Jalan Setapak Tiba-tiba Hilang, 7 Pemuda Tersesat di Hutan NTT dan Minum Air Seni untuk Survive
Jalan setapak tiba-tiba menghilang, 7 pemuda mendapati diri mereka tersesat di hutan Golo Lusang Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mereka lupa membawa kompas saat seperti ini, di mana dalam hutan pepat yang dingin itu, tanpa cahaya matahari yang terlihat, mereka kesulitan menentukan arah pulang.
Para pemuda ini mengaku, mereka akhirnya tersesat di Hutan Golo Lusang hingga ke atas bukit dan di tepi jurang.
Hingga larut malam, mereka tidak mememukan jalan setapak yang tadi mereka lalu, bekal habis, malam sangat dingin menusuk.
Hal ini diungkapkan oleh Paur Humas Polres Manggarai Ipda IMade Budiarsa, para pemuda ini kehabisan bekal dan harus bertahan hidup.
Parahnya lagi, meski mereka menemukan sebuah sungai jernih, namun mereka hanya bisa melihat dari kejauhan dan tak bisa turun karena terjalnya jurang.
Kehausan di tengah malam dan kedinginan, para pemuda ini kemudian mengonsumsi air seni mereka demi bertahan hidup. Saat malam, mereka memilih menyala api dari pemantik atau korek api yang mereka bawa agar tidak kedinginan.
Beruntung mereka memiliki fisik yang kuat dan sudah terlatih bersama alam.
Sembari terus menyalahkan Api dan memperbanyak asap agar terihat orang sekitar, para pemuda ini kemudian terus bertahan melewat malam dan hingga siang hari.
Menurut Ipda I Made Budiarsa, Tim pencarian kemudian berhasil mengetahui keberadaan ketujuh pemuda tersebut.
"Tim pencarian menemukan 7 pemuda ini, karena melihat adanya kepulan asap dari dalam hutan yang sengaja dinyalakan oleh mereka untuk memberi tanda," kata Made, dalam rilis yang diperoleh Kompas.com, Senin malam.
Seperti diceritakan oleh 7 pemuda ini secara bergantian, mereka memulai perjalanan dari jalur bekas lapangan tembak di hutan tersebut.
Dalam perjalanan, mereka tiba di lokasi yang dituju sekitar pukul 11.00 Wita, mereka tiba di danau tujuan rekreasi. Di lokasi, mereka makan siang bersama.
Setelah kurang lebih 2 jam berada di tempat tersebut, mereka kemudian memutuskan untuk pulang.
Namun, mereka tidak mengetahui jalan pulang, karena tidak dilengkapi alat penunjuk arah (kompas). Mereka akhirnya tersesat di dalam hutan.
"Malam makin berlarut, mereka belum menemukan jalan pulang. Mereka juga kehabisan bekal baik makanan ataupun minuman, sehingga untuk bertahan hidup ketujuh remaja itu harus mengonsumsi air seninya masing-masing."