WNI Mantan ISIS akan Dipulangkan, Pengamat: Tak Perlu Repot Mereka Sudah Kehilangan Kewarganegaraan

Pengamat Intelejen Soleman B Ponto buka suara terkait wacana pemulangan WNI mantan ISIS ke Indonesia.

Kanal YouTube Metrotvnews
Pengamat Intelijen Soleman Ponto 

TRIBUNPALU.COM - Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan munculnya wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) mantan ISIS ke Tanah Air.

Wacana ini bermula setelah Menteri Agama, Fachrul Razi, menyebut terkait rencana pemulangan 600 WNI eks teroris ISIS dari Timur Tengah.

Setelah wacana tersebut ramai, Fachrul Razi langsung meralat pernyataannya dan menegaskan, rencana tersebut masih dalam pembahasan bersama Menkopolhukam.

Terkait hal ini pengamat intelejen Soleman B Ponto mengungkapkan pendapatnya.

Soleman menuturkan bahwa setiap WNI yang pergi ke negara lain dan bertujuan untuk menjadi tentara berarti akan kehilangan kewarganegaraan.

"Ketika mereka berangka kesana dan menjadi tentara disana itu mereka sudah kehilangan hak menjadi warga negara," ujar Soleman dilansir dari Youtube Metrotvnews.

Kepala BNPT Buka Suara Soal Wacana 600 WNI eks ISIS Dipulangkan: Jangan Main-main, Ini Tidak Mudah

ISIS Konfirmasi Tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi dan Umumkan Pemimpin Baru

ISIS Konfirmasi Tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi dan Umumkan Pemimpin Baru

TONTON JUGA:

Hal ini sudah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007.

"Karena berdasarkan peraturan pemerintah nomor dua tahun 2007, kehilangan kewarganegaraan apabila mereka menjadi tentara dan bertempur di negara asing," paparnya.

"Sehingga mereka berangkat kesana untuk menjadi tentara artinya yakin dan sadar menjadi tentara sejak saat itu hilang kewarganegaraan mereka," sambungnya.

Meskipun WNI tidak menjadi kombatan dan hanya menjadi komponen di ISIS, namun jika berperang untuk negara lain maka otomatis kewarganegaraannya akanhilang.

"Sehingga mereka dan beserta keluarga sudah yakin menjadi tentara disana."

"Tentara di sana kan tidak hanya kombatan pendukung saja ada komponen utama, cadangan dan pendukung."

"Di sana yang bertempur tidak hanya kombatan, ada komponen utama, cadangan dan pendukung, semua kesana dalam rangka berperang dan bertempur untuk negara asing, ini berarti kewarganegaraan sudah hilang," ungkapnya.

Lantaran hal tersebut Soleman menuturkan bahwa pemerintah Indonesia tidak perlu repot-repot untuk memulangan WNI mantan ISIS ke Indonesia.

"Sehingga tidak perlu lagi memikirkan dia kembali, wong dia kesana siap bertempur untuk negara sana kok," pungkasnya.

Tonton video selengkapnya:

Kepala BNPT Buka Suara Soal Pemulangan WNI Mantan ISIS

Kepala BNPT, Suhardi Alius menjelaskan, rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia masih dalam pembahasan bersama Kemenkopolhukam dan instansi terkait.

Dikutip dari Kompas TV, Suhardi Alius juga menerangkan rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS ini merupakan tugas yang sangat berat.

"Ada masukan-masukan tadi itu akan kami sampaikan pada forum apa yang harus kita lakukan, karena tidak mudah ya Mas Aiman," jelas Suhardi.

Suhardi juga menjelaskan pengalaman BNPT sebelumnya yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk mereduksi remaja 14 tahun.

"Karena tidak mudah untuk itu. Kita punya pengalaman BNPT tahun 2017 ada 18 orang kita kembalikan dari Syriah masih belum berlaku Undang-Undang baru."

"Salah satu dari 18 orang tersebut anak kecil, tiga tahun baru bisa adaptasi dengan lingkungan. Begitu kerasnya begitu sulitnya. Bisa dibayangkan, ini berat bukan main-main," jelas Suhardi.

Calon Pengganti Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Pernah Dipenjara di Amerika Serikat

Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dikabarkan Tewas, Ini 4 Hal yang Harus Diwaspadai Indonesia

Wacana ini bermula dari Menteri Agama, Fachrul Razi yang menyebut rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS, kini sudah diralat. BNPT akui pekerjaan sulit
Wacana ini bermula dari Menteri Agama, Fachrul Razi yang menyebut rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS, kini sudah diralat. BNPT akui pekerjaan sulit (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Suhardi juga menjelaskan, saat ini gender tidak menjamin orang tersebut akan berubah menjadi teroris.

Suhardi mengibaratkan beberapa kasus bom bunuh diri yang juga melibatkan perempuan dan juga anak kecil.

"Perempuan pun lebih berat, lebih radikal daripada laki-laki, sudah banyak kasusnya," lanjut Suhardi.

Lebih lanjut Suhardi menegaskan jika tidak akan main-main terkait keputusan besar ini.

Pasalnya BNPT juga tidak akan membiarkan seluruh warga Indonesia terancam ikut terpapar radikalisme.

Simak video selengkapnya:

Seperti diketahui, ISIS telah mengalami kekalahan, baik di Irak (2017) maupun di Suriah (2019).

Dilansir Kompas.com, pada Maret 2019, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berhasil mengumumkan penguasaan penuh atas wilayah terakhir ISIS di desa Baghouz yang terletak di Suriah Utara.

Kekalahan tersebut menjadi akhir cerita bagi perjalanan ISIS untuk mendirikan negara Islam di Suriah dan Irak.

Saat ini, para kombatan 'ditahan' dalam kamp pengungsian khusus di al-Hol, Suriah Utara dan menunggu kejelasan mengenai nasib mereka, tak terkecuali WNI.

Hingga kini, ISIS masih trending di media sosial Twitter.

Warganet mencuitkan tanggapannya terkait wacana pemulangan 600 WNI eks ISIS ke Indonesia.

(TribunPalu.com/Lita Andari Susanti) (Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Kompas.com/ Veronika Yasinta)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved