Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kesaksian Nelayan di Kepulauan Seribu soal Jatuhnya Sriwijaya Air, Dengar Suara Ledakan dari Langit

"Lagi hujan deras, memang lagi hujan, warga itu nyangkanya itu suara geledek, tahunya benturan itu suara kapal jatuh," ujar dia.

Tribunnews.com/istimewa
Tim Basarnas menemukan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (19/1/2021) sore. 

TRIBUNPALU.COM - Kabar duka kembali melanda publik Indonesia setelah oesawat komersial Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) siang.

Sebelumnya, pesawat disebutkan hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas.

Adapun pesawat maskapai Sriwijaya Air yang jatuh tersebut berjenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC.

Menurut Menhub Budi Karya Sumadi, total penumpang pesawat 50 orang terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.

Ditambah 12 orang kru yaitu 6 kru aktif dan 6 ekstra kru sehingga total di dalam pesawat adalah 62 orang.

Baca juga: Yaman Zai Menangis Saat Tahu Istri dan 3 Anaknya Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Baca juga: Tangis Sri Rahayu saat Tahu 5 Keluarganya jadi Korban Jatuhnya Sriwijaya Air

Spekulasi pun mulai bertebaran di media sosial terkait penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Satu di antaranya yang paling mengemuka adalah faktor kecelakaan karena cuaca buruk.

Dugaan ini kian menguat setelah adanya sejumlah kesaksian dari warga sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Hal ini dikemukakan seorang warga Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Naki.

Ia mengaku mendengar suara dentuman yang diduga suara jatuhnya pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182, Sabtu (9/1/2021) sore.

Naki mengatakan, Pulau Lancang berjarak sekira satu jam perjalanan dengan Pulau Laki yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat.

"Jatuhnya itu jauh juga tuh, jarak satu jam, tapi benturannya sampai kedengeran ke Pulau Lancang. Saya dengar langsung, banyak warga juga pada ngomong suara apa itu tadi, enggak tahunya ada pesawat jatuh" kata Naki seperti yang dikutip Tribunpalu.com saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Naki mengatakan, suara dentuman itu terdengar sekira pukul 15.00 WIB dan sempat disangka suara guruh karena cuaca sedang hujan.

"Lagi hujan deras, memang lagi hujan, warga itu nyangkanya itu suara geledek, tahunya benturan itu suara kapal jatuh," ujar dia.

Naki mengatakan, setelah mendengar suara tersebut, warga Pulau Lancang langsung berlayar menuju perairan sekitar Pulau Laki dan telah memperoleh sejumlah puing-puing yang diduga berasal dari badan pesawat.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved