Bashari.

Hanom Bashari berusaha mencari informasi kehadiran ibis sendok raja di Pulau Sulawesi pascalaporan Carl Benjamin Hermann Baron von Rosenberg tersebut, namun belum menemukan.

“Tidak ada lagi catatan kehadiran ibis sendok raja di Sulawesi setelah itu,” kata Hanom Bashari.

Namun bagi Hanom Bashari dan juga penggiat lingkungan Perkumpulan BIOTA Gorontalo, catatan kehadiran burung ibis sendok raja di danau Limboto pada bulan Oktober ini malah membingungkan.

Kehadirannya di Danau Limboto, Gorontalo yang berada di Pulau Sulawesi ini dipandang aneh karena pada bulan ini bukan masa migrasi burung dari benua Australia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved