Satgas Madago Raya Sebut Ruang Gerak MIT di Sulteng Makin Sempit: Mereka Terdesak dan Kelaparan
Menurut Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, kelompok MIT sudah terdesak. Mereka pun mulai kekurangan logistik.
TRIBUNPALU.COM - Sudah dua bulan lebih sejak peristiwa memilukan di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terjadi.
Pada 27 November 2020 lalu, kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora melakukan pembunuhan terhadap warga setempat.
Kelompok itu, saat ini tersisa 11 orang.
Ruang gerak mereka pun kian dipersempit oleh Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya (nama baru Operasi Tinombala).
Satgas terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang masuk daftar pencarian orang (DPO) itu.
Terdesak dan kelaparan

Menurut Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, kelompok MIT sudah terdesak. Mereka pun mulai kekurangan logistik.
"Sebenarnya DPO ini sudah dalam kondisi terdesak. Mereka juga kelaparan. Semua perlengkapan berhasil kita amankan dua minggu lalu di Tauca, Poso Pesisir Selatan. Jadi mereka sekarang sangat kekurangan logistik dan perlengkapan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com lewat pesan WhatsApp, Jumat (19/2/2021).
Ia membeberkan pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Polri) sempat menyergap mereka.
Akan tetapi mereka melarikan diri.
BREAKING NEWS: Pekerja Tambang Emas Parigi Moutong Tertimbun Longsor Viral di Medsos |
![]() |
---|
Ramalan Mingguan Pisces: Akan Miliki Hubungan Romantis dan Punya Kesempatan Terpilih untuk Wawancara |
![]() |
---|
Dikira Sudah Meninggal Tertimpa Longsor, Pria di Jateng Ini Ternyata Tertidur Lelap |
![]() |
---|
Perusahaan Nikel Terbesar di Sulawesi Tengah, Apa itu PT IMIP? Cek Penjelasannya |
![]() |
---|
Atta Halilintar Beberkan Biaya yang Harus Disiapkan untuk Gelar Pernikahan di Gelora Bung Karno |
![]() |
---|