Cara Mengenal Calon Suami atau Istri yang Sesuai dengan Syariat Islam Ketika Hendak Menikah
Dalam ajaran Islam, menikah juga disebut sebagai ibadah terlama yang juga termasuk sebagai penyempurna agama.
Perhatikan Cara yang Benar saat Mengenal Calon Suami atau Istri yang Sesuai dengan Syariat Islam
TRIBUNPALU.COM - Pernikahan merupakan salah satu momentum besar yang diimpikan oleh seluruh manusia.
Dalam ajaran Islam, menikah juga disebut sebagai ibadah terlama yang juga termasuk sebagai penyempurna agama.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
Artinya: “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menikah.
Namun untuk mengenal calon pasangan sebelum menikah juga memiliki aturan.
Baca juga: KD Ungkap Sifat Raul Lemos Setelah 10 Tahun Menikah, Singgung Tata Krama hingga Masalah dengan Aurel
Dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan hal tersebut saat mendapatkan pertanyaan dari jemaah.
Seorang laki-laki yang baik yang menginginkan untuk menikahi seorang perempuan, maka ia harus datang melalui pintu yang baik juga.
Maksud dari penyataan tersebut ialah, tidak merusak hati perempuan tersebut.
"Tanda orang baik menginginkan untuk menikahi adik Anda, ya dengan datang kepada Anda. Itu melalui pintu yang baik, bukan malah merusak hati adik Anda," jawab Buya atas pertayaan jemaah yang didatangi seorang laki-laki yang ingin menikahi adiknya.
Buya mengatakan, apabila ingin mengetahui kenyataan yang sesungguhnya tentang calon pasangan, maka tidak bisa dilakukan secara langsung.
"Kalau mau tahu hakikatnya, maka tidak bisa secara langsung," ujar Buya kepada jemaah.
Bagi seorang wanita yang ingin mengetahui hakikat seorang laki-laki, maka tidak bisa langsung dengan perempuan itu sendiri.
Baca juga: Kalina Oktaranny Belum Kenalkan Vicky Prasetyo Kepada Anaknya Meski Sudah Hampir 2 Bulan Menikah
Buya membeberkan jika dilakukannya sendirian, ditakutkan laki-laki tersebut akan berbohong saat ditanya oleh seorang perempuan.
"Jika engkau mengetahui hakikat seorang laki-laki, maka tidak bisa dengan dirimu sendiri. Karena kalau dia ditanya, maka dia akan berbohong," ujar Buya saat menjelaskan sebuah hadis.
Cara yang paling tepat ialah mengirimkan saudara laki-laki dari perempuan tersebut untuk bertemu dan duduk bersama laki-laki yang disukainya.
Dari sini lah akar pengetahuan tentang hakikat seorang laki-laki tersebut.
"Caranya adalah, kirimkan saudara laki-lakimu untuk duduk dengannya, maka akan tahu hakikat sesungguhnya," tandas Buya.
Begitu juga dengan laki-laki yang ingin mengetahui hakikat dari seorang perempuan.
Baca juga: Sosok Nadya Arsyinta, Beauty Vlogger yang Baru Saja Menikah dengan Ardya Tridwantoro
Maka ia harus mengirimkan saudara perempuan atau bibinya untuk bertemu dan duduk bersama perempuan pilihan laki-laki tersebut.
Dari sinilah karakter yang sesungguhnya akan terlihat.
Apakah calon pasangan tersebut rajin beribadah ataupun tidak.
"Begitu juga seorang laki-laki yang ingin tahu seorang wanita, maka kirimlah adik wanita atau bibimu untuk duduk dengannya.
Selama dua hingga hari tiga hari sudah tahu hakikatnya. Karakternya kayak apa, tahajudan atau tidak," ungkap Buya.
Namun fenomena yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda ialah pacaran bahkan taaruf melalui media sosial.
Bagi Buya, itu bisa jadi merupakan sebuah bentuk kebohongan.
Hal ini dikarenakan orang yang menggunakan sosial media hanya mengunggah sesuatu yang baik saja, sementara yang buruknya selalu disembunyikan.
Baca juga: Rizky Talak Satu Nadya Sebulan Setelah Menikah: Iki Nerima Aja, Tapi Keluarga Dia yang Minta
Misalnya saja ia tidak melaksanakan salat tahajud, namun mengabari pasangannya melalui pesan chat yang mengatakan jika dirinya sedang bertahajud.
"Tapi kalau orang pacaran, alasannya adalah taaruf lewat media sosial itu bohong semua. Dia akan selalu menampakkan yang baik dan tidak akan menampakkan yang jelek.
Contohnya jika tidak tahajud aja sudah disetting jam segitu untuk mengirim SMS dan seterusnya," lanjutnya.
Maka jika Anda seorang kakak laki-laki untuk adik perempuan Anda, mintalah kepada adik Anda untuk menyerahkan hal tersebut kepada Anda.
Untuk menuju hubungan yang lebih serius, seorang perempuan tidka hanya cukup percaya dengan calon pasangannya saja.
Tetapi juga dibutuhkan kebenaran dan keseriusan tentang orang tersebut.
"Maka sampaikan pada adik Anda yang sholihah itu untuk menyerahkan kepada Anda, dan Anda memiliki kewajiban untuk mengetahui lebih lanjut. Tidak cukup hanya percaya saja, cari kebenaran orang tersebut," sambungnya.
Jika sudah menemukan kebenaran tentang laki-laki tersebut memang orang baik, maka baru mempertemukan adik perempuan kepada laki-laki tersebut.
Baca juga: Kaesang Menghilang 2 Minggu Usai Nyatakan Niat Menikah, Felicia: Dia Aktif di Medsos, Saya Diabaikan
Buya menyebut apabila cara tersebut merupakan cara terbaik untuk mengetahui sifat asli calon pasangan, karena tidak saling mencuri hati secara langsung.
"Kalau sudah menemukan, kalau dia benar-benar baik, maka ajak dan pertemukan dengan adik.
Tapi cara ini sudah benar, karena tidak mencuri hati," pesan Buya.
Kemudian Buya menjelaskan, jika membangun cinta itu di atas pernikahan bukan membangun pernikahan di atas cinta.
Hal ini dikarenakan sebab-sebab cinta itu nyata, dan apabila cinta itu baik, maka kedua calon juga akan baik-baik saja.
"Ingat, membangun cinta itu diatas pernikahan, bukan membangun pernikahan diatas cinta. Sebab-sebab cinta itu ada, kalau dia baik insyaallah dia laki-laki juga baik," tegasnya.
Baca juga: Resmi Menikah, Ariana Grande dan Dalton Gomez Pacaran Setahun
Setelah melakukan hal-hal tersebut, tugas Anda sebagai seseornag yang sednag memperjuangkan hubungan menuju pernikahan yang halal ialah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT yaitu dengan cara salat Istikhoroh.
Nmaun yang perlu diingat, istikhoroh tidak harus dengan mimpi untuk menemukan jawabannya.
Melainkan seusia dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Jika orang tersebut baik, maka akan dimudahkan oleh Allah SWT.
Tetapi jika orang tersebut tidak baik, maka akan diputus oleh Allah SWT.
"Setelah itu istikhoroh. Dan ingat itu jawabannya tidak harus dengan mimpi.
Akan tetapi adalah menjalankan apa yg diajarkan nabi, kalau baik akan dimudahkan Allah, kalau tidak baik akan diputus oleh Allah," pungkasnya.
(TribunPalu.com/Hakim)