Hari Raya Natal 2019
3 Potret Toleransi Hari Natal di Indonesia, Ada Bagi-bagi Bingkisan Natal untuk Warga Satu Dusun
Intip tiga potret toleransi umat beragama saat hari Natal di sejumlah daerah di Indonesia. Ada bagi-bagi bingkisan Natal untuk warga satu dusun.
TRIBUNPALU.COM - Pada Rabu, 25 Desember 2019 hari ini, Umat Kristiani sedang bersukacita merayakan kelahiran Yesus Kristus.
Di hari raya Natal ini, sejumlah potret toleransi antar-umat beragama terlihat di berbagai daerah di Indonesia.
Berikut TribunPalu.com merangkum tiga potret toleransi umat beragama saat hari Natal di sejumlah daerah di Indonesia dari laman Kompas.com.
1. Madiun, Jawa Timur
Di Gereja St. Cornelius, Madiun, Jawa Timur, pemuda-pemudi muslim membagikan jeruk dan donat kepada anak-anak yang merayakan Natal, Rabu (25/12/2019).
Kegiatan bagi-bagi jeruk dan donat ini digelar bersama Wali Kota Madiun, Inda Raya.
Menurut Inda, pembagian jeruk dan donat ini merupakan lambang toleransi dan penghormatan pada perayaan Natal.
"Kami membagikan donat dan jeruk sebagai wujud toleransi dan menghormati perayaan hari Natal sebagaimana umat Kristiani menghormati Idul Fitri yang merupakan hari raya kami (umat Islam)," kata Inda yang didampingi suaminya Bagus Aditomo.
• Shandy Aulia Rayakan Natal di Rumah Baru, Tukar Kado dengan Sahabat, Lihat Ada Apa di Pohon Natalnya
• Isu Larangan Perayaan Natal di Sumatera Barat, Komnas HAM: Ibadah Bukan Kejahatan,Harusnya Diizinkan

Inda pun berharap, kegiatan bagi-bagi donat dan jeruk ini dapat merepresentasikan wajah toleransi di Indonesia sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Pastur Paroki Gereja St. Cornelius, Romo Agustinus Supriyadi mengaku terharu dengan semangat toleransi dan solidaritas umat Islam ini.
"Kegiatan ini sangat kami rasakan bukan hanya dalam pikiran tetapi dalam rasa kami. Semoga ini menjadi kegiatan yang terus berkelanjutan," kata Supriyadi.
• Jemaat Korban Likuefaksi Jono Oge, Kabupaten Sigi Rayakan Natal di Gereja Semi Permanen
• Dari Atas Kano, Susi Pudjiastuti Sampaikan Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru
• Tes Kepribadian: Pohon Natal dan Hiasannya yang Kamu Pilih Ungkap Karakter Aslimu
2. Kulonprogo, DI Yogyakarta
Toleransi umat beragama saat hari Natal terwujud dalam sebuah tradisi warga di sebuah dusun di Kulonprogo, Yogyakarta.
Pasangan suami istri, Sri Nurjanah dan Harmanto, selalu membagi-bagikan bingkisan Natal sejak tahun 1990an.
Pasangan yang tinggal di Dusun Karangtengah Loro, Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo tersebut biasa membuat 20 bingkisan Natal.
Nantinya, bingkisan Natal dibagikan ke tetangga sekitar.
Isi bingkisan berupa roti buatan mereka sendiri.
"Isinya selalu seperti ini. Hanya saja rotinya ganti-ganti, misal tahun kemarin roti gulung," kata Sri.
Selain roti, mereka juga menyiapkan lemper sebagai simbol untuk mempererat hubungan mereka.

Kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2019) Sri Nurjanah mengatakan tradisi membagikan bingkisan batal adalah sebagai tanda syukur dan sukacita bagi mereka di hari kelahiran Yesus Kristus di dunia.
"Natalan itu selalu senang. Biar sekarang tetangga ikut merasakan sukacita kita," kata perempuan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Kaliwates itu.
• Ucapan Selamat Natal 2019 dari Berbagai Tokoh RI: Ada Joko Widodo, Sandiaga Uno, hingga Fadli Zon
• Dari Atas Kano, Susi Pudjiastuti Sampaikan Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru
Pemberian bingkisan atau hantaran merupakan bagian tradisi Jawa yang disebut ater-ater, beberapa orang menyebutnya kendurian.
Bingkisan Natal ini pun diberikan kepada semua warga dengan agama apa pun, tak terbatas pada umat Kristiani saja.
Bingkisan dibuat bersama-sama oleh warga sehingga dapat jumlahnya dapat mencukupi dan menjangkau warga yang tinggal di tempat paling jauh.
Ada sekitar 20 kepala keluarga Nasrani di Dusun Karang Tengah Lor yang membuat bingkisan Natal di rumah Sri Nurjanah tahun ini.
Bingkisan diantarkan langsung ke rumah para warga yang ada di 2 RT di dusun tersebut tanpa melihat agama dan kepercayaan pemilik rumah.
Ada 150 kepala keluarga yang menerima bingkisan tersebut.
Sementara itu, toleransi di dusun tersebut juga ada di hari besar keagamaan lainnya.
Misalnya, saat Idul Adha, Sri Nurjanah mencontohkan suaminya yang beragama Nasrani dan keluarga Kristiani lainnya ikut membantu memotong daging.
"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.
Semua warga tanpa kecuali menerima pembagian daging kurban.
3. Timika, Papua
Di Timika, Papua, sejumlah pemuda-pemudi beragama Islam, Hindu, dan Budha yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berjaga-jaga di kawasan Gereja Katolik Tiga Raja, Jalan Yos Sudarso, Kota Timika, Papua.
Kegiatan penjagaan misa Natal umat Katolik ini berlangsung sejak Kamis (24/12/2019) sore.
Para pemuda dan pemudi terlihat mengatur arus lalu lintas dan kendaraan yang masuk ke lingkungan gereja.
Menurut Ketua FKUB Mimika Ignatius Adi, ada 80 relawan yang turun dalam penjagaan misa Natal di gereja tersebut.
"Semunya 80 orang relawan," kata Ignatius kepada Kompas.com.

Menurut dia, keterlibatan relawan lintas agama dalam pengamanan ibadah hari raya keagamaan sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya.
"Ini sebagai gambaran toleransi hidup antarumat beragama," tutur Ignatius.
Kegiatan pengamanan misa Natal ini pun mendapat apresiasi dari Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata yang digelar sejak Selasa (24/12/2019) hingga Kamis (27/12/2019).
"Kami sangat bangga terhadap keterlibatan semua pihak, karena TNI Polri tanpa dukungan dari masyarakat tidak bisa menangani semua ini," kata Era.
Dengan keterlibatan semua pihak ini, Era berharap kondisi di Mimika tetap aman dan kondusif, serta bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
"Mimika bisa menjadi contoh toleransi kerukunan umat beragama. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak," ujar Era.
Di wilayah Mimika, ibadah malam Natal berlangsung di 16 gereja, selain Gereja Katolik Tiga Raja.
Pengamanan misa Natal tak hanya dilakukan oleh kepolisian dan TNI, tetapi juga Satpol PP, Dishub, FKUB, KNPI, SAR, Pramuka, Senkom Mitra Polri, ORARI, PMI, Baznas, paguyuban masyarakat, dan komunitas motor.
(Kompas.com/Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi, Dani Julius Zebua, Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra)