'Orang Suci' India Meninggal karena Corona, Sempat Klaim Bisa Sembuhkan Covid-19 dengan Cium Tangan

Orang suci di India dilaporkan meninggal karena virus corona, setelah dia mengklaim bisa menyembuhkan Covid-19 dengan cium tangan pasien.

https://www.medscape.com/
Coronavirus 

TRIBUNPALU.COM - Seorang pria yang dianggap suci di India dilaporkan meninggal karena virus corona, setelah dia mengklaim bisa menyembuhkan Covid-19 dengan cium tangan pasien.

Pria tantra dari Ratlam, di Negara Bagian Madhya Pradesh, menyatakan dia mencium tangan pengikutnya, dan memberi tahu mereka beban hidup akan musnah.

Dia juga mengklaim ritual cium tangan juga efektif terhadap pasien Covid-19, meski wabah itu menular lewat tetesan di mulut atau hidung.

Departemen kesehatan setempat memyatakan, 'orang suci' itu terinfeksi virus corona pada 3 Juni, dan meninggal satu hari kemudian.

Update Covid-19 Indonesia Sabtu, 13 Juni 2020: Tambah 1.014 Kasus Baru, 21.553 Pasien Masih Dirawat

Update Corona Global Sabtu 13 Juni 2020: Total 7,7 Juta Kasus, 2,1 Juta Terjadi Kasus di USA

Wali Kota Rahmat Effendi Ungkap Proses Penularan Covid-19 dari Rumah ke Rumah di Bekasi

Dilansir Daily Mail Jumat (12/6/2020), otoritas India mulai melacak siapa saja yang kontak dengan pria itu dan menerapkan swab test ke 40 orang.

Hasilnya, 20 sampel terbukti positif wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, termasuk tujuh orang anggota keluarga 'orang suci' tersebut.

Petugas swab test Ruchika Couhan dikutip Times of India memperingatkan, dia meminta praktik serupa karena begitu berbahaya di tengah ancaman gelombang baru.

Badan kesehatan lokal disebut mengidentifikasi 29 orang yang melakukan "praktik pengusiran virus corona", dan mengarantina mereka.

Saat ini, Negeri "Bollywood" sudah melaporkan 298.283 kasus Covid-19, dengan 8.398 orang di antaranya dinyatakan meninggal.

Masyarakat Sudah Boleh Gelar Pernikahan di Luar KUA saat Pandemi Covid-19, Ini Syarat-syaratnya

Susul Indonesia, Brunei dan Malaysia Putuskan Tidak Berangkatkan Haji karena Pandemi COVID-19

Meningkatnya infeksi terjadi setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan lockdown, dengan Kamis (11/6/2020), mereka mencatatkan 10.000 kasus. 

Rumah sakit di kota besar seperti Mumbai, New Delhi, dan Chennai mulai kewalahan dengan membludaknya pasien virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Para ahli kemudian memprediksi, India belum akan mencapai puncak dari pandemi virus corona sebelum akhir Juli mendatang.

Lonjakan kasus tersebut terjadi di tengah rencana pemerintah membuka lagi restoran, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah di sebagian tempat.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dikritik setelah menerapkan lockdown selama 10 pekan yang menggerus ekonomi, dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

New Delhi mempertahankan instruksi tersebut, dengan menjelaskan mereka berusaha melindungi 1,3 miliar warganya dari dampak yang lebih besar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved