Apakah Puasa Syawal Harus Dikerjakan Berurutan? Simak Penjelasan Detail dari Ustaz Adi Hidayat

Umat Muslim tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Lalu apa saja yang harus dilakukan saat memasuki bulan Syawal?

bersamadakwah.net
FOTO ILUSTRASI: Puasa Syawal. Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan mengenai waktu pelaksanaan puasa Syawal. Bolehkan dijeda atau harus berurutan? 

Apakah Puasa Syawal Harus Dikerjakan Berurutan? Simak Penjelasan Detail dari Ustaz Adi Hidayat

TRIBUNPALU.COM - Umat Muslim tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.

Puasa selama 30 hari di bulan Ramadhan ditutup dengan takbiran, salat Idul Fitri dan saling bermaaf-maafan.

Jika saat di bulan Ramadhan banyak amalan-amalan yang pahalanya dilipatgandakan, maka di bulan Syawal juga tak kalah penting.

Pasalnya beberapa ibadah sunah juga terdapat anjuran untuk dilaksanakan di bulan Syawal.

Salah satunya ialah puasa sunah Syawal yang dikerjakan setelah perayaan Idul Fitri.

Pahala berpuasa Syawal juga sangat besar.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan, seseorang yang berpuasa Syawal selama enam hari berturut-turut maka pahalanya seperti orang yang berpuasa sepanjang tahun.

Baca juga: Manakah yang Harus Didahulukan, Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Apakah Sah Utang Puasa Dibayar Orang Lain? Simak Penjelasannya

Baca juga: Ganti Utang Puasa atau Qadha sebelum Masuk Bulan Ramadhan, Ini Niat dan Syarat Melakukannya

Rasulullah SAW bersabda:

مَن صامَ رَمَضانَ ثُمَّ أتْبَعَهُ سِتًّا مِن شَوَّالٍ، كانَ كَصِيامِ الدَّهْر

Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim: 1164)

Pertanyaan yang sering muncul dari masyarakat ialah, apakah puasa Syawal boleh dijeda, atau harus berurutan?

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan hal tersebut dalam sebuat taklim kajian yang ditayangkan di kanal YouTube Muslimah Hijrah ID.

Pendakwah kelahiran Pandeglang, Banten 36 tahun silam ini menjelaskan, umat Islam yang ingin menjalankan ibadah puasa Syawal diberikan kelonggaran waktu yang cukup panjang.

Baca juga: Lebih Dulu Puasa Syawal atau Bayar Utang? Bolehkah Ada Jeda dalam 6 Hari Beruntun? Ini Penjelasannya

Baca juga: Wali Kota Palu Sahur dengan Teh dan Roti, Buka Puasa Doyan dengan Bakwan

Baca juga: Toleransi Jelang Idulfitri 2021, Mahasiswa asal Papua Berbagi Makanan Buka Puasa di Kota Palu

Yakni antara tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan Syawal.

"Nabi memberikan kelonggaran dimulai dari awal Syawal sampai akhir bulan Syawal," ujarnya.

Ia mengatakan tidak ada pembenaran dalam syariat Islam bagi umat Muslim yang menjalankan puasa Syawal sejak 1 Syawal.

Hal ini lantaran pada tanggal itu umat Muslim dianjurkan melaksanakan salat Idul Fitri dan diharamkan untuk berpuasa.

"Tidak dibenarkan puasa Syawal di hari pertama (bulan Syawal), itu hukumnya haram."

"Puasa Syawal itu bisa dimulai hari ke 2 hingga akhir bulan Syawal," sambung Ustaz Adi Hidayat.

Untuk lama bulan Syawal, Ustaz Adi Hidayat mengatakan seluruh bulan hijriah berjumlah 29 atau 30 hari.

Apabila bulan Ramadhan dijalani selama 29 hari, maka bulan Syawal berjumlah 30 hari.

Baca juga: Kesha Ratuliu Umumkan Kehamilan Pertama: Hadiah Idul Fitri Terindah selama Hidupku

Baca juga: 11 Film Layar Lebar Tayang Perdana di Televisi untuk Temani Libur Lebaran Idul Fitri di Rumah Saja

Baca juga: Ucapan Selamat Idul Fitri dari Berbagai Tokoh dan Pejabat: Jokowi, Prabowo, hingga Mahfud MD

FOTO ILUSTRASI: Berpuasa di bulan Syawal selama enam hari sama saja menjalankan puasa selama satu tahun penuh.
FOTO ILUSTRASI: Berpuasa di bulan Syawal selama enam hari sama saja menjalankan puasa selama satu tahun penuh. (Tribun Bogor)

"Tidak ada bulan di penanggalan hijriah itu 31 hari. Kita ambil gampangnya saja.

Bulan Ramadhan 29 hari, sehingga Syawal selama 30 hari," ujarnya saat mencontohkan.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jika Rasulullah SAW memberikan kelonggaran kepada umat Muslim untuk melaksanakan ibadah sunah puasa Syawal selonggarnya saja.

Artinya puasa Syawal boleh dijeda ataupun dilaksanakan secara berurutan.

"Silahkan berpuasa Syawal, mau runtut atau dijeda juga silakan," ungkapnya saat menjelaskan kepada jemaah taklim.

Poin penting yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat ialah jumlah dari puasa Syawal tersebut.

Bagi umat Muslim yang ingin menjalankan puasa Syawal, maka harus menghabiskan waktu 6 hari.

Baca juga: Laksanakan Salat Idul Fitri di Rumah, Begini Niat dan Cara Melakukannya, untuk Sendiri dan Jamaah

Baca juga: Tips Rekomendasi Mix and Match Baju Koko saat Lebaran Idul Fitri ala Aquin Aldo

Baca juga: Tata Cara Laksanakan Salat Idul Fitri, Lengkap dengan Niat, Bacaan Takbir dan Amalan Sunnah

Ilustrasi mencicipi makanan saat puasa, bagaimana hukumnya
Ilustrasi mencicipi makanan saat puasa, bagaimana hukumnya (urbandigital.id)

"Yang penting enam hari. Mau urut atau enggak itu terserah."

"Kalau nggak berpuasa juga tidak apa-apa, karena ini merupakan puasa sunah," bebernya.

Sejatinya bukan merupakan suatu syarat yang harus dikerjakan mau mengerjakan secara berurutan atau dijeda.

Jika melaksanakannya secara terpisah juga tidak ada masalah.

Namun jika dilaksanakan secara berurutan juga tidak apa-apa.

Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.

Baca juga: Rayakan Idul Fitri 2021, Ini Lirik Lagu Takbiran oleh Ustaz Jefri Al Buchori, Lengkap Ada Videonya

Baca juga: 30 Ucapan Selamat Idul Fitri 1442 H/ Lebaran 2021 Penyambung Silaturahmi di Tengah Pandemi Covid-19

Baca juga: Niat dan Tata Cara Salat Idul Fitri, Lengkap dengan Bacaan Takbir dan Amalan Sunnah Hari Raya

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved