Begini Penjelasan Dokter Terkait Kasus Gadis 20 Tahun Lumpuh setelah Makan Boba
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes beri penjelasan terkait kasus gadis 20 tahun lumpuh setelah makan boba.
TRIBUNPALU.COM - Mungkin Anda termasuk salah satu penggemar minuman dengan rasa manis yang disebut dengan boba atau bubble, yang terbuat dari tepung tapioka?
Namun hati-hati, mengonsumsi boba atau bubble terlalu banyak dapat menyebabkan penyakit diabetes, yang jika tak segera ditangani bisa berlanjut pada komplikasi, hingga menyebabkan kelumpuhan.
Seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, seorang wanita berusia 20 tahun asal Bekasi, bernama Ranya membagikan pengalaman pribadinya, terkait efek samping dari kegemarannya mengonsumsi boba atau bubble.
Pengalaman pribadi yang dikisahkan oleh Ranya melalui akun media sosial Twitter @dangobulet langsung menjadi sorotan masyarakat, sebab banyak orang yang juga menggemari boba.
• Catat! Begini Cara Membeli Saham Perdana Big Hit Entertainment, Agensi BTS
• Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 278.722, Masyarakat Diminta Tak Anggap Sepele
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ranya mengaku bahwa dalam satu hari dia bisa mengonsumsi dua gelas boba. Ia biasanya mengonsumsi boba tiga sampai empat hari dalam seminggu.
Kebiasaannya ini mulai ia lakukan sejak Desember 2019. Selama mengonsumsi boba, Ranya merasa tidak merasa ada yang aneh pada tubuhnya.
Hingga suatu ketika, perempuan berusia 20 tahun ini merasakan kebas pada kaki. Selama enam hari, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Kakinya kemudian mengalami lumpuh sementara.
Ranya lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020, dan didiagnosis Diabetes Melitus tipe-2.
"Dibawa ke dokter umum, bilangnya cuma kekurangan vitamin D. Ternyata masih terasa berkedut, bahkan pas jalan kayak meleyot (layu) gitu kakinya. Akhirnya dibawa ke dokter penyakit dalam dan dicek ternyata sudah DM (diabetes melitus) tipe-2," kata dia.
• Pandemi COVID-19 di Asia Tenggara: Myanmar Lampaui Malaysia, Indonesia Catat Kematian Tertinggi

Namun, benarkah terlalu banyak mengonsumsi boba atau bubble tea bisa sebabkan diabetes hingga kelumpuhan?
Menjawab persoalan ini, pada Senin (28/9/2020) Kompas.com menghubungi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes dr Wismandari Wisnu SpPD-KEMP.
Menurut Wismandari, seseorang yang banyak konsumsi makanan atau minuman mengandung lemak dan gula, maka akan mudah terkena diabetes.
"Tapi ini bukan proses yang cepat, perlu waktu agar gula darah seseorang bisa naik, kemudian menjadi pre diabetes dan akhirnya menjadi diabetes," kata dia.
Bahayanya, ketika sudah dalam kondisi diabetes pun, terkadang seseorang belum mengalami gejala, sehingga tidak segera berkonsultasi dengan ke dokter.
Wismandari mengatakan, seringkali pasien datang kepada dokter justru karena komplikasi dari diabetes, seperti berikut: