Australia Diprediksi Tak akan Bisa Lepas dari Siklus Kebakaran, Bagaimana Penjelasan Ilmiahnya?

Fakta ilmiah menunjukkan, peristiwa kebakaran masif akan menjadi bagian tak terlepas dari masa depan Australia.

Instagram/wildlifeplanet
Sebaran api di wilayah Australia. 

Australia akan terbelenggu oleh siklus kebakaran karena hutannya sendiri juga terjebak dalam lingkaran setan kebakaran yang hebat.

Hampir selama 40 yahun, James Ricketts menyaksikan hutan-hutan di Australia semakin mudah terbakar.

Selama tahun-tahun di mana kebakaran terus berulang di berbagai tempat, hutan-hutan didominasi oleh semak dan pohon yang lebih kering yang bisa dengan cepatnya bertumbuh kembali setelah dilalap api.

Hutan pun kembali tumbuh dalam iklim yang lebih panas, dan juga lebih mudah terbakar.

"Mereka akan terus berulang dan terlihat seperti spiral tanpa akhir," kata Christine Eriksen.

"Itulah yang paling menakutkan dari situasi saat ini," tambahnya.

Kebakaran di Australia hampir dipastikan bakal memburuk pada tahun 2020 dan selanjutnya.

Hal ini dikarenakan emisi karbon global yang mencapai titik tertingginya pada 2019, harus turun ke titik nol untuk menghentikan pemanasan global.

Metallica Donasikan Rp 10,4 Miliar untuk Kebakaran Hutan di Australia

Pertaruhkan Nyawa, Wanita di Australia Rela Lepas Baju dan Selamatkan Koala dari Kebakaran Semak

Ilmuwan PBB pun menekankan, manusia harus memangkas emisi karbonnya sesegera mungkin.

Namun, pada kenyataannya, itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dilaksanakan.

Australia sendiri merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia.

Artinya, Australia juga menyumbangkan emisi karbon global.

Sementara itu, dalam kerangka yang lebih besar, Bumi akan kembali mengalami kenaikan suhu sebesar satu derajat Celsius abad ini.

Jika itu terjadi, Bumi telah mengalami kenaikan suhu sebesar 2 derajat Celsius di atas level suhu pada masa sebelum Revolusi Industri.

Kenaikan ini juga menjadi ambang batas peringatan yang disepakati pada Perjanjian Iklim Paris.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved