KKB Papua

Berubah Jadi Kampung Mati, Begini Situasi di Distrik Mappenduma Usai Diteror KKB Papua

Komandan Pos Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Letda Rasyid menyebut bahwa kampung di Mappenduma kini semakin sepi warga alias seperti kampung mati.

Handover
Foto Ilustrasi - Anggota KKB Papua. 

TRIBUNPALU.COM - Warga Distrik Mappenduma sangat sering mendapat teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Karena tidak betah dengan situasi mencekam di Distrik Mappenduma, warganya pun berbondong-bondong pergi meninggalkan rumah.

Apalagi, teror KKB pimpinan Egianus Kogoya kerap dilakukan dengan kekerasan terhadap warga sipil.

Komandan Pos Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Letda Rasyid menyebut bahwa kampung di Mappenduma kini semakin sepi warga alias seperti kampung mati.

Hal ini lantaran aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua telah membuat warga di sana berbondong-bondong meninggalkan perkampungan.

Baca juga: Siap-siap! Kota Palu Kena Pengetatan PPKM Mikro, Ini Aturan-aturan yang Harus Dipatuhi

Baca juga: PPKM Mikro Diperpanjang untuk Seluruh Daerah di Luar Jawa, Sulawesi Tengah Termasuk

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Soal Suhu Udara yang Dingin di Beberapa Hari Ini, Terkait Aphelion? Ini Kata Lapan

Sejak tahun 2018, selain warga meninggalkan rumah, kampung tersebut pun tidak ada layanan pemerintahan, baik sekolah dan Puskesmas.

Gedung sekolah serta puskesmas ditinggal petugasnya sejak KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya gencarnya melakukan aksi penembakan dan kekerasan di Kabupaten Nduga.

Seorang anggota Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Praka Al-Furqan mengirimkan video berdurasi 32 detik.

Video tersebut memperlihatkan kondisi Distrik Mappenduma yang sunyi tanpa aktivitas warga.

Komandan Pos Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Letda Rasyid membenarkan hal itu.

“Iya mas, sudah tidak ada warga sama sekali, kampung ini sepi,” ucapnya, dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Distrik Mappenduma Jadi Kampung Mati, Warganya Pilih Tinggal di Gunung karena KKB Egianus Kogoya'

Menurut informasi, warga meninggalkan rumahnya lantaran sering menjadi korban KKB Papua.

“Dulu mereka sering diancam, kalau tidak berikan uang, makanan serta kebutuhan KKB,” bebernya.

Kata dia, masyarakat saat ini memilih bermukim di atas perbukitan.

“Mereka tinggal di gunung-gunung untuk berkebun, mereka sudah takut kembali ke rumahnya,” cetusnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved