Fenomena Alam
Nanti Malam, Puncak Hujan Meteor Perseids Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang di Langit Indonesia
Tengah malam atau dini hari nanti terjadi puncak hujan meteor Perseids, LAPAN mengatakan fenomena tersebut bisa disaksikan langsung tanpa teleskop.
"Nanti yang lebih besar itu hujan meteor Perseid di bulan Agustus," kata Emanuel Sungging kepada Kompas.com, Senin (27/7/2020).
Sebab, hujan meteor Perseids ini pada puncaknya di tanggal 12-13 Agustus 2020 memiliki intensitas 50-75 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam.
Namun sebenarnya, hujan meteor Perseids ini telah aktif sejak tanggal 17 Juli dan berlangsung hingga 24 Agustus 2020.

• Daftar 6 Fenomena Astronomi di Bulan Agustus 2020: Ada Puncak Hujan Meteor Perseid
Di mana dan kapan bisa menyaksikan fenomena ini?
Dijelaskan oleh astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, fenomena hujan meteor Perseids ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia jika cuaca dan kegelapan langit mendukung.
Anda dapat menyaksikannya mulai tengah malam hingga fajar bahari atau nautika berakhir yaitu 24 menit sebelum Matahari terbit, atau ketika radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat.
Untuk menyaksikannya Anda tidak memerlukan teleskop, cukup dengan mata telanjang secara langsung dengan catatat langitnya bersih dari polusi cahaya.
"Namun cahaya Bulan kwartir ketiga mungkin akan mengurangi jumlah meteor yang bisa disaksikan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020)
Sementara dikutip dari akun ofisial Bosscha Observatory, fenomena hujan meteor Perseids ini akan disuguhkan secara virtual melalui kanal resminya.
Ini adalah kali pertama bagi Bosscha Observatory untuk menyuguhkan keindahan langit melalui gawai.
Caranya Anda cukup mendaftar pada tautan Zoom yang disediakan oleh Bosscha Observatory.
Dalam satu kali pertemuan, dibatasi kuota hanya untuk 200 peserta.
Tetapi jika tidak sempat mendaftar, Anda bisa menyaksikan siaran langsung pada kanal YouTube resmi Bosscha Observatory pada Sabtu pukul 19.10 WIB.
(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Ellyvon Pranita)