Ilmuwan Melaporkan Microdroplet Virus Corona Jenis Baru Kemungkinan Tetap Bisa Tularkan Covid-19
Hal ini mendukung hipotesis bahwa bicara atau bernafas dalam kondisi normal, tidak hanya batuk atau bersin, sudah dapat menyebarkan virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Virus corona jenis baru penyebab penyakit Covid-19 menyebar secara cepat dan masif ke seluruh dunia.
Lebih dari enam bulan sejak virus itu pertama kali dikonfirmasi keberadaannya di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu, para ilmuwan masih berjuang keras untuk mengenali sifat penularannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah mengetahui bahwa virus corona jenis baru ini dapat menempati micro droplets (percikan kecil berukuran mikro) yang dikeluarkan oleh pasien saat berbicara atau bernafas.
Namun, saat itu belum ada bukti bahwa partikel berukuran sangat kecil ini bisa menularkan penyakit Covid-19.
Meski begitu, sebuah studi terbaru dari para ilmuwan di University of Nebraska yang diunggah di sebuah situs pre-medis pekan ini menunjukkan hal yang berbeda.
Diwartakan oleh Channel News Asia, studi tersebut menunjukkan virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 yang diambil dari micro droplets, berukuran kurang dari lima mikron, dapat bereplikasi di dalam kondisi lab.
Hal ini mendukung hipotesis bahwa bicara atau bernafas dalam kondisi normal saja, tidak hanya batuk atau bersin, sudah dapat menyebarkan virus corona Covid-19.
Sementara, dosis virus yang sudah bisa berpotensi menular lewat micro droplet ini dapat menyebar dalam jarak lebih dari dua meter.
Padahal, jarak dua meter adalah jarak yang direkomendasikan sebagai pembatasan fisik atau sosial.
Kendati demikian, hasil dari studi ini masih dianggap terlalu dini dan belum terlihat di penelaahan sejawat (peer-reviewed journal).
Karya ilmiah tersebut diunggah di situs medrxiv.org, di mana sebagian besar penelitian terkini selama pandemi Covid-19 dipublikasikan.
• Meneliti Cara Virus Corona Menyebar di Kerumunan, Ilmuwan di Jerman Gelar Konser untuk 4.000 Orang
• Joko Widodo Minta Vaksin Covid-19 Selesai dalam 3 Bulan, Tim Riset: Tidak Bisa, Kami Harus Hati-hati
• Tantangan Terbesar dalam Pengembangan Vaksin Covid-19: Imunitas dari Antibodi yang Cepat Melemah
Pada Maret 2020 lalu, tim yang sama telah menuliskan sebuah karya ilmiah yang menunjukkan virus corona masih bisa melayang-layang di udara (airborne) dalam ruangan tempat pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit.
Studi ini akan segera dipublikasikan dalam sebuah jurnal, terang penulis utamanya.
"Sebenarnya, ini cukup sulit" untuk mengumpulkan sampel, kata Joshua Santarpia, seorang guru besar University of Nebraska Medical Center kepada AFP.
Tim peneliti menggunakan perangkat seukuran ponsel untuk mengumpulkan sampel.