Virus Corona

Bahaya Covid Varian Delta, Bisa Diketahui Jika Sudah Banyak Memenuhi Paru-paru

virus covid dari India ini memiliki penularan yang sama dengan varian lainnya. harus diwaspadai varian Delta ini dapat mengelabui sistem imun tubuh

TribunPalu.com/HandOver
Ilustrasi COVID-19 Varian Delta 

TRIBUNPALU.COM - masyarakat perlu hati-hati dengan penyebaran virus covid varian Delta, sebab virus asal India, begitu sangat cepat membuat kondisi seseorang menjadi buruk.

Sebab varian Delta ini baru diketahui saat virus sudah banyak memenuhi Paru-paru.

Puluhan warga dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), telah tertular oleh virus asal India tersebut.

Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto, mengimbau masyarakat untuk menyadari bahayanya penyebaran varian Delta ini.

Menurut dia, virus covid dari India ini memiliki penularan yang sama dengan varian lainnya.

Hanya saja yang harus diwaspadai varian Delta ini dapat mengelabui sistem imun tubuh manusia.

“Sampai saat ini cara penularan belum berubah, tetap lewat mata, mulut, dan hidung. Hanya bedanya mutasi ini bisa mengelabui sistem imun kita. Diam-diam menempel pada sel tubuh kita, maka tidak bergejala di awal kalau yang sebelumnya kan begitu nampak langsung bereaksi, tapi yang ini tidak,” ujar Tonang dilansir dari laman UNS.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto menanggapi penantian masyarakat terkait vaksin virus corona atau Covid-19

Tonang menjelaskan, pasien yang terpapar virus ini baru diketahui setelah virus masuk ke Paru-paru, baru lah si pasien bergejala.

Kondisi ini kata dia, membuat pasien COVID-19 semakin cepat memburuk dan membuat tingkat keefektifan vaksin yang sudah diproduksi sebelum varian ini muncul menjadi berkurang.

“Nggak ketahuan dia (varian Delta) menyebar banyak sampai ke Paru-paru. Baru di Paru-paru menimbulkan gejala dan baru kerasa. Sehingga, orang mengatakan, ‘Kok sekarang cepat sekali memburuk ya?’ Ya, karena ketahuannya pas sudah masuk Paru-paru,” terang Tonang.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG, Sabtu 19 Juni 2021: Waspada Adanya Hujan Lebat dan Angin Kencang

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Sabtu 19 Juni 2021: Hari Gemini Penuh Kebahagiaan, Libra Perlu Berhemat

Baca juga: Hasil Euro 2020 - Derby Britania antara Inggris vs Skotlandia Berakhir Imbang Tanpa Gol

Ia memberikan imbauan agar masyarakat Kota Surakarta tidak perlu cemas berlebihan terhadap masuknya varian Delta ke Indonesia.

Hal ini ia ungkapkan sebagai bantahan atas pemberitaan dari beberapa media yang menyebut varian ini sudah masuk ke Kota Surakarta.

Padahal, fakta yang sebenarnya adalah varian Delta baru ditemukan pada pasien COVID-19 asal Kabupaten Kudus yang diisolasi di Asrama Haji, Donohudan.

Dari hasil pemeriksaan terhadap 34 sampel whole genome sequencing (WGS), sudah dikonfirmasi jika 28 pasien COVID-19 asal Kabupaten Kudus terjangkit varian Delta.

“Delta memang belum dilaporkan ya (red: di Kota Surakarta). Kalau sempat ada kata-kata yang mengatakan bahwa sudah sampai Solo yang dimaksud adalah memang kita akan mendapat tempat untuk menjadi tempat penampungan bagi saudara kita dari Kudus,” tambahnya.

Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Akhir Juni, WHO Minta Indonesia Berlakukan PSBB Ketat

Baca juga: KKB Lari Tunggang Langgang Dihujani Peluru, TNI-Polri Sukses Rebut Bandara Aminggaru Papua

Baca juga: KKB Papua Lari Terbirit-birit Diburu TNI-Polri, Tebang Pohon untuk Halangi Satgas Nemangkawi

Tonang mengatakan beragamnya varian SARS-CoV-2 yang muncul di sejumlah negara, seperti di Inggris dan Brasil, terjadi karena tujuan dari virus bermutasi adalah untuk mempertahankan hidupnya.

Dalam ilmu medis, virus dapat hidup dengan cara menempel pada sel inang.
Apabila, virus masuk ke dalam tubuh manusia yang menjadi inangnya, virus akan terus berkembang biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh manusia.

Virus yang bertahan hidup dalam tubuh manusia, harus beradaptasi dengan selalu bermutasi untuk mengelabui sistem kekebalan tubuh inangnya.

Setelah virus bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali virus, sehingga virus dapat tetap bertahan dan menyerang sel inangnya.

Dengan adanya mutasi juga dapat membuat virus semakin kuat dan lebih mudah berkembang biak.

Hal ini berpotensi menyebabkan munculnya varian SARS-CoV-2 yang baru, seperti varian Delta.

“Semakin ke sini maka berarti terjadi suatu varian yang semakin kompleks mutasinya. Tapi, ada sebagian mutasi yang tidak signifikan dalam arti tidak mengubah kemampuan tubuh kita untuk menghadang,” jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar UNS: Awas, Ini Bahaya Virus Covid Varian Delta"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved