Penjelasan Ahli Paru soal Fase New Normal di Tengah Pandemi Covid-19 pada Layanan Kesehatan

Reviono mengatakan, pandemi Covid-19 dan penerapan new normal pelayanan kesehatan bisa mengandalkan kemajuan informasi serta pengendalian infeksi.

Tribunnews.com/Wahyu Gilang P
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Reviono saat memberikan penjelasan materi pencegahan virus corona dalam kegiatan UNS Mengajar Indonesia di SMPN 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020). 

TRIBUNPALU.COM - Di tengah pandemi virus corona Covid-19, Pemerintah Indonesia melakukan berbagai persiapan new normal atau tatanan kehidupan normal yang baru.

Hal ini bertujuan untuk melindungi sekaligus menjaga roda perekonomian tetap berputar.

Namun, fase new normal tak hanya berlaku di aspek ekonomi, tetapi juga aspek lain, seperti bidang kesehatan.

Dokter spesialis paru sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Reviono, memberikan tanggapannya terkait fase new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi virus corona dari sisi pelayanan kesehatan.

Reviono mengatakan, adanya pandemi Covid-19 dan penerapan new normal pelayanan kesehatan bisa mengandalkan kemajuan informasi serta pengendalian infeksi.

Satu di antara yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan kemajuan informasi adalah pelayanan telemedicine.

Komedian Abdel Achrian Ungkap Sosok Mamah Dedeh, Kesan Pertama: Emak-emak Galak Tapi Kocak Banget

4 Sosok yang Disebut Yunarto Wijaya Bakal Maju ke Pilpres 2024: Ini Momen Terbesar Regenerasi

Shaheer Sheikh Unggah Foto Idul Fitri Bareng Keluarga di Tengah Lockdown, Apa Reaksi Ayu Ting Ting?

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Reviono memberikan penjelasan materi pencegahan virus corona dalam kegiatan UNS Mengajar Indonesia di SMPN 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Reviono memberikan penjelasan materi pencegahan virus corona dalam kegiatan UNS Mengajar Indonesia di SMPN 2 Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020). (Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sebagai informasi, telemedicine adalah teknologi yang memungkinkan pasien berdiskusi langsung dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Selain itu, bisa juga dengan pemberian alat kepada pasien untuk dibawa pulang sehingga pasien yang bersangkutan bisa memantau kesehatannya sendiri di rumah.

"Kalau di paru itu ada namanya alat spirometer untuk mengukur fungsi paru yang dibawa ke rumah."

"Ataupun mungkin juga dokter ahli jantung itu pasien diberi EKG sederhana di rumah."

 

"Nanti kalau ada keluhan tinggal dipasang, nanti kan hasilnya bisa dikirim lewat online," ungkapnya.

Menurut dia, dengan beberapa alat yang bisa dibawa ke rumah akan lebih memudahkan pasien dan menjaga dokter agar tak terlalu sering kontak dengan pasien.

Pasien bisa tetap melakukan cek kesehatan di rumah, hasilnya dikirim ke dokter yang bersangkutan, dari situ dokter akan mengarahkan pasien untuk tindakan selanjutnya.

"Itu mungkin new normal seperti itu jadi mengandalkan teknologi informasi," terang Reviono.

Tak hanya itu, dalam penerapan new normal dari segi pelayanan kesehatan juga bisa menggunakan artificial intelligence.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved