Studi Global Sebut Strain Terbaru Virus Corona Lebih Mudah Menular, tapi Tidak Lebih Ganas

Para peneliti menyebut mutasi virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 saat ini dengan nama G614.

gcs.k12.al.us
Ilustrasi Virus Corona Baru Covid-19. Para peneliti menyebut mutasi virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 saat ini dengan nama G614. Strain sebelumnya dinamai D614. 

TRIBUNPALU.COM - Virus corona penyebab penyakit Covid-19 mengalami perkembangan atau mutasi, seiring penyebarannya yang semakin meluas.

Terbaru, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Cell menunjukkan strain baru novel coronavirus yang menyebar dari Eropa ke Amerika Serikat lebih mudah menular daripada strain pendahulunya.

Studi tersebut juga telah dilaporkan pertama kali lewat CNN.

Peneliti La Jolla Institute for Immunology yang terlibat dalam studi ini, Erica Ollmann Saphire, mengatakan kepada CNN bahwa mutasi ini adalah bentuk dominan yang sekarang menginfeksi para pasien.

"Ini sekarang adalah virusnya," kata Erica.

Dikutip TribunPalu.com dari laman This is Insider, para peneliti menyebut mutasi virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 saat ini dengan nama G614.

Strain sebelumnya dinamai D614.

"Data penelusuran global kami menunjukkan bahwa varian G614 telah menyebar lebih cepat daripada D614," demikian bunyi keterangan dalam studi tersebut.

"Dari hal ini, kami menginterpretasikan bahwa virusnya semakin mudah menular. Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 terhadap tingkat keparahan penyakit," lanjutnya.

"Sampai 1 Maret 2020 lalu, varian G614 sangat langka ditemukan di luar Eropa, tetapi pada akhir Maret, frekuensi varian ini justru semakin meningkat di seluruh dunia."

"Peningkatan frekuensi G614 kerapkali berlanjut setelah aturan tetap di rumah saja diberlakukan dan melampaui periode inkubasi dua minggu selanjutnya."

Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo Dikaruniai Anak Kelima, Presiden Joko Widodo Beri Kejutan

Pakar: Eucalyptus Baru Bisa Diklaim Jadi Antivirus Corona Jika Sudah Ada Uji Klinis pada SARS-CoV-2

Kementan Klaim Kalung Eucalyptus sebagai Antivirus Corona, IDI: Seharusnya Ada Penelitian Dulu

Saat ini, Amerika Serikat mengalami lonjakan kasus penyebaran virus corona Covid-19 setelah sejumlah negara bagian mulai melakukan pelonggaran padahal mereka masih belum memenuhi panduan pelonggaran yang dikeluarkan Gedung Putih.

Panduan Gedung Putih menyatakan, untuk dapat melakukan pelonggaran atau pembukaan kembali (reopening) suatu negara bagian harus mengalami penurunan kasus baru selama dua minggu, atau penurunan laporan data hasil tes positif virus corona selama dua minggu.

Namun, menurut The New York Times, 18 dari 30 negara bagian yang memulai pelonggaran pada 7 Mei 2020 lalu masih mengalami kenaikan kasus infeksi harian.

Sementara, sembilan dari 30 negara bagian tidak mengalami penurunan laporan hasil tes positif corona.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved