Kenaikan Kasus Covid-19 Pasca-Pilkada 2020 Disebut Tak Signifikan, Pandu Riono: Itu Tidak Sempurna

Salah satu sorotan terhadap Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19 berasal dari ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.

YouTube KOMPASTV
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono 

Seperti, Kroasia, Korea Selatan, hingga Trinidad dan Tobago.

Terkait hal tersebut, Pandu Riono pun mempertanyakan sikap Wiku.

Menurut Pandu Riono, virus corona jenis baru penyebab penyakit Covid-19 memiliki banyak cara dan trik untuk menular dari satu orang ke orang lain.

Menurutnya, protokol kesehatan itu tidak sempurna, sebab tidak pernah bisa diterapkan dengan baik sejak awal kegiatan Pilkada 2020.

Kemudian Pandu Riono menyebut, peningkatan penularan Covid-19 setelah Pilkada 2020 hampir dipastikan bisa terjadi.

Dalam bagian akhir cuitannya, Pandu Riono seolah memberikan sindiran, bahwa jumlah penularan Covid-19 setelah pilkada tidak signifikan seperti yang disebutkan pemerintah, dan kasus yang ada saat ini juga belum signifikan.

"Mas W ini gimana sih, virus Covid19 punya banyak trik untuk terus menularkan. Protokol tsb tidak sempurna, tak pernah bisa diterapkan sejak awal kegiatan pilkada. Hampir dipastikan terjadi peningkatan penularan. Betul tak signifikan, jumlah kasus yg ada juga belum signifikan."

Kenaikan Kasus Covid-19 Setelah Pemilu Disebut Tak Signifikan, Satgas Contohkan Kroasia hingga Trinidad Tobago

Dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, gelaran pemilu di sejumlah negara tak berdampak signifikan pada kenaikan kasus virus corona.

Hal ini disampaikan Wiku mengutip data dari Our World in Data dan penelitian Council of Foreign Relation pada September 2020.

"Beberapa negara tidak menunjukkan dampak yang signifikan dari pelaksanaan pemilu terhadap kenaikan kasus positif Covid-19. Negara-negara tersebut adalah negara Kroasia, Republik Dominika, Malawi, Maladonia Utara, Korea Selatan,Trinidad serta Tobago di Karibia," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12/2020).

Namun demikian, data dan penelitian menunjukkan bahwa di beberapa negara seperti Belarus, Polandia, Serbia dan Singapura terjadi tren peningkatan kasus Covid-19 pasca-pemilu.

Di Belarus, kenaikan kasus virus corona disebabkan oleh terjadinya demonstrasi lanjutan usai pemilu.

Di Singapura dan Polandia, kasus meningkat karena adanya pelanggaran aktivitas sosial ekonomi.

Sementara, di Serbia peningkatan kasus disebabkan karena adanya kasus Covid-19 yang tidak dilaporkan pasca-pemilu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved