21 Tahun Dipenjara karena Dituduh Membunuh, Guru Ini Dibebaskan Setelah Korbannya Ditemukan Hidup

elama 21 merasakan dinginnya terkurung di penjara, guru ini akhirnya dibebaskan setelah terungkap fakta mengejutkan.

KOMPAS.COM
Ilustrasi Penjara 

TRIBUNPALU.COM - Selama 21 merasakan dinginnya terkurung di Penjara, guru ini akhirnya dibebaskan setelah terungkap fakta mengejutkan.

Ia harus mendekam di balik jeruji besi selama 21 tahun karena dituduh telah melakukan tindak pidana pembunuhan.

Setelah 21 tahun menjalani masa hukuman, kini malah terbukti ia tidak pernah bersalah.

Guru itu dibebaskan ketika orang yang dulu disebut sebagai korban pembunuhannya ditemukan hidup.

Walau perih karena telah menjalani 21 tahun hukuman Penjara, sang guru kini telah berkumpul dengan keluarga tercinta.

Baca juga: Mulai 10 Agustus Ibadah Umrah Dibuka, Jemaah Indonesia Harus Pakai Vaksin Ini Sebelum ke Arab Saudi

Baca juga: Timor Leste Jadi Sasaran BBM Ilegal Padahal Dulu Kaya Minyak, TNI Turun Tangan Basmi Penyeludupan

Berikut ini kisahnya

Seorang guru di Meksiko dibebaskan setelah 21 tahun di Penjara atas kasus pembunuhan, karena orang yang disangka mati ditemukan hidup dan sehat di suatu tempat di AS.

Manuel Valdovinos, seorang guru di kota Texcoco, Meksiko pada 2000, ditangkap dan diduga mengaku membunuh Manuel Martínez Elizalde.

Valdovinos dijatuhi hukuman 41 tahun di balik jeruji besi dan akhirnya dibebaskan pada beberapa pekan lalu, ketika orang yang diduga korban pembunuhannya ditemukan hidup-hidup di AS.

Melansir The Sun pada Kamis (22/7/2021), Valdovinos selalu mempertahankan ketidakbersalahannya dan mengklaim polisi memukuli dan menyiksanya untuk mengakui sesuatu yang tidak pernah dia lakukan.

Menurut satu laporan lokal, polisi membawa Valdovinos ke sebuah gudang dan menggantungnya "dengan rantai, memukulinya dan menyetrumnya, kemudian mereka memasukkannya ke dalam toples berisi air es agar serangan itu tidak diketahui".

Kemudian pada 2006, pengadilan Meksiko membuang bukti DNA yang mengungkapkan bahwa tubuh yang digunakan untuk menghukum Valdovinos bukanlah milik Elizalde.

Dalam sebuah surat kepada presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang memberi lampu hijau pembebasannya, Valdovinos mengatakan, "Hari ini saya dapat memberitahu Anda, setelah menjadi korban penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, pemalsuan kejahatan."

"Saya meminta Anda...untuk memberantas korupsi di dalam pengadilan, di dalam Cabang Yudisial, mudah-mudahan dapat diperluas terutama ke negara bagian Meksiko, karena Manuel Martínez Elizalde masih hidup dan saya adalah korban dari semua itu dan saya dapat memverifikasinya," ungkap Valdovinos.

Guru musik yang rendah hati itu mengatakan dia telah melihat banyak orang "yang kebebasannya diambil tanpa dukungan hukum" selama berada di balik jeruji besi.

Pedro Cesar Carrizales, seorang politisi di parlemen Meksiko, dan aktivis Bryan LeBaron, berhasil melakukan mogok makan di luar kediaman Presiden di Mexico City untuk membebaskan Valdovinos.

Carrizales mengatakan cerita Valdovinos mengilhaminya "untuk menjadi pejuang sosial, karena ada banyak yang berjuang melawan penyiksaan dan banyak lagi yang terpisah dari keluarga mereka".

Dia menambahkan, "Keadilan tidak dilakukan untuk orang miskin, saya merasa terinspirasi karena (Valdovinos), selain memiliki kebencian terhadap sistem, ia membantu di dalam dan mengajari mereka (narapidana) musik. Kami tidak hanya akan berjuang untuknya...(kami akan) mencari keadilan."

Setelah meninjau kasus tersebut, sebuah komite yudisial memerintahkan pembebasan segera Valdovinos, saat keluarganya menunggu di gerbang Penjara Almoloya de Juarez.

Baca juga: Pasien COVID-19 Sedang Kritis, Keluarganya Malah Ditipu Rp 7,5 Juta saat Hendak Beli Tabung Oksigen

Baca juga: Cukup Seduh Ketumbar 3 Gram, Benarkah Bisa Turunkan Kadar Kolesterol? Ini Penjelasan Kesehatannya

Valdovinos berkata, "Jika mereka tidak memberikan tekanan dengan mogok makan, saya tidak akan berdiri di sini hari ini."

Valdovinos mengatakan pihak berwenang Meksiko juga masih belum meminta maaf atas kegagalan besar-besaran dalam aspek hukum keadilan yang ia alami.

Menurut laporan, selama 21 tahun di balik jeruji besi, Valdovinos kehilangan seorang anak dan beberapa orang yang dicintai, dan pada satu titik ia "berharap mereka akan membiarkan saya mati saja".

Meski telah terbebas dari Penjara, ia berpikir bahwa catatan kriminal akan mnyulitkannya untuk mencari pekerjaan.

Tidak jelas apakah tim hukumnya berencana untuk mencari kompensasi atas hukuman Penjara yang salah. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved