Viral
Pedagang Hamil Menangis saat Razia PPKM, Arya Saloka: Orang Meninggal Lama-lama Bukan karena Covid
Aktor Arya Saloka turut mengomentari video seorang pedagang menangis saat razia Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
TRIBUNPALU.COM - Aktor Arya Saloka turut mengomentari video seorang pedagang menangis saat razia Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Video itu menjadi viral di media sosial karena sang pedagang yang sedang hamil itu menyampaikan keluh kesahnya di hadapan petugas.
Diketahui kejadian tersebut terjadi pada Selasa (13/7/2021) yang berlokasi di Jalan KK Singawinata, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta Kota, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Dilansir dari Tribun-Medan.com, video yang berdurasi 27 detik tersebut menjadi viral di media sosial saat diunggah oleh akun instagram @purwakartazamannow.
"Saya BPJS aja enggak punya, sok siapa yang mau ngebiayain kalo saya enggak buka usaha ini" kata seorang ibu di dalam video viral tersebut sambil menahan tangis di depan seluruh petugas gabungan.
"Tapi saya ini nutupnya gimana bapak saya enggak punya rolling door (hanya memakai tirai)," kata ibu tersebut.
Baca juga: Hasrat Chelsea Bungkus Chiesa Makin Menggebu, Siap Tebus 100 Juta Euro Demi Bujuk Juventus
Baca juga: Update Daftar Harga HP Oppo Juli 2021, Mulai Rp 1 Jutaan: Oppo A54, Oppo A74, Oppo A15s, Oppo Reno5
Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur Satpol PP Kabupaten Purwakarta, Dedeh Sofia Hasanah, membenarkan kejadian tersebut terjadi pada saat petugas gabungan dari TNI, Polri Satpol PP, Dishub Kabupaten Purwakarta saat melakukan razia rutin malam di masa PPKM Darurat ini.
"Petugas gabungan sudah melaksanakan tugas sesuai aturan di masa PPKM Darurat ini tidak adanya warung yang menerima makan di tempat," kata Dedeh saat di temui Tribunjabar.id, Rabu (14/7/2021).
Dedeh mengatakan, bahwa petugas gabungan sudah menjalankan tugas sesuai dengan aturan di masa PPKM Darurat, tapi masih banyaknya warung-warung yang membandel dengan tidak mentaati aturan.
"Kami meminta tolong kepada masyarakat untuk turut membantu pemerintah dalam menjalankan PPKM Darurat ini untuk menurunkan mobilitas dari masyarakat," ucapnya.
Sebelumnya, kata Dedeh, pihak pemerintah sudah melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat dalam penerapan PPKM Darurat, hal ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di Kabupaten Purwakarta.
"Kami secara tegas menegakkan hukum yang sudah ditentukan, nanti yang menentukan dari pihak kejaksaan di sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) berapa total yang harus didenda," ucap Dedeh.
Dikomentari Arya Saloka
Arya Saloka pemeran Mas Al Ikatan Cinta turut menanggapi video viral seorang ibu-ibu menangis saat warungnya diminta ditutup ketika terjaring razia PPKM.
Dalam video tersebut, ibu itu tampak hanya bisa berdiri pasrah.
Sementara, sejumlah petugas sudah berada di dalam warung dan di depan warung.
Petugas itu terlihat seperti menulis di atas kertas.
"Saya BPJS aja enggak ada. Siapa yang mau ngebiayain kalau saya enggak ngejalanin usaha ini," ujar ibu tersebut, suaranya bergetar.
Selanjutnya, ia pun menanyakan kepada petugas bagaimana caranya dirinya menutup warungnya.
Pasalnya, di warungnya itu memang tidak terlihat ada gerbang ataupun rolling door.
"Tapi ini saya tutupnya gimana pak, saya enggak punya rolling door," ujarnya memelas.
Melalui unggahan story di akun Instagram-nya, @arya.saloka, Arya Saloka menunjukkan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut.
Ia menulis, jika ada PPKM seperti itu, sebaiknya orang yang membutuhkan dan kekurangan diberikan bantuan.
"Bapak-bapak yang terhormat, kalau mau PPKM seperti ini tolong diberikan bantuan kepada yang membutuhkan dan kekurangan.
"Orang meninggal lama-lama bukan karena Covid, tapi karena stres," tulis @arya.saloka.
Pedagang Diberi Sepeda dan Uang Oleh Polisi
Kisah seorang kakek penjual mainan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Kasmadi (75) kaget ketika dagangannya didatangi seorang polisi.
Kasmadi diminta oleh Aipda Purnomo (41) untuk menutup dagangannya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Se Jawa-Bali ini.
Dilansir dari Tribunnews.com, tak tanggung-tanggung, saat sang kakek tersebut diminta menutup dagangannya, Purnomo malah memberikan sang kakek uang sebesar Rp 5 juta.
Kisah Kasmadi ini juga turut dibagikan Purnomo pada unggahan YouTube miliknya, Punomo Belajar Baik, Senin (12/7/2021).
Diungkapkan Purnomo kepada Tribunnews.com, uang tersebut diberikan kepada kakek Kasmadi untuk memenuhi kebutuhannya selama PPKM darurat ini.
Bahkan jika dimungkinkan, uang tersebut dapat membantu menutup kebutuhan sang kakek selama satu bulan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi PPKM darurat diperpanjang pemerintah.
Baca juga: Viral Kisah Pengantin Pria Talak Istri Setelah Ijab Kabul, Ahli: Permainkan Perkawinan Itu Sembrono
Tidak hanya uang senilai Rp 5 juta saja, Purnomo juga membelikan sebuah sepeda untuk sang kakek.
Mengingat, sejak tahun 1978, sang kakek selalu menjajakan barang dagangannya dengan jalan kaki.
Nasib mujur menimpa sang kakek, diceritakan Purnomo, pertemuannya dengan sang kakek tanpa adanya unsur kesengajaan.
Awalnya, saat melakukan perjalanan pulang dari Polres Lamongan, Jawa Timur, Purnomo tidak sengaja melihat seorang kakek yang berjalan kaki dengan memikul jualan mainan dipinggir jalan.
"Awalnya ndak sengaja ketika pulang dari polres Lamongan kami melihat seorang kakek yang sudah umur berjalan kaki dengan memikul jualan mainan dipinggir jalan raya," terang Purnomo, Senin (12/7/2021).
Melihat itu, Purnomo lantas sengaja hampirinya.
Setelah berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut merupakan warga Desa Datinawong, Kabupaten Babat, Lamongan.
Kasmadi mengatakan kepada Purnomo, biasanya dirinya berjualan di depan sekolah di Lamongan Kota.
Namun, banyak sekolah yang saat ini tutup karena pandemi.
Bahkan, dari mulai subuh sampai jam 11.00 WIB, siang, dagangan Kasmadi belum laku sama sekali.
Oleh karena itu, Kasmadi sekarang berjualan dengan berkeliling di pinggir jalan raya.
Karena faktor usia, jika merasa kelelahan, Kasmadi sering duduk di emperan toko untuk istirahat dan menghilangkan rasa capeknya.
Mengingat, kakinya sudah tidak sanggup untuk berjalan jauh dan menggendong gerobaknya.
Belum lagi soal penglihatannya yang sudah berkurang karena rabun.
"Di saat pandemi sekarang ini, mengais rejeki sangat sulit katanya kepada saya. Namun Pak Kasmadi pantang menyerah meskipun terkadang jualan mainannya jarang terbeli, karena banyak anak-anak sekolah yang sebagai besar jadi pelanggannya tidak sedang libur."
"Namun Pak Kasmadi tetep bersabar, meskipun sekarang rute jalan kakinya semakin jauh ditambah penglihatannya Pak Kasmadi agak berkurang dan rabun, mata sebelah kanan kurang terang karena sakit," kata Purnomo.
Baca juga: Berhasil Dievakuasi, Kedua Jenazah DPO Teroris Poso Belum Terungkap Identitasnya
Baca juga: Duel Berdarah Warnai Ajang Pilkades, Pria 47 Tahun Tewas Ditikam Pendukung Lawan
Melihat kegigihan Kasmadi dalam mengais rezeki, Purnomo lantas membeli dagangan Kasmadi.
Termasuk juga memberikan tambahan modal untuk sementara meliburkan dagangannya selama aturan PPKM ini.
Juga membelikan sepeda untuk Kasmadi, agar selesai PPKM, dirinya tidak berjalan kaki lagi saat menjajakan barang dagangannya.
"Hari ini sengaja kami borong semua jualan pak kasmadi dan kami berikan tambahan modal untuk sementara agar tidak berjualan selama aturan PPKM ini."
"Kami berikan modal juga sepeda buat Pak Kasmadi agar tidak berjalan kaki lagi saat jualan, kasihan," ujar Purnomo.
Lebih lanjut, Purnomo juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap bergotong-royong saling membantu dalam menghadapi pandemi ini.
Tidak hanya Kasmadi, namun pada masyarakat lain yang juga saat ini dalam keadaan susah, oleh karena itu sepatutnya kita membantu.
"Di saat seperti ini, kita bisa bangkit asal kita tetap saling membantu dan membuang rasa egois kita, karena kita adalah bangsa Indonesia yang guyup rukun serta gotong-royong," puskas Purnomo.(*)