Harusnya Karantina Lebih Awal, Warga Wuhan Sebut Pemerintah China Sempat Tak Jujur soal Virus Corona

Dua orang warga yang bertempat tinggal di Kota Wuhan menjelaskan bagaimana kehidupan mereka di sana setelah menyebarnya wabah Virus Corona.

Sky News
ILUSTRASI penanganan pasien yang terinfeksi virus. 

TRIBUNPALU.COM - Dua orang warga yang bertempat tinggal di Kota Wuhan, China, Cai dan Wang, menjelaskan bagaimana kehidupan mereka di sana setelah menyebarnya wabah Virus Corona.

Mereka sepakat seharusnya karantina Kota Wuhan dilakukan lebih awal.

Bahkan Wang merasa pemerintah sengaja menyembunyikan terjadinya wabah Virus Corona yang kini telah menewaskan puluhan orang tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Washington Post, Jumat (24/1/2020), mulanya Cai bercerita apa yang dilakukannya setelah kota Wuhan dikarantina oleh pemerintah China.

Ia mengatakan dirinya mengikuti instruksi dari pemerintah China untuk berdiam diri di rumah sebagai upaya untuk meminimalisir kemungkinan terjangkit virus yang menyerang sistem pernafasan tersebut.

"Kita hanya mengikut instruksi dari pemerintah," kata Cai.

"Kita mencoba untuk tidak pergi ke luar."

"Jika kita pergi ke luar, kita perlu menggunakan masker."

"Kita menghentikan segala aktivitas dengan orang lain," terangnya.

Wang yang juga tinggal di Wuhan, melakukan hal yang sama dengan Cai, ia mengaku sudah lebih dari 24 jam tidak meninggalkan apartemen tempatnya tinggal.

"Sebenarnya, sudah lebih dari 24 jam saya belum meninggalkan apartemen saya, di luar terlalu berbahaya," katanya.

"Kita tidak tahu berapa jumlah persis pasien Virus Corona di luar sana," lanjut Wang.

Hadapi Wabah Virus Corona, Ini Saran WHO dan Komite Darurat untuk Semua Negara di Dunia

UPDATE Virus Corona: 56 Orang Tewas, Lebih dari 1.900 Terinfeksi, Ini Respon Berbagai Negara

Cai dan Wang mengatakan belum ada informasi dari pemerintah China sampai kapan mereka akan dikarantina karena Virus Corona.

Mereka juga berpendapat seharusnya karantina Wuhan dilakukan lebih awal agar dapat meminimalisir jumlah orang yang terkena Virus Corona.

Wang bahkan menduga pemerintah China secara sengaja menyembunyikan betapa serius masalah Virus Corona yang melanda mereka.

"Untuk beberapa alasan, mereka (pemerintah) memilih untuk menyembunyikan fakta ini dari publik, dan memberitahukan kepada kita bahwa ini bukan lah sesuatu yang serius ," tandasnya.

Total ada 2022 kasus terkait Virus Corona, dan sebanyak 56 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari scmp.com, Minggu (26/1/2020), berikut ini adalah rincian data mengenai kasus dan jumlah korban akibat Virus Corona yang dihimpun oleh South China Morning Post:

Kasus Positif Virus Corona:

  •     China - 1957 Kasus
  •     Hong Kong- 5 Kasus
  •     Macau - 5 Kasus
  •     Taiwan - 3 Kasus
  •     Negara Asia Lainnya - 24 Kasus
  •     Eropa - 3 Kasus
  •     Amerika Utara - 3 Kasus
  •     Australia - 4 Kasus

Korban Tewas Virus Corona:

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

4 Jenis Virus Paling Mematikan di Dunia, Mulai dari HIV hingga Ebola

Waspada! 10 Negara Ini Terkonfirmasi Terkena Virus Corona, Amerika Serikat hingga Thailand

WNI di Wuhan, China Khawatir Langkanya Kebutuhan Pangan

Mewabahnya Virus Corona di China membuat pemerintah China harus mengarantina beberapa kota.

Wuhan sebagai kota dimulainya wabah Virus Corona termasuk dalam daftar karantina pemerintah China.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube kompastv, Sabtu (25/1/2020), Mahasiswa asal Indonesia di Wuhan, Rio Alfi menceritakan bagaimana kebutuhan pangan di sana sudah mulai menipis.



Mahasiswa asal Indonesia di Wuhan mengungkapkan bagaimana setelah masuk ke hari ketiga karantina, stok makanan di wilayah tersebut mulai menipis, Sabtu (25/1/2020).
Mahasiswa asal Indonesia di Wuhan mengungkapkan bagaimana setelah masuk ke hari ketiga karantina, stok makanan di wilayah tersebut mulai menipis, Sabtu (25/1/2020). (YouTube KOMPAS TV)

Ia mengatakan, kini harga-harga sembako mulai naik dan stoknya menipis.

"Saat ini harga sembako di Wuhan sudah mulai naik dan itu pun stoknya mulai terbatas," jelas Rio.

Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang menggunakan beasiswa untuk bertahan hidup di Wuhan menurut Rio akan sulit mencukupi kebutuhan pangan mereka.

"Jadi, bagi kami mahasiswa yang mengandalkan beasiswa, kemungkinan tidak mencukupi," jelasnya.

KBRI Belum Bisa Evakuasi

Rio dan mahasiswa Indonesia lain yang ada di Wuhan mengakui telah menghubungi kedutaan Indonesia di China.

Mereka meminta agar pemerintah Indonesia segera melakukan evakuasi ke wilayah yang lebih aman.

Namun hingga saat ini belum ada hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia, jelas Rio.

"Informasi yang saya terima dari teman-teman pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok di Wuhan, sudah koordinasi dengan KBRI tapi sejauh ini belum ada informasi yang bisa memberikan apakah bisa kami dievakuasi, belum bisa diputuskan," paparnya.

Virus Corona Wuhan, Ilmuwan Khawatirkan Hal Terburuk: Penularannya 10 Kali Lebih Besar daripada SARS

Rio berharap agar dirinya dan rekan-rekannya dapat keluar dari Kota Wuhan agar dapat lebih aman dari ancaman Virus Corona.

"Kami semuanya berharap dapat solusi yang terbaik, bagaimana kami di sini bisa dievakuasi ke kota yang lebih aman lagi," katanya.

Ia mengatakan untuk sementara akan mengikuti anjuran dari pemerintah dan kampus tempatnya belajar, yakni berdiam diri di kamar supaya dapat meminimalisir kemungkinan terjangkit Virus Corona.

"Untuk sementara memang yang terbaik berdiam diri di kamar, tidak ke mana-mana, jadi memang seperti itu," jelas Rio.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.35:

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Warga Wuhan yang Terkarantina Sebut Pemerintah China Sempat Tak Jujur soal Bahaya Virus Corona

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved