Tips Bisnis
Tak Selalu di Instagram Reels, Perhatikan Hal-hal Berikut Ini untuk Memilih Konten Jualan Terbaik
Ternyata, reels bukan selalu menjadi konten terbaik Instagram untuk mendapatkan reach tinggi. Simak penjelasan berikut ini.
TRIBUNPALU.COM - Melakukan aktivitas bisnis di Instagram bukanlah menjadi hal yang baru lagi di zaman ini.
Bahkan Instagram juga sudah memberikan fitur tersendiri untuk mengelompokkan produk-produk jualan para pembisnis online.
Sebelum Anda menggunakan Instagram sebagai media untuk berjualan, sebaiknya Anda mengetahui jenis konten terbaik yang digunakan untuk berjualan.
Belum lama ini, Instagram merilis fitur reels yang sudah bisa digunakan di smartphone IOS ataupun Android.
Fitur ini diklaim banyak user sebagai fitur mirip TikTok yang bisa mendatangkan banyak viewrs.
Hal itu dibenarkan oleh Konten Kreator Victoria Wong melalui unggahan Instagramnya @victoriawong68.
"Dalam kurang lebih satu minggu, akun ini (@victoriawong68) berhasil menembus 1 juta orang baru dan bertambah lebih dari 3000 pengikut," ujarnya dalam unggahan Instagram.
Baca juga: Reach Instagram Bisa Capai Satu Juta Hanya dengan Fitur Reels, Cocok untuk Jualan Online
Namun ternyata, reels bukan selalu menjadi konten terbaik Instagram untuk mendapatkan reach tinggi.
Hal itu juga sudah dibuktikan oleh founder dari SYCA Academy tersebut.
Umumnya, fitur Instagram yang bisa mendatangkan banayk reach adalah reels, carousel, video pendek, single post, Instagram story dan Instagram TV.
Bagi Victoria Wong, hal itu tidak sellau menjadi urutan yang baku.
"Menurutku yang udah ngetes kesana kemari, urutan itu tidak valid," sambungnya.
Ia mengatakan, terdapat beberapa hal yang perlu dipehatikan agar menemukan fitur terbaik untuk berjualan di Instagram.

1. Market yang berbeda memiliki kemauan masing-masing
Dalam unggahan di Instagramnya @victoriawong68, ia memberikan contoh terkait hal tersebut.
Misalnya saja topik konten kuliner, yang bisa saja audiens lebih menyukai vidoe review makanan daripada melalui konten carousel.
Hal ini dikarenakan video review makanan terlihat lebih nyata jika dibandingkan dengan edukasi instagram melalui konten carousel.
"Topik kuliner bisa jadi marketmu lebih suka video review makanan ketimbang edukasi carausel, karena berasa lebih nyata," ungkap Victoria Wong.
Dalam contoh lain, ia menyebutkan jika topiknya adalah olahraga.
Maka Anda bisa menyuguhkan konten jualan dengan format video daripada carousel.
Mengingat audiens akan lebih tertarik dengan bukti nyata yang bisa dikemas menggunakan konten video pendek.
"Contoh lain olahraga. Bisa jadi orang lebih suka videomu ketimbang edukasi caraousel. Karena mereka lihat ada orangnya atau bukti langsung," sambungnya.
Baca juga: Tips Untuk Menaikkan Viewers di Instagram Reels, Simak Caranya Berikut Ini
2. Tergantung dengan tujuan konten
Gadis yang sering disapa Cici Konten ini mengatakan jika ingin membangun hubungan dengan followers lama, maka sudah tentu menggunakan Instagram Story akan jauh lebih efektif.
"Contoh kalau mau bangun hubungan dengan followers yang udah ada. Maka interaksi di IG Story terbukti efektif," katanya saat menjelasakan melaluimketerangan tertulis.
Namun jika Anda memiliki tujuan untuk menarik followers baru, maka Anda memerlukan konten edukasi atau cerita dalam unggahan Anda di Instagram.
Misalnya saja menggunakan jenis konten carousel yang terbukti lebih efektif daripada single post.
Apalagi jika single post tersebut memiliki caption yang panjang, di mana hal ini mengurangi minat audiens dalam menikmati konten Anda.
"Beda kalau tujuannya mau narik followers baru dari konten edukasi atau cerita agak panjang. Bisa jadi pakai carousel lebih efektif dibanding single post dengan caption panjang lebar," ungkap Victoria Wong dalam menjelaskan.
3. Ketahui karakter dan kemampuan
Setiap audiens memiliki keinginan untuk melihat konten berdasarkan karakter yang mereka sukai.
Ada audiens yang menyukai konten jualan dengan gaya tulisan carousel yang menarik, namun ada juga yang memilih melihat video pendek.
"Ada orang yang disukai karena pinter nulis carousel kayak @andrewnulis. Ada juga penyampaian videonya yang khas seperti ci @niaghania," jelasnya dalam memberikan contoh.
Ia mengimbau untuk memulai membuat konten jualans esuai dnegan apa yang disukai saja, dan hindari sesuatu yang bersifat memaksa.
"Jadi jangan memaksakan diri karena format konten yang populer nggak sesuai dengan skillmu. Mulai dari yang kamu bisa, tiap orang berbeda-beda," sambungnya.

Baca juga: Tips Instagram: Apa Itu Reels? Fitur Baru untuk Unggah Video Layaknya TikTok
4. Berdasarkan isi konten
Victoria mengatakan jika yang paling utama dalam sebuah konten jualan di Instagram ialah isi konten tersebut.
Karena akan tak berguna apabila membuat konten yang sedang viral, namun isinya tidka menarik.
"Pakai format konten yang lagi ramepun percuma kalau isi kontennya nggak menarik," kata Victoria Wong.
Ia menambahkan jika ide dan cara menyusun konten menjadi hal yang terpenting.
Misalnya saja memikirkan judul atau headline yang baik agar konten jualan Anda bisa menarik perhatian audiens.
"Buat paham gimana ketemu ide konten dan cara susunannya, kayak isi dan headline. Supaya kontenmu bisa menarik orang kepoin dam follow akunmu," tandasnya.
Cara Menentukan Target Market
Dikutip dari laman Kompas.com, target market adalah aktivitas memilih dan menilai suatu segmen pasar yang akan dilewati sebuah perusahaan.
Targeting ini bertujuan untuk mempermudah mencapai segmen pasar yang diinginkan, sehingga produk Anda akan lebih mudah ditemukan oleh orang lain.
Pemilihan target market dalam berbisnis online tidak bisa dilakukan dnegan sembarangan.
Dalam sebuah buku yang berjudul "Marketing Plan dan Bisnis (2017" karya Titik Wijayanti yang diwartakan Kompas.com, targeting merupakan salah satu acuan utama untuk menentukan strategi positioning.
Sementara itu dalam artikel lain yang dipublikasi oleh Kompas.com, penulis buku bertajuk "Pemasaran Strategik (2012)" Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra mengatakan terdapat 5 cara untuk menentukan target market.
Baca juga: Tips Jualan Online di Instagram: Buat Judul Slide Carousel Lebih Menarik, Produk Makin Laris Manis
Berikut ini TribunPalu informasikan cara untuk menentukan target market:
1. Single Segmen Concetration, yaitu proses di mana perusahaan memilih sebuah target yang diikuti dengan pertimbangan lain.
Misalnya, keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan, peluang pada segmen yang bersangkutan masih besar, dan sebagainya.
2. Selective specialization, yaitu pemilihan target market yang dilakukaan oleh perusahaan agar sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki.
3. Market specialization, yaitu perusahaan melakukan spesialisasi demi melayani berbagai kebutuhan dari suatu target pasar tertentu.
4. Product specialization, yaitu proses pemusatan produk atau jasa yang akan dijual kepada target market.
5. Full market coverage, yaitu pelayanan sebuah perusahaan kepada kelompok tertentu dan biasanya dilakukan oleh perusahaan besar dengan sumber daya yang besar pula.
(TribunPalu.com/Hakim)