Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, PVMBG Sebut 4 Wilayah yang Aman dari Potensi Bahaya

Terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau, Badan Geologi di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan siaran pers.

Instagram/pvmbg_kesdm
Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Selasa (31/12/2019) pagi. PVMBG mengumumkan potensi bahaya dan wilayah yang aman dari ancaman aktivitas Gunung Anak Krakatau. 

PVMBG juga menyebutkan, gempa letusan dan gempa vulkanik dalam waktu tiga bulan terakhir menunjukkan masih adanya suplai fluida dari kedalaman.

Jenis fluida diduga didominasi oleh gas/uap air, tetapi belum signifikan.

Energi gempa teramati berfluktuasi (naik-turun), dan mengalami peningkatan dalam dua hari terakhir, khususnya terkait dengan erupsi pada 30 dan 31 Desember 2019.

Meski begitu, kenaikan energi kegempaan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan energi selama rangkaian erupsi Gunung Anak Krakatau pada Desember 2018 hingga Januari 2019 silam.

PVMBG juga menerangkan potensi bahaya pada Gunung Anak Krakatau.

Yakni, hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter sekitar dua kilometer merupakan kawasan rawan bencana.

Potensi bahaya yang ditimbulkan aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini berupa lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif.

Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Masyarakat atau pengunjung atau wisatawan diimbau untuk TIDAK beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah atau puncak Gunung Anak Krakatau, atau di sekitar Kepulauan Anak Krakatau.

Namun, masih ada area yang masih aman dari potensi bahaya aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Yakni, area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilayah Lampung Selatan.

Dari pengamatan visual dan instrumental hingga Selasa (31/12/2019), PVMBG menyimpulkan belum ada peningkatan ancaman hingga siaran pers ini dirilis.

Tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih belum mengalami perubahan, yakni tetap pada level II (Waspada).

Gunungapi Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda merupakan gunung api strato tipe A.

Gunung ini juga tergolong gunung api muda yang muncul dalam kaldera, pasca-erupsi paroksimal tahun 1883 dari Kompleks Vulkanik Krakatau.

Aktivitas erupsi pasca-pembentukan dimulai sejak tahun 1927, pada saat tubuh gunung api masih di bawah permukaan laut.

Tubuh Gunung Anak Krakatau baru muncul ke permukaan laut pada tahun 1929.

Sejak saat itu hingga kini Gunung Anak Krakatau berada dalam fase konstruksi (membangun tubuhnya hingga besar).

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved