Pilkada 2020: Banyak Calon Kepala Daerah Langgar Protokol Kesehatan, Ini Kata Bawaslu dan Kemendagri

Di masa-masa pendaftaran Pilkada 2020, sejumlah calon kepala daerah diduga melanggar protokol kesehatan.

KOMPAS.com/RASYID RIDHO
Kerumunan massa pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa di depan gedung KPU Serang 

Misalnya, melalui ketentuan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Wilayah atau Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit.

Bakal paslon Yena Iskandar Ma'soem (kiri) dan Atep Rizal saat akan mendaftar sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020, di Kantor KPU Kabupaten Bandung, Jalan Sindang Wangi, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/9/2020). Yena Iskandar Ma'soem dan Atep Rizal diusung oleh partai politik PDI Perjuangan dan PAN. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Bakal paslon Yena Iskandar Ma'soem (kiri) dan Atep Rizal saat akan mendaftar sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020, di Kantor KPU Kabupaten Bandung, Jalan Sindang Wangi, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/9/2020). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Ditegur karena Tulis Istana Bogor Sebagai Alamat Rumah, Begini Jawaban Kaesang Pangarep

Pelanggaran Protokol Covid-19 Jelang Pilkada Terus Terjadi, Jokowi Waspadai Klaster Pilkada

Kemudian Pasal 212 dan 218 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), hingga Peraturan Daerah dan Peraturan Menteri Kesehatan.

Selain itu, pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun ikut menyoroti adanya para bakal pasangan calon kepala daerah yang melanggar.

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik menyesalkan hal tersebut.

Menurutnya, beberapa kepala daerah itu sudah diberi teguran keras oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

"Sangat disayangkan banyak kepala daerah dan wakil kepala daerah yang melanggar protokol kesehatan," ujar Akmal sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemendagri, Senin (7/9/2020).

Pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Aulia Rahman bersiap menuju KPU Kota Medan menggunakan sepeda motor Vespa, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (4/9/2020). Menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution dan Aulia Rahman yang diusung delapan partai yakni, PDIP, GOLKAR, Gerindra, PPP, Nasdem, PAN, Hanura, dan PSI resmi mendaftarkan diri ke KPU Kota Medan sebagai pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada Pilkada 2020 mendatang.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Aulia Rahman bersiap menuju KPU Kota Medan menggunakan sepeda motor Vespa, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (4/9/2020).  (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)

"Di masa pandemi ini, mereka yang jadi pimpinan daerah mestinya menjadi contoh."

"Bagaimana menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, bukan justru menjadi contoh yang buruk," tutur dia.

Berdasarkan data Kemendagri, ada 51 kepala daerah yang mendapat teguran keras dari Mendagri.

Mayoritas merupakan kepala daerah berstatus petahana yang kembali mencalonkan diri di Pilkada 2020.

Hampir semuanya ditegur karena melanggar protokol kesehatan.

Dikutip dari data yang dihimpun oleh Kemendagri, 49 kepala daerah mendapat teguran karena melanggar protokol kesehatan dan dua orang masing-masing karena kode etik dan pelanggaran penyaluran bansos.

Bakal calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad bersama bakal calon Wakil Walikota Rahayu Saraswati saat akan menyerahkan berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan, Banten, Jumat (4/9/2020). Pasangan Muhamad dan Rahayu Saraswati resmi mendaftarkan diri sebagai kontestan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan tahun 2020. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Bakal calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad bersama bakal calon Wakil Walikota Rahayu Saraswati saat akan menyerahkan berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan, Banten, Jumat (4/9/2020). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Rata-rata, pelanggaran terjadi saat deklarasi sebagai bakal calon kepala daerah maupun ketika mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)," kata Akmal.

Menurut Akmal, pihaknya sedang mengkaji opsi sanksi lain selain sanksi teguran tertulis.

Sanksi itu diberikan jika kepala daerah itu mengulangi perbuatannya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved