Cerita Perjuangan Nelayan Pantai Talise yang Harus Bangkit Pascabencana Gempa dan Tsunami di Palu
Perjuangan nelayan di Kelurahan Talise, Kota Palu pasca-terjadinya gempa bumi dan tsunami pada September 2018 lalu.
TRIBUNPALU.COM, PALU -- Setidaknya ada sebanyak 87 nelayan di Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan sejak beberapa tahun lalu.
Setiap hari mereka melakukan aktivitas melaut dan menangkap ikan di kawasan Teluk Palu.
Bukan hanya di Teluk Palu, bahkan terkadang mereka melaut sampai ke perairan di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
Sekali melaut di kawasan Teluk Palu, hasil tangkapan mereka mencapai Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per orang.
Jika melaut sampai ke perairan Sulawesi Barat, mereka bisa membawa pulang ikan dengan harga jual hingga Rp1,5 juta per orang.
Namun aktivitas itu harus terhenti, pasca perahu dan alat tangkap ikan mereka rusak dihantam tsunami 28 September 2018 lalu.
Aktivitas melaut yang setiap hari dikerjakan, berhenti sama sekali.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang juga mengalami kerusakan tempat tinggal.
• Personel Brimob Polda Sulteng Bantu Pelayanan SAR di Lokasi Wisata Kampung Nelayan
• Seorang Nelayan di Palasa, Parigi Moutong Dikabarkan Hilang Saat Cek Rumpon di Laut
Sehingga sebagian para nelayan di Pantai Kelurahan Talise itu mengungsi dan pindah dari pesisir pantai.
"Ada yang tinggal di pengungsian, rumah keluarga, ada juga yang sudah pindah ke kelurahan lain, tapi sekarang mereka kembali melaut dan tergabung dengan kelompok nelayan di Talise ini," ungkap Ketua Rukun Kelompok Nelayan Talise, Arham, Jumat (3/1/2020) siang.
Arham berkisah, saat kejadian gempa bumi yang disusul tsunami 28 September 2018 itu, ada sesuatu yang beda di Pantai Talise, tempat para nelayan selalu berkumpul di bibir pantai.
Jumat (28/9/2018) sore itu kata Arham, puluhan nelayan Pantai Talise yang sering berkumpul di bibir pantai, masing-masing memiliki kesibukan di tempat lain.
Lokasi tempat berkumpul para nelayan Pantai Talise Kota Palu berada di Jalan Penggaraman, tepatnya di simpang Jalan Penggaraman dan Jalan Komodo, Kelurahan Talise.
"Jadi biar satu nelayan Talise tidak ada di pantai waktu itu (kejadian tsunami, red), padahal hampir setiap sore kami kumpul di sini," ungkap Arham.
Pasca para nelayan di Pantai Talise itu kehilangan perahu dan alat tangkap ikan karena tsunami, mereka bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/aktivitas-nelayan-pantai-talise-kota-palu.jpg)