Gejolak di Partai Demokrat
Kubu Moeldoko Tiba-tiba Dukung AHY untuk Maju Pilgub DKI, Pengamat: Bagian dari Cuci Tangan
Partai Demokrat kubu Moeldoko tiba-tiba menyatakan niat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.
TRIBUNPALU.COM - Partai Demokrat kubu Moeldoko tiba-tiba menyatakan niat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.
Pengamat politik Iskandarsyah menilai hal tersebut sebagai upaya cuci tangan kubu Moeldoko usai ditolaknya permohonan pengesahan Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
"Ini juga bagian dari cuci tangan ya," kata Iskandarsyah kepada wartawan saat dihubungi, Minggu (4/4/2021).
Adapun Direktur Eksekutif Etos Institute itu mengatakan sekarang tinggal AHY yang memutuskan soal tawaran tersebut.
Baca juga: Absen di 2 Laga, Pelatih PSM Makassar Berharap Patrich Wanggai Sudah Bisa Dimainkan Lagi di 8 Besar
Baca juga: Puasa Ramadhan 2021 - Kerap Hadir Menjadi Takjil, Ternyata ini Manfaat Minum Air Kelapa saat Berbuka
Baca juga: Evaluasi Babak Grup Piala Menpora 2021, Pelatih Persib Bandung Puji Penampilan 3 Pemain Ini
"Mas AHY apakah dia bisa berekonsiliasi dengan kubu KLB, karena kan pernyataan-pernyataan kubu KLB tajam sekali sebelum Kemenkumham memberikan keputusan menolak hasil KLB Demokrat," tambah Iskandarsyah.
"Sebelumnya mereka melakukan gimik-gimik soal Hambalang masih ada, minta kasusnya dibuka kembali, ini tinggal kita lihat saja kebesaran hatinya AHY," ujarnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat kubu Moeldoko menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2024.
Hal itu disampaikan juru bicara Partai Demokrat Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang Muhammad Rahmad membalas pernyataan politikus Demokrat Rachland Nashidik soal menawarkan Moeldoko maju pilgub DKI.
"DPP Partai Demokrat Pimpinan Pak Moeldoko justru berniat mengusulkan AHY untuk kali kedua sebagai calon Gubernur DKI Jakarta," kata Rahmad kepada wartawan, Minggu (4/4/2021).
Baca juga: BNPB Minta Masyarakat Dilibatkan dalam Percepatan Rehab Rekon Pasca Bencana Sulteng
Diketahui, AHY pernah berkontestasi di Pilgub DKI 2017. Menurut Rahmad, kala itu AHY terlihat serius maju untuk menjadi DKI 1 dengan berhenti dari karirnya di militer.

"Kami melihat, AHY sangat serius untuk melanjutkan karirnya yang terhenti tiba tiba di militer. Tentunya keputusan SBY yang meminta AHY berhenti dari militer dengan pangkat mayor adalah pertimbangan AHY yang akan diusung menjadi Gubernur DKI," ucapnya.
Rahmad berujar, jika AHY tak menghitung akan menang, maka tidak akan mundur dari karir di militer.
Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah, Minggu 4 April 2021: 13 Pasien Sembuh & 18 Kasus Tambahan
Namun, perlu diuji apakah elektabilitas AHY mampu bisa mengalahkan gubernur petahana Anies Baswedan atau tidak.
"Tentu perlu diuji apakah tingkat popularitas dan elektabilitas AHY sudah bisa mengalahkan Anies Baswedan," ujar Rahmad.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Muncul Tudingan Kubu Moeldoko 'Cuci Tangan' Tiba-tiba Tawari AHY Maju ke Pilgub DKI