Wacana Presiden 3 Periode Mencuat, Ustadz Haikal: Sekalian Usulkan Seumur Hidup Saja
Wacana presiden tiga periode menjadi isu panas yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Penulis: Haqir Muhakir | Editor: Muh Ruliansyah
TRIBUNPALU.COM - Wacana presiden tiga periode menjadi isu panas yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Pro dan kontra pun bermunculan soal kemungkinan Joko Widodo (Jokowi) bisa kembali terpilih menjadi presiden jika wacana ini benar-benar dilaksanakan.
Salah satu pendakwah Indonesia, Ustadz Haikal Hassan angkat bicara mengenai munculnya wacana tersebut.
Menuliskan kalimat bernada kritikan di media sosial Twitter, Ustadz Haikal meminta agar sekalian saja wacana itu menjadi presiden seumur hidup.
Baca juga: Rektor Mahfudz Lantik 3 Dekan di Universitas Tadulako, Ini Daftar Namanya
Baca juga: Pemkot Palu Umumkan Penerima Dana Stimulan Tahap 3, BPBD: Segera Diasesmen
Baca juga: Kegunaan dan Efek Samping Vaksin Sinovac dan AstraZeneca Hampir Sama, Ini Penjelasan BPOM Palu
"Ramai wacana presiden 3 periode. Sekalian usulkan pak Jokowi presiden seumur hidup saja," tulisnya di Twitter @haikal_hassan pada Senin, 15 Maret 2021.
"Konstitusi? Kalian rubah saja lah. Mumpung kalian sedang berkuasa. Yang menolak cuekin. Mumpung kalian sedang berkuasa. BIASA LAAH!?" lanjutnya.
Menurut Ustadz Haikal, tidak ada indikasi bahwa Jokowi setuju dengan wacana tersebut.
Dia menduga bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mendorong wacana tersebut untuk kepentingan pribadi.
"Padahal beliau juga belum tentu mau. Yang nafsu para penjilat semata dan pengharap proyek kan?" tulisnya.
Sementara itu Partai Demokrat menyatakan dengan tegas menolak adanya rencana penambahan masa jabatan presiden menjad tiga periode.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
Menurut Kamhar, kekuasaan yang lama akan cenderung mengarah pada tindakan korupsi.
"Bahaya dari ini telah diingatkan Lord Acton “power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely” bahwa kekuasaan cenderung korup, kekuasaan mutlak benar-benar merusak," kata Kamhar, Minggu (14/3/2021).
Kamhar menuturkan, tidak adanya masa jabatan presiden telah menyebabkan sejarah buruk di era Orde Lama dan Orde Baru yang terjebak pada jebakan kekuasaan dan ingin terus-menerus berkuasa.