Berkaca dari Kasus Flu Spanyol, WHO Berharap Pandemi Virus Corona Berakhir Kurang dari 2 Tahun

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berharap pandemi virus corona akan berakhir dalam waktu kurang dari dua tahun.

Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images via CNN
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUNPALU.COM - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berharap pandemi virus corona akan berakhir dalam waktu kurang dari dua tahun.

Berbicara di Geneva, Swiss, pada Jumat (21/8/2020), Ghebreyesus mengingatkan bahwa Flu Spanyol pada 1918 membutuhkan waktu dua tahun untuk diatasi sebagaimana dilansir dari BBC.

Namun dia menambahkan bahwa kemajuan teknologi saat ini dapat memungkinkan dunia untuk menghentikan virus "dalam waktu yang lebih singkat".

Update Corona Global, Sabtu 22 Agustus 2020, Pagi: Kasus Positif Covid-19 Dunia Capai 23 Juta

Empat Negara ASEAN Ini Laporkan Mutasi Virus Corona Baru yang Lebih Menular, Mana Saja?

Dengan banyaknya konektivitas dan tingginya mobilitas masyarakat modern, virus corona memiliki peluang lebih besar untuk menyebar.

"Tetapi pada saat yang sama, kita juga memiliki teknologi dan pengetahuan untuk menghentikannya," kata Ghebreyesus.

Dia juga menekankan pentingnya persatuan nasional dan solidaritas global untuk melawan pandemi virus corona.

Flu Spanyol tercatat menewaskan sedikitnya 50 juta orang.

Sebelum Meninggal karena Covid-19, Dokter Hery Sempat Tulis Lagu Berjudul Corona Enggalo Lungo

Virus corona sejauh ini telah menewaskan hampir 800.000 orang dan menginfeksi 22,7 juta orang lainnya.

Ghebreyesus juga menanggapi pertanyaan tentang korupsi yang berkaitan dengan alat pelindung diri ( APD) selama pandemi, yang dia sebut sebagai tindakan krimibal.

"Segala jenis korupsi tidak bisa diterima. Namun korupsi terkait APD ... bagi saya sebenarnya pembunuhan, " jawabnya. 

Dia menambahkan karena jika petugas kesehatan bekerja tanpa APD, maka nyawa mereka yang menjadi taruhannya. Dan itu juga membahayakan nyawa orang yang mereka layani.

Meski soal terkait dugaan korupsi terjadi di Afrika Selatan, sejumlah negara pernah menghadapi persoalan serupa.

Pada Jumat (21/8/2020), aksi protes pecah di ibu kota Kenya, Nairobi atas dugaan korupsi selama pandemi.

Dokter dari sejumlah rumah sakit umum kota melakukan pemogokan karena gaji yang belum dibayar dan kurangnya APD.

Pada hari yang sama, Kepala Program Kegawatdaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan memperingatkan bahwa skala wabah virus korona di Meksiko kurang dikenali.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved