Kisah Wisudawan Terbaik Asal Papua, Wisuda Tak Bisa Dihadiri Orangtua karena Kendala Biaya
"Saya dapat program pertukaran pelajar, jadi saya magang di India, saya pernah dapat program belajar juga di Amerika," ungkap Neas Wanimbo.
TRIBUNPALU.COM - Kisah wisuda seorang mahasiswa asal Papua bernama Neas Wanimbo menjadi sorotan publik karena dianggap sangat inspiratif.
Neas Wanimbo sendiri merupakan putra Papua yang menjadi wisudawan terbaik di Tanri Abeng University pada Agustus 2019 lalu.
Kala itu, dirinya juga mendapat kesempatan untuk memberikan pidato.
Namun, orang tua yang berada di Papua tidak bisa hadir karena keterbatasan biaya.
"Waktu itu keluarga dari Papua tidak ada yang datang."
"Tetapi dari teman-teman dekat di Jakarta dan orang tua angkat hadir," terang Neas kepada Tribunnews, Rabu (24/6/2020).
• Nagita Slavina Ungkap Perasaannya pada Raffi Ahmad: Nggak Cinta Terus-terusan, Yang Penting Komitmen
• Alasan Sherrin Tharia Gugat Cerai Zumi Zola Terungkap: Cekcok dan Tak Kuat Tak Dapat Perhatian Suami
• Kronologi Gugurnya Serma Rama, TNI Pasukan Perdamaian PBB yang Diserang Kelompok Bersenjata di Kongo

Meski merasa sedih, Neas memahami kondisi orang tuanya yang sederhana membuat mereka tidak bisa datang.
Namun, ia tetap bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan.
Neas pun bertekad untuk pulang ke kampung halamannya di Papua, agar orang tuanya menyaksikan dirinya wisuda.
Satu bulan setelah wisuda, tepatnya pada November 2019, Neas akhirnya bisa pulang menemui orang tuanya.
Ia mengumpulkan uang dari hasil kerja paruh waktu di Jakarta, untuk membeli tiket ke Papua.
• Jenazah PDP Covid-19 Tertukar di Surabaya, Pihak Rumah Sakit Minta Maaf dan Tegur Petugasnya
"Saya bersyukur sekali dapat beasiswa bisa kuliah di Jakarta dan ingin sekali pencapaian dan prestasiku ini dilihat langsung."
"Karena tidak bisa, jadi saya kumpulkan cukup uang untuk beli tiket ke Papua."
"Bawa ijazah dan toga biar orang tua bisa lihat saya di wisuda," papar Neas yang kini berada di Papua.
Sosok Neas berprestasi hingga keliling dunia
Neas dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik lantaran memiliki segudang prestasi saat berkuliah.
Ia bahkan mendapat banyak kesempatan untuk berkeliling dunia.
Dirinya mengaku termotivasi ingin membanggakan orang tuanya di Papua.
"Waktu itu saya ingin sekali membanggakan orang tua, jadi waktu kuliah saya salah satu mahasiswa yang aktif sekali di bidang extra kurikuler."
"Saya aktifkan di bidang kegiatan organisasi, di kampus, di BEM, dan itu di luar kampus juga."
"Saya dapat program pertukaran pelajar, jadi saya magang di India, saya pernah dapat program belajar juga di Amerika," ungkap pria berusia 25 tahun ini.
Cerita Neas soal pendidikan Papua
Lebih lanjut, Neas menceritakan pengalaman tentang pendidikan di Papua.
Menurutnya, ia beruntung karena bisa mendapat kesempatan bersekolah di Kota Jayapura.
Selain itu, ia juga mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Ibukota.
"Saya salah satu anak dari pedalaman Papua yang bisa mendapat kesempatan untuk bersekolah di Jayapura."
"Lalu saya dapat beasiswa lagi ke Jakarta," ungkap Neas.
Di kampung halamannya, di daerah Tangma Kabupaten Yahukimo, Wamena, Neas mengaku sulit mendapatkan listrik dan sinyal.

Bahkan, keluarganya baru mengetahui kabar Neas ke Jakarta setelah dua tahun dirinya berkuliah.
"Waktu saya kuliah ke Jakarta orang tua saya tidak tahu, karena di kampung saya tidak ada listrik dan sinyal."
"Baru sekitar dua tahun sejak saya kuliah mereka baru tahu," tuturnya.
Neas pun menceritakan pengalaman saat bersekolah di kampung halamannya.
Ia mengaku hanya memiliki satu guru saat sekolah dan tidak memiliki buku untuk dibaca.
"Waktu saya SD, kami hanya memiliki satu guru disana dan tidak memiliki buku untuk dibaca."
"Karena kondisi kami di pedalaman, jadi kondisi semuanya serba sederhana dan tidak lengkap (fasilitasnya, red)," jelasnya.

Oleh karena itu, dirinya jarang sekali menghubungi keluarganya di kampung.
Namun, saat ini di kampung halamannya sudah ada sinyal.
Meski harus menaiki pegunungan di Wamena terlebih dahulu.
"Sekarang mama bisa telepon saya tapi dia naik gunung dulu."
"Saya jarang sekali telepon, tapi mereka yakin saya akan sehat-sehat dan menjalani semuanya dengan baik, saya yakin mereka suport," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wisudawan Putra Papua Terbaik Tak Dihadiri Orang Tua karena Biaya, Jalur Beasiswa dan Penuh Prestasi