Bagaimana Cara Tunangan dalam Islam? Berikut Penjelasan dan Nasihat dari Buya Yahya

Bagi seseorang yang sudah memiliki hubungan serius, biasanya mereka ingin melangsungkan jenjang yang lebih tinggi yakni menikah.

Kompas.com
Foto Ilustrasi: Buku nikah yang akan dimiliki seluruh calon pengantin 

Bagaimana Cara Tunangan dalam Islam? Berikut Penjelasan dan Nasihat dari Buya Yahya

TRIBUNPALU.COM - Bagi seseorang yang sudah memiliki hubungan serius, biasanya mereka ingin melangsungkan jenjang yang lebih tinggi yakni menikah.

Dalam tradisi pernikahan di masyarakat, sering didengar istilah tunangan.

Tunangan merupakan suatu janji atau kesepakan untuk bersedia menjadi suami atau istri.

Biasanya ini dilakukan di depan banyak orang.

Sementara itu dalam ajaran Islam, tunangan dikategorikan sebagai pendahuluan sebelum menikah atau melakukan khitbah.

Hal itu disampaikan oleh pendakwah asal Blitar, Jawa Timur Buya Yahya melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV.

"Definisi tunangan dalam ajaran Islam itu berjanji kepada keluarga calon pengantin untuk menikahinya," kata Buya.

Ia mengatakan, tunangan ini bisa berlanjut ke tahap lamaran atau bahkan juga bisa batal dalam berbgai kesempatan.

"Jadi tunangan ini bisa dibatalkan dalam kesempatan lain, tapi bisa juga berlanjut ke khitbah," sambungnya.

Baca juga: Cara Mengenal Calon Suami atau Istri yang Sesuai dengan Syariat Islam Ketika Hendak Menikah

Saat ditanya oleh jemaah terkait hukum tunangan melalui telepon, Buya Yahya menjawab sah.

Namun itu untuk hukum tunangan dengan definisi yang sudah disampaikan sebelumnya.

Menikah merupakan suatu hal yang dilakukan sungguh-sungguh oleh seseorang.

Buya mengibaratkan, apabila seseorang membeli baju secara online, namun ternyata ditemukan ketidakcocokan, maka baju itu bisa dihadiahkan ke orang lain.

Tetapi jika meminang secara online, hal itu akan menyakiti hati salah satu pihak.

"Menikah itu harus menikah beneran. Kalau Anda beli baju online, bajunya nggak cocok bisa dihadiahkan ke orang lain. Tapi kalau istri, itu beneran apa nggak?" ungkap Buya.

Buya mengimbau untuk tidak bertunangan hanya dengan informasi-informasi yang didapat melalui media sosial.

Jika ingin bertunangan, sebaiknya mengirim orang terdekat kepada keluarga wanita untuk mengetahui hakikatnya.

Baca juga: KD Ungkap Sifat Raul Lemos Setelah 10 Tahun Menikah, Singgung Tata Krama hingga Masalah dengan Aurel

Orang terdekat ini juga harus sesama perempuan, bisa adik, kakak, ibu, bibi dan sebagainya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui hakikat seseorang yang sesungguhnya, sebelum bersedia menikahi atau dinikahi orang lain.

"Tunangan tapi belum tahu keadaan dari Facebook. Lebih baik kirim orang ke tempat keluarga wanita untuk tahu hakikat yang sesungguhnya. Kalau Anda laki-laki, kirim orang perempuan ke keluarga wanita itu untuk duduk beberapa waktu dan menceritakan sifat-sifatnya," sambung Buya.

Buya mewanti-wanti bagi orang yang masih cepat menentukan pilihan hanya melalui media sosial.

Hal ini dikarenakan banyak kebohongan yang tercipta di media sosial.

"Sekarang banyak foto edit-editan di Facebook. Jadi harus lebih berhati-hati. Bisa saja yang di Facebook fotonya hanya pinjam mobil tetangga, biar kelihatan orang berada," ujar Buya saat sedang mencontohkan.

Jika hal itu terjadi, maka salah satu diantara mereka akan merasa dirugikan dan sakit hati.

"Nanti kalau sudah setuju, mengatakan iya kepadanya tetapi tiba-tiba membatalkan, itu akan menyakiti hati orang tersebut," ungkapnya.

Baca juga: Kalina Oktaranny Belum Kenalkan Vicky Prasetyo Kepada Anaknya Meski Sudah Hampir 2 Bulan Menikah

Pernikahan merupakan suatu hal yang sungguh-sungguh.

Hakikat pernikahan yang benar bukan bertunangan melalui media sosial, melainkan mengetahuinya langsung dari keluarganya.

"Pernikahan itu sungguh-sungguh, karena untuk urusan dunia akhirat. Jadi harus benar-benar tahu hakikat keluarganya bukan spekulasi aja," pungkas Buya dalam penjelasannya.

Cara Mengenal Calon Pasangan sebelum Menikah

Untuk mengenal calon pasangan sebelum menikah juga memiliki aturan.

Dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan hal tersebut saat mendapatkan pertanyaan dari jemaah.

Seorang laki-laki yang baik yang menginginkan untuk menikahi seorang perempuan, maka ia harus datang melalui pintu yang baik juga.

Maksud dari penyataan tersebut ialah, tidak merusak hati perempuan tersebut.

"Tanda orang baik menginginkan untuk menikahi adik Anda, ya dengan datang kepada Anda. Itu melalui pintu yang baik, bukan malah merusak hati adik Anda," jawab Buya atas pertayaan jemaah yang didatangi seorang laki-laki yang ingin menikahi adiknya.

Baca juga: Rizky Talak Satu Nadya Sebulan Setelah Menikah: Iki Nerima Aja, Tapi Keluarga Dia yang Minta

Buya mengatakan, apabila ingin mengetahui kenyataan yang sesungguhnya tentang calon pasangan, maka tidak bisa dilakukan secara langsung.

"Kalau mau tahu hakikatnya, maka tidak bisa secara langsung," ujar Buya kepada jemaah.

Bagi seorang wanita yang ingin mengetahui hakikat seorang laki-laki, maka tidak bisa langsung dengan perempuan itu sendiri.

Buya membeberkan jika dilakukannya sendirian, ditakutkan laki-laki tersebut akan berbohong saat ditanya oleh seorang perempuan.

"Jika engkau mengetahui hakikat seorang laki-laki, maka tidak bisa dengan dirimu sendiri. Karena kalau dia ditanya, maka dia akan berbohong," ujar Buya saat menjelaskan sebuah hadis.

Cara yang paling tepat ialah mengirimkan saudara laki-laki dari perempuan tersebut untuk bertemu dan duduk bersama laki-laki yang disukainya.

Dari sini lah akar pengetahuan tentang hakikat seorang laki-laki tersebut.

Baca juga: Raymond Manthey Mantan Suami Yuni Shara, Hanya 4 Bulan Menikah Karena KDRT Kini Sudah Berkeluarga

"Caranya adalah, kirimkan saudara laki-lakimu untuk duduk dengannya, maka akan tahu hakikat sesungguhnya," tandas Buya.

Begitu juga dengan laki-laki yang ingin mengetahui hakikat dari seorang perempuan.

Maka ia harus mengirimkan saudara perempuan atau bibinya untuk bertemu dan duduk bersama perempuan pilihan laki-laki tersebut.

Dari sinilah karakter yang sesungguhnya akan terlihat.

Apakah calon pasangan tersebut rajin beribadah ataupun tidak.

"Begitu juga seorang laki-laki yang ingin tahu seorang wanita, maka kirimlah adik wanita atau bibimu untuk duduk dengannya.

Selama dua hingga hari tiga hari sudah tahu hakikatnya. Karakternya kayak apa, tahajudan atau tidak," ungkap Buya.

Namun fenomena yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda ialah pacaran bahkan taaruf melalui media sosial.

Bagi Buya, itu bisa jadi merupakan sebuah bentuk kebohongan.

Hal ini dikarenakan orang yang menggunakan sosial media hanya mengunggah sesuatu yang baik saja, sementara yang buruknya selalu disembunyikan.

Baca juga: Resmi Menikah, Ariana Grande dan Dalton Gomez Pacaran Setahun

Misalnya saja ia tidak melaksanakan salat tahajud, namun mengabari pasangannya melalui pesan chat yang mengatakan jika dirinya sedang bertahajud.

"Tapi kalau orang pacaran, alasannya adalah taaruf lewat media sosial itu bohong semua. Dia akan selalu menampakkan yang baik dan tidak akan menampakkan yang jelek.

Contohnya jika tidak tahajud aja sudah disetting jam segitu untuk mengirim SMS dan seterusnya," lanjutnya.

Maka jika Anda seorang kakak laki-laki untuk adik perempuan Anda, mintalah kepada adik Anda untuk menyerahkan hal tersebut kepada Anda.

Untuk menuju hubungan yang lebih serius, seorang perempuan tidka hanya cukup percaya dengan calon pasangannya saja.

Tetapi juga dibutuhkan kebenaran dan keseriusan tentang orang tersebut.

"Maka sampaikan pada adik Anda yang sholihah itu untuk menyerahkan kepada Anda, dan Anda memiliki kewajiban untuk mengetahui lebih lanjut. Tidak cukup hanya percaya saja, cari kebenaran orang tersebut," sambungnya.

Jika sudah menemukan kebenaran tentang laki-laki tersebut memang orang baik, maka baru mempertemukan adik perempuan kepada laki-laki tersebut.

Buya menyebut apabila cara tersebut merupakan cara terbaik untuk mengetahui sifat asli calon pasangan, karena tidak saling mencuri hati secara langsung.

"Kalau sudah menemukan, kalau dia benar-benar baik, maka ajak dan pertemukan dengan adik.

Tapi cara ini sudah benar, karena tidak mencuri hati," pesan Buya.

Kemudian Buya menjelaskan, jika membangun cinta itu di atas pernikahan bukan membangun pernikahan di atas cinta.

Hal ini dikarenakan sebab-sebab cinta itu nyata, dan apabila cinta itu baik, maka kedua calon juga akan baik-baik saja.

Baca juga: Sosok Kakek 76 Tahun Menikah Sehari Setelah Lebaran di Makassar, Bukan Orang Sembarang

"Ingat, membangun cinta itu diatas pernikahan, bukan membangun pernikahan diatas cinta. Sebab-sebab cinta itu ada, kalau dia baik insyaallah dia laki-laki juga baik," tegasnya.

Setelah melakukan hal-hal tersebut, tugas Anda sebagai seseornag yang sednag memperjuangkan hubungan menuju pernikahan yang halal ialah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT yaitu dengan cara salat Istikhoroh.

Nmaun yang perlu diingat, istikhoroh tidak harus dengan mimpi untuk menemukan jawabannya.

Melainkan seusia dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Jika orang tersebut baik, maka akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Tetapi jika orang tersebut tidak baik, maka akan diputus oleh Allah SWT.

"Setelah itu istikhoroh. Dan ingat itu jawabannya tidak harus dengan mimpi.

Akan tetapi adalah menjalankan apa yg diajarkan nabi, kalau baik akan dimudahkan Allah, kalau tidak baik akan diputus oleh Allah," pungkasnya.

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved