Virus Corona

Miris Ada Warga yang Tolak Jenazah Covid-19, Ganjar: Jangan Tambah Perasaan Sakit Keluarganya

Ganjar Pranowo menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang menolak pemakaman jenazah korban virus corona atau covid-19.

Editor: Imam Saputro
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui wartawan 

TRIBUNPALU.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyayangkan adanya masyarakat yang menolak pemakaman jenazah korban virus corona atau covid-19.

Seperti diketahui akhir-akhir ini terjadi penolakan jenazah pasien positif Covid-19 di beberapa tempat pemakaman sehingga petugas mengalami kesulitan untuk melakukan proses penguburan.

Melihat hal tersebut Ganjar Pranowo mencoba memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Lewat video yang diunggah di akun Twitternya Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa jenazah korban corona yang sudah meninggal tidak akan bisa menularkan kembali penyakitnya.

Hal ini lantaran sebelum dimakamkan, jenazah sudah diurus sesuai dengan SOP yang tepat.

"Penolakan jenazah covid-19 ini mulai muncul di beberapa tempat, tolong betul saya meminta, saya sudah tanya pada beberapa pakar, kalau orang itu sudah meninggal terus kemudian prosedur SOPnya sudah bagus semua sudah dibungkus itu tidak apa-apa," papar Ganjar Pranowo.

Yang terpenting saat ini adalah orang yang sehat tidak melayat di tempat korban corona yang sudah meninggal.

"Yang penting Anda tidak usah ikut melayat, ikuti prosedurnya, kalau sudah dikubur sudah selesai, karena virusnya ikut mati juga di situ," imbunya.

BREAKING NEWS: Total 1.677 Kasus Virus Corona di Indonesia Per Rabu (1/4/2020)

Semakin Mewabah, WHO Sebut Corona di Asia dan Pasifik Masih Jauh dari Kata Selesai

Oleh karena itu, Ganjar Pranowo meminta seluruh masyarakat untuk tidak melakukan penolakan terhadap pemakaman jenazah korban corona.

Menurut Ganjar, penolakan ini akan menimbulkan sejumlah stigmatisasi untuk korban dan juga keluarganya.

"Jangan ditolak, satu stigmatisasi pada korban dan keluarganya termasuk yang sudah meninggal, pasti akan sangat sakit."

"Yang kedua masyarakat yang sudah tersigmatisasi akan ditolak dimana-mana kasihan dia," ungkap Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo juga mengajak seluruh masyarakat untuk tidak pernah memusuhi korban corona.

Justru saat ini kita harus memberikan dukungan penuh kepada semua korban corona.

"Dia butuh dukungan bukan musuh kita, ingat banyak yang sudah sembuh," sambungnya.

Di akhir pernyataannya Ganjar Pranowo kembali meminta kepada seluruh masyrakat untuk tidak menyakiti perasaan keluarga korban corona dengan cara menolak pemakaman jenazahnya.

"Maka saya mohon kepada masyarakat ikuti ketentuan yang ada dari pemerintah dan jangan ditolak."

"Jagalah perasaan mereka, sakitnya seperti apa sih keluarganya, melihat mukanya tidak boleh, melihat mayatnya tidak boleh, orang tercintanya meninggal dan kemudian melayat juga tidak boleh, itu sudah sakit, tolong jangan ditambah lagi perasaan sakitnya mereka , kita dukung ya," pungkas Ganjar.

Tandai Jokowi, Hengky Kurniawan Tawarkan Rumah Mewahnya jadi Tempat Istirahat Petugas Medis Covid-19

Berikut ini sejumlah kasus penolakan warga yang dirangkum Kompas.com.

Kabupaten Gowa

Rencana pemakaman jenazah AR (53), yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sempat tertunda.

Pasalnya, warga di sekitar lokasi pemakaman menolak jenazah tersebut untuk dimakamkan setelah mengetahui riwayat kematiannya.

Tak hanya menolak, ambulans yang membawa jenazah korban tersebut juga diusir secara paksa oleh warga setempat.

Mendapat perlakuan itu, pihak keluarga korban hanya bisa pasrah dan bingung akan dimakamkan di mana jenazah keluarganya tersebut.

"Warga menolak pemakaman bahkan mengusir kami, lantas akan dimakamkan di mana keluarga kami" kata JR, keluarga korban melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Minggu (29/3/2020).

Dari informasi yang didapat, korban berinisial AR (52) itu meninggal dunia pada Minggu dini hari.

Korban merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) yang sebelumnya dirawat di ruang isolasi RS Wahidin Sudirohuso Makassar.

Akibat adanya penolakan warga itu, pemakaman jenazah akhirnya dipindahkan ke lokasi lain.

27 WNI di Luar Negeri yang Terinfeksi Virus Corona Covid-19 Dinyatakan Sembuh

Kota Makassar

Penolakan pemakaman terhadap jenazah PDP Covid-19 juga terjadi di Antang, Kelurahan Manggala, Kota Makassar.

Penolakan dilakukan karena warga di sekitar lokasi pemakaman takut tertular Virus Corona dari jenazah yang dimakamkan tersebut.

Mengetahui kasus penolakan itu, Pejabat Walikota Makassar Iqbal Suhaeb diketahui sempat turun ke lapangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Namun upaya yang dilakukan tidak berhasil menyakinkan warga, sehingga terpaksa pemakaman jenazah tersebut dipindah ke lokasi lain.

Meski demikian, Iqbal tetap mengimbau warga untuk tidak takut terhadap potensi penularan virus dari jenazah yang dimakamkan tersebut.

“Sebelum dikubur juga, petugas medis sudah melakukan protap-protap agar virus tidak berpindah ke orang lainnya. Ya dibungkus plastik dan tidak tembus lagi keluar."

"Diharapkan, tidak ada kecemasan dan kepanikan di masyarakat bahwa ada jenazah yang dikuburkan. Yang penting jangan ada orang lain yang menyentuh-nyentuh lagi jenazah, selain petugasnya,” jelasnya, Selasa (31/3/2020).

Kota Bandar Lampung

Lokasi pemakaman pasien positif 02 di Bandar Lampung, terpaksa di pindah di lahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.

Hal itu dilakukan karena warga di sekitar pemakaman TPU Batu Putuk, Teluk Betung Barat, menolak jenazah tersebut untuk dimakamkan.

Ketua Gugus Tugas Covid 19, Reihana membenarkan jenazah pasien positif 02 sempat ditolak oleh warga.

Namun, jenazah sudah dimakamkan hari ini.

“Dari kejadian (penolakan warga) kemarin, pemprov mengambil kebijakan untuk memakamkan jenazah di lahan milik Pemrov Lampung,” kata Reihana dalam video conference, Selasa (31/3/2020) petang.

Buat Prank Dirinya Terinfeksi Virus Corona, Kim Jaejoong JYJ Akui Hanya Ingin Beri Peringatan

Kabupaten Sidoarjo

Pemakaman terhadap pasien meninggal akibat Covid-19 di Sidoarjo, Jawa Timur, sempat terkendala.

Sebab, para penggali kubur menolak untuk melakukan pemakaman karena takut tertular Virus Corona.

Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin membenarkan kejadian tersebut.

Akibat kondisi itu, bahkan ia sempat mengunjungi rumah para penggali kubur untuk menyakinkannya.

"Tanah sudah digali, tapi setelah itu ditinggal karena takut. Saya sampai kejar ke rumahnya. Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (26/3/2020).

Tidak hanya penggali kubur, menurutnya sopir ambulans juga menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.

"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujarnya.

(TribunPalu.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved