Sosok Suhendra Pengganti Moeldoko di KSP, Kunci Konflik Aceh dan Papua, Keluarganya Luar Biasa
Suhendra merupakan sosok pencetus gerakan Jokowi 3 periode. Suhendra memiliki seorang istri bernama Hj Khristin Kharismawati yang adalah politisi
TRIBUNPALU.COM -Nama Suhendra Hadikuntono belakangan ini menjadi perbincangan publik.
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk sosok Suhendra Hadikuntono menggantikan posisi Moeldoko sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Syam Tomagola .
Menurut KNPI, Suhendra dinilai tepat untuk duduk di jabatan tersebut dan berharap Jokowi tidak ragu menunjuk Suhendra menjadi Kepala KSP
Syam menyayangkan jika tokoh sekaliber Suhendra tidak diberdayakan.
"Bapak Suhendra mempunyai kapasitas untuk itu, dan saya yakin Presiden akan sangat beruntung mempunyai pembantu yang mau berkorban apa saja seperti beliau," ujarnya.
KSP, kata Syam, merupakan gagasan Presiden Jokowi. Harapannya untuk mendukung implementasi visi dan misinya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Baca juga: Tersangka KPK, Budi Gunawan Gagal Jadi Kapolri, Kini Jadi Calon Ketum DPP PDIP Hingga Capres 2024
Untuk itu, menurut Syam, KSP haruslah seorang tokoh yang betul-betul memahami Presiden Jokowi lahir batin dan yang rela tidak terkenal dan mau berkorban apa saja.
Terlebih, lanjutnya, situasi kebangsaan saat ini membutuhkan keadaan yang kondusif, untuk mendukung kerja-kerja percepatan pembangunan pemerintahan Jokowi, baik pembangunan fisik maupun sumber daya manusia.
"Tokoh yang mempunyai kapasitas seperti itu ialah Suhendra," kata dia.
Lantas siapakah sosok Suhendra Hadikuntono ?
Suhendra Hadikuntono merupakan seorang pengamat intelijen senior.
Dirinya pun karib dengan sebutan tokoh perdamaian, lantaran menjadi tokoh perdamaian Thailand Selatan hingga tokoh perdamaian di Aceh.
Bahkan dianggap tokoh kunci untuk meredam konflik dari Aceh dan Papua.
Suhendra merupakan sosok pencetus gerakan Jokowi 3 periode.

Suhendra menyebut ada gerakan bawah tanah atau klandestein untuk menjatuhkan Presiden Jokowi, beriringan dengan realitas COVID-19, dan ancaman krisis ekonomi.
Bahkan, dirinya menyebut lawan-lawan politik Presiden Jokowi memenfaatkan isu-isu terkini untuk menjatuhkan Jokowi.
Berbekal kekuatan sosial media, kelompok garis keras, hingga anak muda.
"Ibaratnya, mereka sudah siap dengan bensin di tangan, tinggal menunggu munculnya percikan api," tegas Suhendra.
"Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengawal dan mengamankan beliau. Jangan suka main belakang. Jika sudah mendukung, telan itu manis atau pahitnya, niscaya bangsa ini akan besar dan disegani bangsa-bangsa lain," kata Suhendra Hadikuntono.
Baca juga: Jozeph Paul Zhang Mengaku Nabi ke 26, Jika Ada Lapor Akan Beri Uang: Kecabulannya yang Maha Cabullah
Didukung Jabat Kepala BIN
Atas kemampuan kontraintelijennya, nama Suhendra pun juga dinilai cocok untuk menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Hal tersebut muncul juga saat isu reshuffle Presiden Jokowi tempo lalu.
Bahkan, sejumlah pihak mengusulkan Suhendra Hadikuntono menjadi Kepala BIN, satu di antaranya Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar.
Selain kapasitas dan loyalitasnya, Suhendra juga dinilai berani sehingga diyakini mampu membenahi masalah intelijen di Indonesia, dan mengatasi keadaan karena ia pun berani pasang badan.
Tengku Malik Mahmud Al-Haythar bahkan meminta Presiden Jokowi mempertimbangkan dengan seksama harapan dan dukungannya terhadap Suhendra agar menjadi Kepala BIN.
"Bagi Aceh, sosok Suhendra penting untuk merawat perdamaian di Aceh dalam bingkai NKRI, dan juga bagi daerah-daerah lainnya," kata Malik Mahmud dalam keterangan tertulis, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: Isu Reshuffle Kian Memanas, Jubir Presiden Kembali Angkat Bicara Tentang Menteri yang Akan Diganti
Punya Keluarga yang Luar Biasa
Diketahui Suhendra Hadikuntono yang merupakan tokoh intelijen internasional ini lahir di Medan, Sumatera Utara pada 1970.
Ia lulusan University Kebangsaan, Malaysia.
Suhendra tercatat sebagai pemilik sejumlah perusahaan, seperti PT Indo Cetta (unicorn) dan PT Indo Saran Prima (parking, fumigasi, security, minning, dan plantation).
Suhendra memiliki seorang istri bernama Hj Khristin Kharismawati yang adalah politisi PDIP.
Khristin pernah maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut IV meliputi Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai dengan nomor urut 3, sedangkan sang anak, Devanda Aditya Putra maju dari Dapil Sumut V meliputi Tanjung Balai, Batubara dan Asahan dengan nomor urut 4.
Suhendra (tengah) bersama sang istri Hj Khristin Kharismawati dan anaknya Devanda Aditya Putra. (Tribunnews.com)
“Jangan tanyakan seberapa besar cintaku kepada Soekarno dan bangsa ini. Ketika kalian ditanya pilih anak atau Soekarno, pilih istri atau Soekarno, jangan tanyakan itu ke saya, karena saya sudah membuktikannya,” ujar Suhendra di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Sebab itu, bersama anak dan istrinya, Suhendra akan berjuang sekuat tenaga mendongkrak suara PDIP, terutama di dapil masing-masing, dalam Pemilu Legislatif yang akan digelar serentak dengan Pemilu Presiden pada 17 April 2019.
“Memperjuangkan PDIP berarti memperjuangkan pula petahana Presiden Joko Widodo dalam Pilpres, karena Pak Jokowi diusung PDIP,” jelas pria low profile yang ikhlas kebersamaannya dengan keluarga tersita karena harus blusukan di dapil masing-masing.
Baca juga: Ratu Entok Dukung Aksi JT Aniaya Perawat RS Siloam: Heeh, Muka Perawat Kayak Tong Sampah
Anaknya Caleg Termuda
Wakil rakyat, seharusnya merakyat. Jangan tidur waktu sidang soal rakyat.
Sindiran itu pun diakui oleh calon anggota legislatif (caleg) DPRD Provinsi Sumatera Utara, Devanda Aditya Putra (22), sangat mengena.
Bahkan, menurut Devanda, wakil rakyat juga harus rajin blusukan, terutama di daerah pemilihan atau dapilnya, untuk menyerap aspirasi sekaligus mengawal jalannya pembangunan yang dilakukan oleh eksekutif.
“Bukan hanya rajin sidang, wakil rakyat juga harus rajin blusukan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu dalam rilisnya, Rabu (20/3/2019).
“Pemerintah daerah dan legislatifnya harus turun langsung menjadi sahabat bagi rakyat. Dengan begitu, kita akan dapat mengetahui permasalahan apa saja yang sedang dihadapi mereka,” lanjut salah satu caleg termuda itu.
Devanda Aditya Putra (baju putih) membantu warga saat blusukan. (Foto istimewa)
Berdasarkan data dan kondisi lapangan yaang ditemuinya di lapangan, Devanda merasa sangat prihatin dengan kondisi masyarakat.
Menurutnya, masih banyak daerah di Sumut yang belum memiliki akses jalan yang memadai dan layak, serta belum tersedianya sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai di beberapa daerah.
“Permasalahan inilah yang tentu akan menghambat pelaksanaan program Nawacita Bapak Presiden Joko Widodo,” ungkapnya.
Devanda pun bertekad bila mdapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi anggota dewan, nantinya akan mengawal kebijakan pihak eksekutif sehingga lebih bersungguh-sungguh dalam membangun masyarakat dan wilayah Sumut.
“Sumut jangan sampai ketinggalan dari provinsi-provinsi lain, karena sumber daya alam dan sumber daya manusianya juga tidak kalah dengan provinsi-provinsi lain,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Keluarga Suhendra Hadikuntono Bukan Orang Biasa, Istrinya Seorang Politisi, Anaknya Caleg Termuda
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Rekam Jejak Suhendra Hadikuntono Calon Pengganti Moeldoko, Tokoh Peredam Konflik dari Aceh & Papua