Cerita Selebritis
Sempat Bagikan Masker Gratis, Uya Kuya Mengaku Kapok: Banyak yang Disalahgunakan
Presenter Uya Kuya mengaku kapok setelah sempat membagikan masker gratis di tengah mewabahnya virus corona belakangan ini.
TRIBUNPALU.COM - Presenter Uya Kuya mengaku kapok membagikan masker gratis di tengah mewabahnya virus corona belakangan ini.
Bukan tanpa alasan, menurutnya pembagian masker gratis itu tidak ditanggapi dengan baik oleh sebagian masyarakat.
Uya Kuya membeberkan jika ada sejumlah pihak yang memanfaatkan pembagian masker gratis tersebut untuk mencari keuntungan.
"Kenapa gue nggak ngasih (secara) gratis, karena sebelumnya (pernah dibagikan secara gratis) disalahgunakan, dikasih gratis malah dijual lagi," terangnya.
• Nikita Mirzani Sumbang Rp 100 Juta untuk Cegah Virus Corona di Hari Ulang Tahunnya
• Idol K-Pop Chungha Berikan Bantuan Senilai Rp230 Juta untuk Cegah Penyebaran Virus Corona
• Warga Korea Selatan Dilarang Masuk Yordania untuk Sementara, Film Baru Hyun Bin Tunda Jadwal Syuting
Kini, ayah dari Cinta Kuya itu memilih memberikan bantuan dengan cara menjual masker dengan harga murah.
Seperti yang diketahui, belakangan ini terjadi lonjakan harga masker secara signifikan.
Hal itu disebabkan oleh adanya wabah virus corona COVID-19 yang kemudian menimbulkan kepanikan di tengah publik.
Untuk itulah, kemudian Uya Kuya berinisiatif memberikan bantuan dengan menjual masker dengan harga yang jauh lebih murah.
"Gue jual masker dengan harga Rp2 ribu, gue belinya Rp7 ribu. Gue beli satu box itu isi 50 (harganya) Rp350 ribu," kata Uya Kuya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Beepdo.
Oleh karenanya, ia berpendapat bahwa saat ini lebih baik menjual masker dengan harga yang lebih murah.
Tidak sekedar menjual dengan harga yang lebih murah, dirinya juga mengaku memberikan batasan kepada pembeli maskernya.
Dalam kesempatan itu Uya Kuya juga sempat menyampaikan bahwa baginya apa yang penting saat ini ialah berupaya melakukan sesuatu dibanding hanya menyalahkan pihak-pihak tertentu.
"Intinya mendingan kita melakukan sesuatu, daripada kita berkoar-koar doang nyalahin orang kanan kiri tapi sementara yang berkoar-koar itu tidak melakukan apa-apa," ujarnya.
Selengkapnya simak berikut ini
Jumlah kasus virus corona di Indonesia bertambah menjadi 172
Sementara itu, dilaporkan bahwa jumlah kasus virus corona di Indonesia kembali bertambah.
Berdasarkan laporan data yang dirilis pemerintah pada Selasa (17/3/2020), tercatat saat ini ada 172 kasus yang ditemukan.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menjelaskan data per Minggu (15/3/2020) menunjukkan jumlah kasus virus corona berada di angka 134.
Kemudian kembali ditemukan adanya 12 pasien baru yang menambah jumlah kasus menjadi 146.
Dilansir dari tayangan YouTube Kompas TV, per Senin (16/3/2020) ditemukan 20 kasus baru dari pemeriksaan spesimen yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan.
Selain itu, juga ditemukan enam kasus baru lainnya yang berasal dari pemeriksaan spesimen oleh Universitas Airlangga.
Dari penambahan tersebut, tercatat hingga kini tercatat adanya 172 kasus virus corona di Indonesia.
Achmad Yurianto menuturkan bahwa kasus meninggal akibat virus corona di Indonesia tetap lima jiwa.
• Virus Corona COVID-19 Jadi Pandemi Global, EURO 2020 Resmi Diundur hingga Tahun 2021
• Virus Corona COVID-19 Merebak, Pelaksanaan SKB Penerimaan CPNS 2019 Resmi Ditunda
• 9 Pasien COVID-19 Telah Pulih, Jubir Pemerintah Ungkap Sejumlah Pasien Sudah Dinyatakan Negatif

Sembilan orang telah pulih, sejumlah pasien lainnya dinyatakan negatif
Sementara, ada sembilan pasien yang telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk kembali ke rumah.
Ia juga berujar bahwa masih ada sejumlah pasien lainnya yang telah dinyatakan negatif.
Pasien-pasien tersebut saat ini tinggal menunggu pemeriksaan pada dua hari ke depan untuk memastikan kondisinya apakah benar-benar telah pulih.
"Masih ada beberapa orang lagi yang Insya Allah dengan pemeriksaan kedua, setelah menunggu interval dua hari lagi, dan apabila nantinya (menunjukkan hasil) negatif juga maka (pasien tersebut) sudah bisa dipulangkan," jelasnya.
Penambahan terbanyak berasal dari DKI Jakarta
Di samping itu, disampaikan bahwa penambahan kasus virus corona terbanyak berasal dari DKI Jakarta.
"Penambahan terbanyak adalah dari provinsi DKI Jakarta, kemudian dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau.
Selengkapnya simak berikut ini
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)