Unggahan Guyonan Gus Dur Berbuntut Pemeriksaan Polisi, Ini Tanggapan Pihak Istana hingga Yenny Wahid
Ismail mengunggah guyonan yang pernah dilontarkan Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang tiga tipe polisi jujur di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang warga di Kepulauan Sula, Ternate bernama Ismail terpaksa berurusan dengan polisi terkait postingan yang diunggahnya di media sosial Facebook.
Ismail mengunggah guyonan yang pernah dilontarkan Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang tiga tipe polisi jujur di Indonesia.
Buntut dari unggahannya di media sosial Facebook, Ismail pun diperiksa dan dimintai klarifikasi oleh pihak kepolisian.
Banyak kalangan menganggap permintaan klarifikasi dari polisi berlebihan.
Pendapat seperti itu juga datang dari putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Dia sampai tak habis pikir dengan kasus yang menimpa pemuda tersebut.
Menurut Yenny, kedewasaan bangsa Indonesia diukur dari sikap dalam menanggapi ekspresi humor semacam itu.
"Kedewasaan kita diukur dari sikap kita menanggapi ekspresi-ekspresi humor semacam itu. Humor itu sudah berputar-putar di tengah masyarakat lama sekali," ujar Yenny, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (18/6/2020).
• 657 Pekerja Rumah Pemotongan Hewan di Jerman Positif Covid-19, 7.000 Orang di Gutersloh Dikarantina
• Kasus Infeksi Covid-19 di Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara, Komisi IX DPR: Alarm bagi Pemerintah
• Politikus PAN Minta Jokowi Tunda Rencana Blusukan: Berpotensi Langgar Jaga Jarak Fisik dan Sosial
Dia mengatakan institusi negara di Indonesia itu memang kerap menjadi bahan humor dari zaman dahulu hingga sekarang.
Bahkan institusi kepresidenan hingga pemuka agama juga tak lepas menjadi bahan humor masyarakat.
"Yang namanya institusi negara di Indonesia itu memang sering menjadi bahan humor dari dulu sampai sekarang. Nggak usah institusi kepolisian, anggota DPR jadi bahan komika, institusi kepresidenan sering jadi bahan lelucon," ucap dia.
"Kemudian para menteri, pemuka agama pun sering dijadikan bahan lelucon," kata dia.
Menurutnya, humor adalah mekanisme atau cara bangsa Indonesia untuk menghadapi kegetiran, kekecewaan yang ada dan untuk tetap saling mengingatkan.
"Jadi bangsa Indonesia itu suka melucu. Karena itu cara kita untuk menjaga semangat, begitu kita sudah bisa tertawa mengenai kekecewaan kita, maka kita bisa semangat lagi dalam berkarya," ungkapnya.
Tak hanya itu, humor juga menjadi sarana introspeksi tanpa menyinggung perasaan. Sehingga humor diibaratkan Yenny sebagai kekuatan bangsa Indonesia sejak dahulu.