Tips Sederhana Membuat Disinfektan Alternatif untuk Virus Corona dari Cuka Putih

Cairan disinfektan untuk mencegah pertumbuhan virus corona ternyata cukup mudah untuk dibuat sendiri di rumah.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Proses pembersihan atau sterilisasi kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta dengan cairan disinfektan, Jumat (13/3/2020). 

4. Jangan lupa berikan label pada botol dan simpan di tempat yang aman.

Cara menggunakan

Cara menggunakan cairan ini cukup sederhana.

Anda hanya perlu menyemprotkannya ke media yang akan didisinfeksi.

Selanjutnya dibersihkan dan dibilas dengan lap mikrofiber.

Cairan ini dapat membantu menghambat pertumbuhan virus.

Hal itu disebabkan oleh rendahnya pH dan kadar asam asetat cuka.

Selain itu, cuka juga merupakan antiseptik ringan.

Sementara manfaat dari minyak esensial ialah menambahkan kualitas anti bakteri, anti virus, dan anti kuman.

Desinfektan Alternatif untuk Virus Corona
Desinfektan Alternatif untuk Virus Corona (https://twitter.com/BNPB_Indonesia)

Virus Corona Merebak, Pangeran Harry dan Meghan Markle Bagikan Tips untuk Lalui Proses Isolasi Diri

Artis Andrea Dian Kabarkan Dirinya Positif COVID-19: Sempat Didiagnois Demam Berdarah

Balai Penelitian KLHK Produksi Disinfektan dari Cuka Kayu dan Bambu, Lebih Ampuh Ketimbang Alkohol

Sementara itu, sebagai upaya antisipasi meluasnya penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia, Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil memproduksi disinfektan dari cuka kayu dan bambu (asap cair).

Selain disinfektan yang diproduksi BLI KLHK, Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) juga memproduksi hand sanitizer dengan formula asap cair (cuka kayu), borneol, etanol, dan gliserol.

Diwartakan oleh Tribunnews.com, pemakaian produk tersebut telah diujicobakan untuk lingkungan kantor dan dibagikan kepada para pegawai di lingkungan perkantoran BLI Kampus Gunung Batu, Bogor.

''Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan 1% sudah efektif,'' ujar Prof. Gustan Pari, peneliti P3HH, BLI, dalam rilis media, Sabtu (21/3/2020).

Dijelaskan Prof.Gustan, uji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai disinfektan, dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim.

Petugas ketika menyemprot cairan disinfektan di Gereja Katedral Tiga Raja, Jumat (20/3/2020)
Petugas ketika menyemprot cairan disinfektan di Gereja Katedral Tiga Raja, Jumat (20/3/2020) (Kompas.com/IRSUL PANCA ADITRA)
Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved