Kapolda Sultra Minta Maaf Soal Informasi 49 TKA China, Sudjiwo Tedjo Tanyakan Hal Ini ke Kapolri
Budayawan Sudjiwo Tedjo menyoroti permintaan maaf Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyam.
Ia menambahkan, kedatangan mereka dari Jakarta dalam memperpanjang visa dan izin kerja.
“Mereka baru datang dari Jakarta, bukan dari China. Memang selama ini belum pernah pulang ke China."
"Mereka akan ke Morosi untuk bekerja kembali,” ungkap Kapolda saat dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Minggu (15/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, pihak Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara juga turut angkat bicara.
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara, Sofyan menyatakan 49 WNA itu adalah TKA China asal Provinsi Henan yang baru tiba di Kendari.
• Sudjiwo Tedjo: Pak Jokowi Jangan Takut Partai Kalau Mau Copot Menteri, Kami Ada di Belakangmu
• Karni Ilyas Tegur Sudjiwo Tedjo karena Ucapkan Hal Ini: Sampeyan Keliru di Situ
Ketika itu, mereka tiba di Kendari menggunakan pesawat Garuda.
Menurut Sofyan, mereka sempat menjalani karantina selama 14 hari di Bangkok, Thailand.
“Jadi mereka ini orang baru dari China, bukan memperpanjang visa, tapi mereka TKA baru."
"Kalau soal dikarantina di Indonesia, itu bukan ranah kami itu ranah KKP," terangnya.
Sofyan menjelaskan bahwa 49 TKA tersebut saat transit di Thailand dibekali dengan surat kesehatan.
Mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Jakarta setelah mendapat surat kesehatan dari Pemerintah Thailand.
Oleh perwakilan Pemerintah Indonesia di Thailand, surat kesehatan tersebut telah diverifikasi.
"Berdasarkan cap tanda masuk imigrasi Thailand yang tertera pada paspor mereka tiba di Thailand, pada 29 Februari 2020."
"Tapi mereka juga telah dibekali dengan hasil medical certificate atau surat kesehatan, dari pemerintah Thailand,” kata Sofyan di rumah jabatan Gubernur Sultra, Senin (16/3/2020) malam.
Sementara itu, pihak Imigrasi Bandara Sokarno Hatta memperbolehkan mereka terbang ke Kendari menggunakan maskapai Garuda Indonesia GA 696.