Rekaman Dugaan Mahar di Partai Demokrat: Posisi Wagub Bayar hingga Rp 18,5 M, Ini Tanggapan Wasekjen
Dalam acara itu juga, Najwa memutarkan sebuah rekaman suara yang diduga menjadi bukti adanya praktik mahar dalam Partai Demokrat.
TRIBUNPALU.COM - Perdebatan antara kader Partai Demokrat dan eks kader Demokrat pendukung Kongres Luar Biasa (KLB), terjadi dalam acara Mata Najwa, Rabu (3/3/2021) malam.
Dalam acara itu juga, Najwa memutarkan sebuah rekaman suara yang diduga menjadi bukti adanya praktik mahar dalam Partai Demokrat.
Masih pada acara tersebut, eks petinggi Demokrat Jhoni Allen Marbun bahkan menantang akan menunjukkan bukti kwitansi.

Dikutip TribunWow.com dari Instagram @matanajwa, pada rekaman itu tertulis bahwa suara yang ada dalam rekaman adalah percakapan dari dua kader Demokrat yang memperbincangkan soal mahar pilkada.
Baca juga: Pastikan Hadir di KLB Demokrat, Marzuki Alie: Saya akan Minta Pulihkan Keanggotaan Saya
Baca juga: Andi Arief Sebut Moeldoko dan Mantan Kader Demokrat akan Gelar KLB di Sumut: Ini Bukan Desas-desus
Dengan suara yang telah disamarkan, terungkap bahwa kader yang ingin mencalonkan sebagai wali kota harus mengeluarkan uang Rp 150 juta per satu kursi supaya bisa mendapat dukungan untuk dicalonkan oleh partai.
Jumlah yang lebih fantastis adalah untuk kader yang ingin menjadi wakil gubernur, harus merogoh kocek miliaran hingga Rp 18,5 miliar supaya bisa dicalonkan oleh partai.
Berdasarkan pengakuan kader dalam rekaman, biaya mahar itu harus dibayar dalam bentuk kontan.
Berikut ini adalah transkrip dari rekaman soal mahar di tubuh Demokrat yang diputar dalam acara Mata Najwa:
Kader A: Gimana-gimana? Bayar?
Kader B: Iya Pak
Kader A: Kan Ketua DPC Kamu?
Kader B: Ya aturannya begitu, mau bagaimana lagi kita? Kita ikutin juga lah
Kader A: Ketua DPC berapa kursi dapat?
Kader B: Saya Ketua DPC dan mantan Ketua DPRD lagi di sana
Kader A: Waduh hebat
Kader B: Saya nyalon Wali Kota kita bayar, katanya bayar 150 per satu kursi