Bisnis dan Ekonomi
Garuda Indonesia Gagal penuhi Target Pendapatan Akhir Tahun 2019
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut target akhir tahun 2019 akan meleset dari target yang telah ditetapkan.
TRIBUNPALU.COM - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut target akhir tahun 2019 akan meleset dari target yang telah ditetapkan.
Plt. Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan penyebabnya adalah kurangnya pendapatan dari bisnis jasa pengelola ground handling di PT Gapura Angkasa, anak usaha yang dimiliki perusahaan bersama dengan PT Angkasa Pura II.
"Tapi akhir tahun ini masih akan ada laba bersih," ungkapnya saat pemaparan publik di Tangerang, Jumat (27/12).
Tahun ini, GIAA mematok target pendapatan di angka US$ 5,4 miliar dan laba bersih di level US$71,0 juta.
Menilik laporan keuangan kuartal III 2019, GIAA mengantongi pendapatan US$3,54 miliar dan laba bersih US$ 122,42 juta.
Pada periode yang sama tahun lalu, GIAA masih menuai rugi sebesar US$ 114,08 juta.
• Buntut Kasus Penyelundupan Harley, Mantan Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara Terancam Pidana Penjara
• Menteri BUMN Erick Thohir Telah Siapkan 3 Nama Calon Dirut Garuda Indonesia Pengganti Ari Askhara
Fuad berkata akan terjadi penurunan kinerja keuangan pada September 2019.
Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa penyusutan yang akan terjadi, sebab saat ini laporan keuangan kuartal ketiga, tengah dalam proses audit oleh lembaga akuntan publik.
"Ini disebabkan adanya penurunan nilai (impairment), menyusul berakhirnya kerja sama kami dengan Sriwijaya Air Group beberapa waktu lalu," tambah Fuad.
Sebagai informasi, kepemilikan Garuda Indonesia di PT Gapura Angkasa, terdilusi karena adanya peningkatan modal yang dilakukan oleb Gapura. Akibatnya, terjadi penurunan kepemilikan dari sebelumnya sebesar 58,75% menjadi mayoritas dimiliki oleh Angkasa Pura II.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2019, jasa ground handling berkontribusi senilai US$ 42,52 juta dari total pendapatan perseroan senilai US$ 3,54 miliar.
Lebih lanjut, pada kuartal III 2019, total pendapatan Garuda, berasal dari penerbangan berjadwal US$ 2,79 miliar, penerbangan tidak berjadwal 249,9 juta, dan pendapatan lain-lainnya US$ 494,89juta.
Kontribusi anak usaha dari total grup mencangkup 28,8% yang terdiri dari pendepatan Citilink, GMFAero Asia, Aero Wisata, Sabre, Asyst, dan Gapura.
Artikel ini sudah ditayangkan di Kontan dengan judul Garuda Indonesia: Target pendapatan 2019 meleset
IHSG Hari Ini Anjlok 5 Persen, Jual Beli Saham Dihentikan sebelum Waktunya |
![]() |
---|
Dewan Pengawas TVRI Buka Suara Alasan Pecat Helmy Yahya, Rebranding Dianggap Tidak Sesuai Rencana |
![]() |
---|
Grab Raup Banyak Order Lewat Promo Grabfood, Gojek Buka Suara Soal GoFood |
![]() |
---|
Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi Seusai Iran Lepaskan Rudal ke Markas AS di Irak |
![]() |
---|
Meski IndoXXI Menghilang, Tapi Situs Streaming 'Turunannya' Masih Gampang Diakses |
![]() |
---|