Disorot karena Sidang Omnibus Law, Intip Total Kekayaan Puan Maharani yang Mencapai Rp 363 Miliar

Dengan jam terbang yang tinggi, lantas berapa total harta kekayaan dan rincian aset yang dimiliki Puan Maharani sebagai politikus senior?

Kompas.com/SABRINA ASRIL
Dengan jam terbang yang tinggi, lantas berapa total harta kekayaan dan rincian aset yang dimiliki Puan Maharani sebagai politikus senior? 

TRIBUNPALU.COM - Nama Puan Maharani kembali menjadi perbincangan publik setelah momen pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja menuai kontroversi di masyarakat.

Yang menjadi perbincangan saat ini adalah beredarnya video sang Ketua DPR RI diduga mematikan mikrofon salah satu anggota DPR saat sidang, Senin (5/10/2020) malam.

Insiden mikrofon mati itu terjadi saat anggota Fraksi Demokrat menyampaikan interupsi untuk menolak RUU Cipta Kerja tersebut.

Aksi Puan Maharani terlihat seperti tengah memencet tombol di mejanya, tertangkap kamera, dan videonya pun menjadi viral di media sosial.

Bahkan namanya menduduki trending topic Twitter terpopuler di Indonesia hingga mencapai 35,8 ribu cuitan menyertakan tanda tagar Puan Maharani.

Suasana Rapat Paripurna DPR RI membahas pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di gedung DPR RI, Senin 5 Oktober 2020.
Suasana Rapat Paripurna DPR RI membahas pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di gedung DPR RI, Senin 5 Oktober 2020. (Istimewa Kompas TV)

Jika Dibandingkan dengan RUU PKS, Pembahasan RUU Cipta Kerja Jauh Lebih Dikebut

Terlepas dari kontroversi tersebut, Puan Maharani memang sudah lekat berkecimpung di dunia politik, khususnya di bawah naungan PDIP.

Wanita bernama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi ini memang terlahir dari dinasti politikus.

Karier politiknya mulai dirintis sejak menjadi anggota KNPI, lalu menjadi kader PDI-P hingga kemudian melenggang ke Senayan sejak 2009 lalu.

Ia pun berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 di usia 36 tahun.

Selain itu, Puan Maharani juga pernah menduduki kursi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia dengan masa jabatan 27 Oktober 2014-2019.

Kini, Puan Maharani didapuk sebagai Ketua DPR RI periode 2019-2024, yang menjadi ketua parlemen perempuan pertama sepanjang sejarah Indonesia.

Dengan jam terbang yang tinggi, lantas berapa harta kekayaan yang dimiliki Puan Maharani sebagai politikus senior?

Sama-sama Maju Pilkada 2020, Harta Kekayaan Bobby Nasution Dua Kali Lebih Besar dari Gibran

Berdasarkan catatan LHKPN per 30 Maret 2019, total kekayaan Puan Maharani mencapai Rp 363,79 miliar atau lebih tepatnya Rp 363.790.695.900.

Jumlah itu terbagi dari berbagai aset yang ia miliki.

Puan Maharani tercatat memiliki aset tanah dan bangunan senilai Rp 148,86 miliar (Rp 148.864.872.900)

Aset itu berjumlah 74 lahan tanah dan bangunan yang tersebar di Gianyar, Badung, Tabanan, Jakarta, Klungkung, Bogor, Denpasar hingga Depok.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDI-Perjuangan nonaktif, Puan Maharani.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDI-Perjuangan nonaktif, Puan Maharani. (Kompas.com/SABRINA ASRIL)

Aset lainnya berupa alat transportasi dan mesin sebanyak 10 unit yang bernilai Rp 1,53 miliar.

Alat transportasi termahal yang dimiliki Puan Maharani adalah mobil Toyota Land Cruiser Jepp tahun 2008 yang bernilai Rp 400 juta.

Sementara dari aset surat berharga, Puan Maharani memiliki aset sebanyak Rp 208 miliar.

Kemudian, Rp 5 miliar terhitung dari jumlah harta bergerak, serta kas dan setara kas senilai Rp 49.556.710.684.

Terakhir, Puan Maharani tercatat memiliki utang sebanyak Rp 49.700.114.974.

Profil Puan Maharani

Berikut profil dan perjalanan karier Puan Maharani yang dirangkum Tribunnews.com:

Puan Maharani Nakshatra Kusyala atau yang lebih sering disapa Puan Maharani merupakan politikus perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).

Puan Maharani lahir di Jakarta pada 6 September 1973.

Puan Maharani adalah anak dari pasangan Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas.

Megawati Soekarnoputri sendiri merupakan Presiden Indonesia kelima sekaligus putri dari presiden pertama, Ir Soekrno.

Puan Maharani menikah dengan seorang pengusaha ternama, Hapsoro Sukmonohadi atau akrab dengan nama Happy Hapsoro.

Dari pernikahan itu, Puan Maharani dan Happy Hapsoro dikaruniai dua orang anak, Praba Diwangkara Caraka Putra Soma dan Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari.

Puan Maharani Posting Foto Selfie Bareng Prabowo, Beri Ucapan Selamat untuk Menhan

Riwayat Pendidikan

Puan Maharani mengenyam pendidikan pertamanya di SD Perguruan Cikini.

Puan Maharani lulus dari SD Perguruan Cikini ketika usianya 12 tahun pada 1985.

Lulus dari SD, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke SMP Perguruan Cikini dan SMA Perguruan Cikini.

Setelah lulus dari SMA pada 1991, Puan Maharani kemudian melanjutkan ke Universitas Indonesia (UI) mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi Massa, FISIP.

Puan Maharani berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 1997.

Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDI-P nonaktif, Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019)
Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDI-P nonaktif, Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019) (KOMPAS.com/Haryantipuspasari)

Riwayat Karier

Lahir di tengah keluarga politik mendorong Puan Maharani untuk terjun ke dunia politik.

Ibunya, Megawati Soekarnoputri adalah presiden keliam RI sekaligus Ketua Umum PDIP, sementara sang ayah, Taufiq Kiemas adalah Ketua MPR ke-12.

Sejak kecil, Puan Maharani tidak pernah lepas dari suasana politik.

Simbol negara, lambang dan bendera partai adalah pemandangan sehari-hari bagi Puan Maharani.

Secara resmi Puan Maharani terjun ke dunia politik pada usia 33 tahun.

Meski begitu, sejak masih SD, SMP, SMA, atau kuliah Puan Maharani sudah terbiasa menyaksikan kerasnya dunia perpolitikan yang tengah dihadapi keluarganya.

Tidak hanya menyaksikan, Puan Maharani juga ikut berkeliling dan mendampingi Megawati saat melawan kekuasaan Soeharto.

Mikrofon Mati Saat Demokrat Bersuara Tolak UU Cipta Kerja, Azis Syamsuddin Bantah Itu Disengaja

Pendidikan politiknya terus diasah ketika ia bergabung dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri sebelum akhirnya bergabung dengan partai ibunya di PDIP.

Setelah pendidikan politiknya dirasa cukup, Puan Maharani kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI unuk Dapil Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali pada Pemilu Legislatif 2009.

Hasilnya, Puan Maharani memperoleh suara terbanyak dan lolos ke Senayan untuk masa periode 2009 – 2014.

Tidak hanya itu, Puan Maharani juga didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo yang sudah menjabat selama Sembilan tahun.

Selanjutnya, Puan Maharani kembali terpilih dalam Pemilihan Legislatif periode selanjutnya.

Kemampuan di bidang politik yang sudah dinilai matang kemudian membuat Puan Maharani ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP.

Pada Pemilu 2014, Puan Maharani ditunjuk sebagai panglima perang PDIP, hasilnya PDIP berhasil memenangi Pemilu 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Kariernya kemudian berlanjut ketika presiden terpilih pada Pemilu 2014, Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Puan Maharani menjadi Menko termuda pada usia 41 tahun sekaligus menjadi orang pertama yang mengisi kementerian baru itu.

Presiden Jokowi Masih Mengenakan Pakaian Adat di Sidang Tahunan, Puan Maharani Beri Pujian

Kontroversi

Ketika menjabat sebagai Menko PMK, Puan Maharani sempat menjadi perbincangan publik karena rencananya mendatangkan guru dari luar negeri.

Hal ini dianggap oleh publik bahwa Puan Maharani hendak mengimpor guru asing.

Hal tersebut kemudian ditanggapi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.

Muhadjir Effendy mengatakan bahwa maksud Puan Maharani bukanlah mengimpor guru asing, melainkan mendatangkan guru dari luar negeri untuk melatih guru-guru maupun instruktur yang ada di dalam negeri.

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemahiran instruktur atau guru Indonesia, hal itu dinilai lebih efisien daripada harus mengirim guru atau instruktur Indonesia ke luar negeri.

Muhadjir Effendy juga membantah kabar bahwa Puan Maharani hendak mengimpor guru, melainkan mengundang guru atau instruktur luar negeri untuk program Training of Trainers.

Puan Maharani juga sempat menjadi sorotan publik karena pernyataannya yang meminta agar rakyat miskin diet dan melarang mereka banyak makan.

Penghargaan

Bintang Bhayangkara Utama, Polri (2018)

Eminent Women of the Year 2019, Majalah Her Times (2019)

E-Transparency Award 2014, Paramadina Public Policy Institute (2014)

(TribunPalu.com, Kontan.id)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved