Pesan Ma'ruf Amin pada Anies Baswedan yang Tangani Covid-19 di Jakarta: Jaga Kesehatan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyemangati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani wabah virus Corona di Jakarta.
Menjawab pertanyaan itu, Anies menyebut sejauh ini Pemprov DKI belum membuat perencanaan khusus, pembatasan peribadatan di tempat ibadah selama dua pekan terakhir hingga sekarang masih diberlakukan.
Untuk selanjutnya, Anies akan melihat perkembangan kondisi wabah virus corona dari hari ke hari.
Jika kondisi seperti sekarang tetap berlangsung hingga tiga minggu ke depan, Pemprov DKI berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi arahan yang komperhensif terkait pelaksanaan ibadah bagi umat Islam.
"Untuk ramadan kita masih ada waktu, kita lihat perkembangannya. Sejauh ini belum ada langkah khusus. Kami akan tunggu, barangkali dari MUI ada arahan ketika mendekati Ramadan. Nanti menjelang ramadan kita diskusikan dengan para ulama," kata Anies.
"Kalau kebutuhan stok aman, termasuk proyeksi sampai dengan Idul Fitri, persiapan logistik insya Allah aman," ungkap dia.
• Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Syekh Puji Nikahi Bocah 7 Tahun
• Kronologi Terbongkarnya Aksi Syekh Puji yang Kini Nikahi Bocah 7 Tahun, Berawal dari Aduan Keluarga
Tunggakan BPJS
Mengenai hal lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan ada 70 rumah sakit rujukan penanganan virus corona di ibu kota. Delapan di antaranya milik Pemprov DKI, sedangkan sisanya punya swasta.
Namun kendala tetap terjadi di lapangan, terkhusus pada rumah sakit swasta.
Alasannya karena mereka tidak bisa lagi menampung pasien kasus COVID-19.
Hal lainnya karena rumah sakit swasta tersebut terganjal masalah tunggakan BPJS yang belum dibayar pemerintah.
Padahal, mereka harus bergerak cepat menangani pasien dengan jumlah yang banyak.
"Mereka mengharapkan dukungan BPJS agar tidak ada keterlambatan di dalam pembayaran tagihannya. Karena, mereka harus bergerak cepat, yang harus ditangani jumlahnya banyak," kata Anies.
Kata Anies, jika pemerintah pusat dapat memberi kepastian soal tak adanya keterlambatan pembayaran, maka rumah sakit swasta mau menerima pasien Covid-19.
"Soalnya, hampir kalau ketemu kami, mereka bilangnya siap handle, tapi jangan telat dananya karena tidak ada dana untuk menalangi," imbuhnya.
Mendengar pernyataan Anies, Maruf menjelaskan saat ini Kementerian Keuangan sudah mendata jumlah tunggakan BPJS yang jatuh tempo. Besarannya sedang dikalkulasi.