Lakukan 3 Cara Ini Untuk Memasarkan Produk Jualan Menggunakan Media Sosial
Tak hanya perusahaan besar atau perusahaan startup saja, penggunaan media sosial juga digunakan oleh pedagang online shop.
Lakukan 3 Cara Ini Untuk Memasarkan Produk Jualan Menggunakan Media Sosial
TRIBUNPALU.COM - Platform digital saat ini sedang diminati oleh banyak pengusaha.
Tak hanya perusahaan besar atau perusahaan startup saja, penggunaan media sosial juga digunakan oleh pedagang online shop.
Berbagai strategi dilakukan untuk membuat produk laris di pasaran.
Cara memasarkan produk di media sosial memang cukup beragam.
Mulai dari penggunaan desain atau gambar, video bahkan tulisan sekalipun.
Sayangnya cara untuk memasarkan produk di media sosial juga masih awam bagi pembisnis pemula.
Maka dari itu, berikut ini TribunPalu informasikan cara untuk memasarkan produk di media sosial.
1. Menggunakan Metode Jualan Soft Selling
Dikutip dari laman Hubspot dengan artikelnya yang berjudul "The Salesperson's Guide to the Soft Sell", soft selling adalah pendekatan yang dilakukan oleh sales menggunakan bahasa halus serta menimbulkan rasa keingintahuan seseorang.
Baca juga: Lesty Kejora Dilamar Rizky Billar, Postingan Rizki DA di Instagram Jadi Sorotan: Kurelakan Dirimu
Baca juga: Kenali Istilah Top Post Hashtag di Instagram, Ketahui Juga Cara Untuk Mendapatkannya
Baca juga: 3 Langkah Tambah Jumlah Followers di Instagram,Tanpa Harus Beli: Bikin Konten Viral hingga Interaksi
Saat mengunggah konten dagangan di marketplace seperti Shopee, Toko Pedia dan sejenisnya, konten hard selling akan lebih bisa diterima oleh target market.
Namun jika berjualan melalui Instagram, maka dibutuhkan kemampuan soft selling.
Tak hanya di Instagram saja, penggunaan metode ini berlaku untuk penjualan di berbagai platform media sosial.
Hal itu dibenarkan oleh Konten Kreator yang mengulik dunia digital marketing, Victoria Wong.
"Mungkin jenis konten ini (hard selling) cocok di marketplace, tapi belum tentu di Instagram," ujarnya dalam keterangan tertulis di Instagram miliknya.
Gadis asal Jakarta ini mengatakan, soft selling juga tidak hanya berjualan produk, tetapi juga manfaat.
"Menunjukkan ke orang-orang secara nggak langsung, apa manfaatnya bukan fiturnya bagi mereka terhadap produk kita," sambungnya.
Founder dari Start Your Content Academy ini memberi contoh untuk produk mainan anak-anak.
Dalam unggahan Instagramnya, ia mencontohkan tujuan berjualan mainan anak-anak agar tidak kecanduan gadget dan tetap teredukasi dengan produk jualan.
"Konten harus membahas tips, misalnya tips mengatasi tantrum pada anak (konten milik smarthafiz_abid)," kata Victoria.
Tujuan soft selling menurutnya juga untuk memberitahukan hasil yang diperoleh target market, saat membeli produk tersebut.
Baca juga: 5 Tips Membuat Judul Konten Jualan di Instagram agar Menarik Calon Pembeli
Baca juga: Fitur DM Instagram yang Jarang Diketahui Banyak Orang, Ternyata Juga Bisa Untuk Jualan
Baca juga: Trik Jitu Agar Konten Instagram Masuk Deretan Top Post Hashtag, Akun Auto Dilirik Pengguna

2. Manfaatkan Instagram Story
Dalam unggahan yang berbeda, Victoria mengatakan berjualan laris juga bisa melalui Instagram Story.
Pertama harus membuat rangkaian cerita dan juga interaksi.
"Untuk naikin views IG Story, pertama harus kita pancing biar terjalin interaksi," ujarnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan menyelipkan fitur seperti QnA ataupun polling.
Kedua, memberikan jeda waktu untuk memposting.
Gadis yang kerap disapa Cici Konten ini menjelasakan, unggahan di Instagram Story lebih baik memiliki rentan waktu 2 hingga 3 jam.
"Misal jam 12 cerita, jam 3 share respon orang-orang dan jam 4 atau 5 share testimoni dan jualan produk," sambung Victoria dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Konten Jualan di Instagram Auto Laris dengan Headline Menarik, Catat Cara Menulisnya
Baca juga: Apa Itu Konten Viral? Simak Penjelasan Ini Agar Instagram Anda Berkembang dan Followers Auto Naik
Baca juga: Ketahui Fungsi Fitur Unik Instagram yang Belum Diketahui Banyak Orang

3. Membuat Konten Viral
Victoria mengatakan untuk membuat konten viral, maka harus mengetahui secara pasti siapakah target market yang akan dituju.
"Biasanya kita mikir pas melihat konten viral, ah paling ini ala kadarnya, padahal dibalik itu ada ceritanya," sambung Victoria.
Ia juga membagikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memahami target market.
"Siapa yang mau kamu targetin dengan isi kontenmu.
Apa masalah dan keinginan mereka.
Gimana cara kontenmu bisa bantu masalah mereka dan mendapat keinginannya?
Apa kebiasaan mereka?
Dan dimanakah mereka sering berkumpul?" jelasnya.
Untuk mencari tahu kelima hal tersebut, ia menyarankan untu membuat mini survey yang diberikan kepada orang lain dan sesuai dengan target market.
(TribunPalu.com/Hakim)