Virus Corona
Intelijen AS Tuding China Halangi WHO untuk Umumkan Virus Corona sebagai Wabah
Badan Intelijen Pusat AS ( CIA) meyakini,China berusaha menghalangi Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkanvirus corona sebagai wabah.
TRIBUNPALU.COM - Sebagai negara pertama yang terpapar Covid-19, China kembali mendapatkan tudingan pedas.
Kali ini Badan Intelijen Pusat AS ( CIA) menuding China berusaha menghalangi Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan virus corona sebagai wabah.
Sebab, berdasarkan laporan yang diungkap dua sumber intelijen, Negeri "Panda" saat itu tengah menimbun peralatan medis dari seluruh dunia.
Dalam pemberitaan yang dipublikasikan Newsweek, disebutkan China mengancam tidak akan bekerja sama dalam investigasi virus corona jika WHO mengumumkannya sebagai wabah.
• Demi Viral Saat Pandemi Corona, Wanita ini Buat Prank Kejang-kejang dan Mengaku Positif Covid-19
• Update Corona Global Kamis, 14 Mei 2020 Pagi: 4,42 Juta Kasus di Dunia, Brasil Naik ke Peringkat 6
Ini adalah laporan kedua dari telik sandi negara Barat, dan berpotensi memanaskan hubungan dengan China di tengah pandemi yang membunuh hampir 295.000 orang di Bumi ini.
laporan pertama tudingan terhadap Beijing itu dibuat oleh intelijen Jerman, dan dimuat oleh harian ternama setempat, Der Spiegel pekan lalu.
Dilansir Selasa (12/5/2020), laporan itu menyebutkan Presiden Xi Jinping sendiri yang menekan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada 21 Januari.
Badan kesehatan di bawah PBB itu membantah sudah diintervensi, berdasarkan keterangan dari juru bicara Christian Lindmeier.
Namun, dia menolak menjawab terkait pertanyaan apakah Beijing berupaya menunda atau mungkin mengubah pengumuman Kepedulian Internasional mengenai Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEIC).
Lindmeier menerangkan, selama wabah, organisasinya bergerak berdasarkan mandat mereka yang merujuk kepada bukti ilmiah untuk melindungi warga dunia.
"WHO mendasarkan rekomendasinya berdasarkan sains, data, nasihat pakar independen, maupun penerapan dari kesehatan publik," tegas Lindmeier.
Dia menegaskan, Dr Tedros tidak bertemu Xi Jinping pada 21 Januari, melainkan 28 Januari di Beijing. Dalam agenda itu, mereka tidak membahas mengenai PHEIC.
Berdasarkan pernyataan dari sumber intelijen AS, dirinya tidak bisa menekankan apakah Presiden Xi memainkan peranan dalam menekan organisasi kesehatan itu.
Ketika WHO mengumumkan darurat kesehatan publik pada 30 Januari, keputusan tersebut menuai kemarahan dari sebagian negara Barat.
Termasuk Presiden AS Donald Trump yang menyebut badan itu "China-sentris", dan kemudian memutuskan membekukan penadanannya pada Maret.
• WHO Peringatkan Soal Kemungkinan Covid-19 Tak akan Pernah Hilang: Kita Realistis
