Babak Baru Kasus Guru Honorer Dipecat Usai Unggah Besaran Gaji, Warga Minta Kepala Sekolah Dicopot

Lewat petisi yang ditandatangani 36 kepala keluarga, warga meminta Kepala Sekolah Dasar Negeri 169 Sadar, Hamsinah, dicopot dari jabatannya. 

Editor: Imam Saputro
(KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.)
Hervina menyerahkan petisi warga terkait pemecatan dirinya sebagai guru honorer ke pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Senin, (15/2/2021). 

merinci alokasi gajinya untuk berbagai kebutuhan, salah satunya untuk membayar hutang Rp 500.000.

Namun tidak ada sisa gaji untuk dirinya sendiri. “Untuk saya mana?” tulisnya.

"Saya sangat gembira karena baru menerima gaji (rapel) sejak empat bulan lalu, kemudian saya posting ke media sosial," kata Hervina saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Selang beberapa jam setelah mengunggah status tersebut, Hervina mendapatkan pesan singkat dari Jumarang, suami Kepala Sekolah SDN 169 Sadar.

Pesan tersebut berisi pemecatan.

"Mulai sekarang kamu berhenti mengajar, cari saja sekolah lain yang bisa gaji kamu lebih banyak," demikian isi pesan singkat yang dituturkan Hervina.

Kepala sekolah berdalih ada 2 PNS baru

Postingan rincian gaji Hervina (34) selama empat bulan yang mengakibatkan pemecatan dirinya sebagai guru honorer di Kabupaten <a href='https://palu.tribunnews.com/tag/bone' title='Bone'>Bone</a>, <a href='https://palu.tribunnews.com/tag/sulawesi-selatan' title='Sulawesi Selatan'>Sulawesi Selatan</a>. Senin, (15/2/2021).

Kepala SD Negeri 169 Sadar, Hamsinah, menjelaskan, pemecatan Hervina karena sudah banyak tenaga pengajar di sekolahnya.

"Tidak ada hubungannya pemecatan ini dengan postingan di media sosial. Saat ini sudah ada dua orang CPNS (calon pegawai negeri sipil) yang baru masuk mengajar, jadi kuota tenaga pengajar sudah lebih," ucap Hamsinah.

Namun pernyataan Hamsinah ini dibantah oleh Kepala Desa Sadar Andi Sudi Alam.

Ia berharap dinas pendidikan untuk terus menambah tenaga pengajar di desanya yang selama ini kekurangan guru.

Menuurtnya berdasarkan pengalaman, guru honorer adalah ujung tombak karena desa tersebut terpencil dan guru PNS jarang datang.

"Di desa saya ada dua sekolah dan guru PNS (pegawai negeri sipil) hanya empat orang, jadi selebihnya adalah guru honorer dan pengalaman kami selama ini guru honorer adalah ujung tombak pendidikan."

"Sebab, guru PNS jarang masuk mengajar karena desa ini adalah desa terpencil," kata Andi Sudi Alam kepada sejumlah awak media.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved